Satu studi menemukan, perempuan obesitas jauh lebih kecil kemungkinannya untuk hamil dibandingkan perempuan dengan berat badan normal (66,4% perempuan obesitas hamil dalam 12 bulan, dibandingkan dengan 81,4% perempuan dengan berat badan normal).
Perubahan keseimbangan hormon yang dipicu oleh kelebihan berat badan dan obesitas, juga meningkatkan risiko anovulasi (ketika tidak ada telur yang dilepaskan oleh indung telur).
BACA JUGA: Rasakan Manfaat yang Luar Biasa dari Konsumsi Jus Peach Setiap Hari
Sedangkan perempuan dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 27, tiga kali lebih mungkin dibandingkan perempuan dalam kisaran berat badan normal untuk tidak dapat hamil karena mereka tidak berovulasi.
Banyak perempuan yang membawa kelebihan berat badan masih mengalami ovulasi, tetapi kualitas telur yang mereka hasilkan kurang.
Buktinya, di antara perempuan yang berovulasi, setiap unit BMI di atas 29 mengurangi kemungkinan mencapai kehamilan dalam 12 bulan sekitar 4%.
BACA JUGA: [VIDEO] Tips & Trik - Tips Traveling Dengan Nyaman Ala Tanya Larasati
Ketika pasangan menggunakan IVF (program bayi tabung) untuk hamil, kemungkinan kelahiran hidup lebih rendah untuk perempuan yang kelebihan berat badan atau obesitas daripada perempuan dengan BMI normal.
Rata-rata, dibandingkan perempuan yang memiliki berat badan normal, kemungkinan kelahiran hidup dengan IVF berkurang sebesar 9% pada perempuan yang kelebihan berat badan, 20% pada perempuan yang mengalami obesitas.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR