Tabloid-Nakita.com - Beberapa infeksi berikut sering terjadi pada bayi, apa gejalanya dan bagaimana penanganan penyakit infeksi pada bayi:
Diare pada bayi
Data dari Unicef dan WHO menyebutkan sekitar 162 ribu bayi meninggal tiap tahun akibat diare di Indonesia. Data yang lain menyebutkan 15% infeksi penyebab kematian pada bayi adalah diare. Umumnya diare yang terjadi pada bayi diakibatkan infeksi bakteri. Apalagi di usia ini bayi sedang senang-senangnya bereksplorasi memasukkan sesuatu ke mulut, seperti tangannya sendiri atau mainannya. Mainan atau tangan yang kotor inilah pembawa bakteri yang menyebabkan infeksi. Yang harus diwaspadai dari diare adalah kemungkinan dehidrasi yang menyertai.
Gejala diare pada bayi:
Yang harus diperhatikan banyaknya cairan yang keluar selama diare. Makin banyak cairan yang keluar, makin berbahaya.
Pada beberapa bayi disertai panas sebagai indikator adanya infeksi.
Penanganan diare pada bayi:
Teruskan pemberian ASI seperti biasa.
Pada bayi 6 bulan ke atas bisa diberikan cairan berupa air putih, ASI, jus, dan oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Segera bawa ke dokter untuk mendapat penanganan. Dokter akan memberikan obat-obatan dan antibiotik bila diperlukan.
Infeksi Jalan Lahir pada bayi
Infeksi lainnya yang juga sering menyerang bayi adalah infeksi jalan lahir. Infeksi didapat dari ibunya saat bayi berada di kandungan ataupun saat melewati jalan lahir. Contoh, infeksi oleh toksoplasma ataupun infeksi lokal seperti infeksi saluran kemih dan keputihan. Infeksi juga bisa didapat karena tertular bayi lain yang sudah terinfeksi lebih dulu di ruang bayi. Hal ini disebabkan bayi baru lahir rentan mengalami infeksi karena imunitas kondisi tubuhnya yang masih lemah.
Gejala infeksi jalan lahir pada bayi:
Suara tangisannya tidak seperti bayi lainnya, melengking atau dalam istilah medisnya disebut high pitch cry atau malah seperti rintihan kesakitan. Kemampuan mengisapnya tidak bagus atau terlihat lemah.
Napas terlihat lebih cepat atau justru lebih lemah.
Penanganan:
Segera bawa ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Salah satu tanda kondisinya sudah membaik adalah kemampuan minum ASI-nya sudah bagus dan tidak lagi terlihat lemah.
Pneumonia pada bayi
Pneumonia alias radang paru tercatat sebagai infeksi yang tersering menyerang bayi, angkanya sampai 18%. Pneumonia yang disebabkan infeksi umumnya karena virus atau bakteri. Bakteri yang menyerang biasanya dari jenis Streptococcus pneumoniae dan Haemophylus influenzae.
Gejala pneumonia pada bayi:
Gejala yang harus diwaspadai adalah suhu badan akan naik (demam). Pada kasus yang parah, penderita tidak hanya mengalami sesak napas, bahkan minum pun akan terasa sulit. Tapi pada bayi biasanya gejala hanya batuk, sesak, tidak mau minum ASI, dan rewel.
Pada bayi umur 0-28 hari atau 1 bulan (neonatus), frekuensi batas napasnya sampai 60 kali atau lebih tarikan dalam 1 menit. Sedangkan anak di atas 1 bulan tapi masih di bawah 1 tahun, frekuensi napas biasanya 50-60 tarikan napas per menit. Tarikan napas yang frekuensi per menitnya di atas normal (50-60 tarikan napas per menit) menunjukkan gejala sesak napas yang harus diwaspadai.
Penanganan pneumonia pada bayi:
Bayi akan diberikan antibiotik spektrum luas melalui infus yang diberikan 4-6 kali sehari.
Setelah sembuh bisa diberikan vaksinasi. Tapi vaksinasi masih terbatas hanya untuk kuman jenis Haemophilus influenza tipe B (HIB), sedangkan untuk jenis lainnya belum ada vaksinnya. Bayi bisa divaksin mulai umur 2 bulan dengan disuntik 3 kali. Bila divaksin mulai usia 6 bulan harus disuntik 2 kali, sedangkan di atas 1 tahun diperlukan sekali suntikan.
KOMENTAR