Nakita.id - Kelebihan berat badan alias obesitas memiliki banyak risiko kesehatan.
Salah satunya dapat memengaruhi kesuburan perempuan maupun laki-laki.
Keseimbangan hormonal yang baik mengatur siklus menstruasi.
BACA JUGA: Bukan Hadiah Mahal! Suami, Ini 7 Hal Sederhana yang Diinginkan Istri
Perempuan yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki tingkat hormon yang lebih tinggi, disebut leptin, yang diproduksi dalam jaringan lemak.
Ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan berkurangnya kesuburan.
Kuantitas dan distribusi lemak tubuh memengaruhi siklus menstruasi melalui berbagai mekanisme hormonal.
BACA JUGA: Bikin Wajah Tampak Glowing dengan Menggunakan Kantong Teh Hijau
Semakin berat berlebih dan semakin banyak lemak perut, semakin besar masalah kesuburannya.
Penting diketahui, kelebihan berat badan terutama lemak di bagian perut, memengaruhi resistensi insulin (ketika tubuh harus memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darah normal) dan penurunan kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG).
Begitupun dengan protein yang terlibat dalam regulasi hormon seks androgen dan estrogen.
Ini meningkatkan risiko siklus menstruasi yang tidak teratur, yang pada akhirnya mengurangi kesuburan.
Satu studi menemukan, perempuan obesitas jauh lebih kecil kemungkinannya untuk hamil dibandingkan perempuan dengan berat badan normal (66,4% perempuan obesitas hamil dalam 12 bulan, dibandingkan dengan 81,4% perempuan dengan berat badan normal).
Perubahan keseimbangan hormon yang dipicu oleh kelebihan berat badan dan obesitas, juga meningkatkan risiko anovulasi (ketika tidak ada telur yang dilepaskan oleh indung telur).
BACA JUGA: Rasakan Manfaat yang Luar Biasa dari Konsumsi Jus Peach Setiap Hari
Sedangkan perempuan dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 27, tiga kali lebih mungkin dibandingkan perempuan dalam kisaran berat badan normal untuk tidak dapat hamil karena mereka tidak berovulasi.
Banyak perempuan yang membawa kelebihan berat badan masih mengalami ovulasi, tetapi kualitas telur yang mereka hasilkan kurang.
Buktinya, di antara perempuan yang berovulasi, setiap unit BMI di atas 29 mengurangi kemungkinan mencapai kehamilan dalam 12 bulan sekitar 4%.
BACA JUGA: [VIDEO] Tips & Trik - Tips Traveling Dengan Nyaman Ala Tanya Larasati
Ketika pasangan menggunakan IVF (program bayi tabung) untuk hamil, kemungkinan kelahiran hidup lebih rendah untuk perempuan yang kelebihan berat badan atau obesitas daripada perempuan dengan BMI normal.
Rata-rata, dibandingkan perempuan yang memiliki berat badan normal, kemungkinan kelahiran hidup dengan IVF berkurang sebesar 9% pada perempuan yang kelebihan berat badan, 20% pada perempuan yang mengalami obesitas.
Pada laki-laki, obesitas juga memengaruhi tingkat kesuburan yang lebih rendah.
Tapi bisa dikarenakan berbagai faktor, ini termasuk masalah hormon, disfungsi seksual dan kondisi kesehatan.
BACA JUGA: Bahaya! Banyak Terjadi Pada Perempuan, Kenali Gejala Hipertiroid Moms
Contohnya obesitas, diabetes tipe 2 dan sleep apnea (yang keduanya terkait dengan tingkat testosteron yang lebih rendah dan masalah ereksi.
Diperkirakan berat badan tambahan 10 kilogram mengurangi kesuburan pria sebesar 10%.
Sebuah tinjauan studi tentang efek dari obesitas pada hasil reproduksi menemukan, laki-laki obesitas lebih mungkin mengalami infertilitas.
BACA JUGA: Campuran Kecap dan Jeruk Nipis Bisa Sembuhkan Batuk? Ini Penjelasannya
Begitupun kemungkinan untuk memiliki kelahiran hidup, jika mereka melakukan proses IVF.
Hal ini diduga karena obesitas tidak hanya mengurangi kualitas sperma, tetapi juga mengubah struktur fisik dan molekul sel sperma.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR