Nakita.id – Mendongingi bayi itu mudah, tak perlu selalu dengan membaca buku.
Menurut Andi Yudha Asfandiyar, seorang pemerhati anak yang sudah berulang kali mengikuti seminar tentang dongeng di berbagai negara, saat diwawancara Nakita, mendongeng itu aktivits kreatif.
BACA JUGA: Inilah 4 Manfaat Dongeng Untuk Bayi, Perkembangannya Lebih Cepat
Jadi, bagaimana lagi dong cara mendongeng untuk bayi?
1. Sambil Beraktivitas
Momen-momen saat bayi makan, mandi, dipangku, ditimang, dan sebagainya bisa dimanfaatkan untuk mendongeng.
"Jadi, tidak harus membacakan cerita sebelum tidur. Kalau harus selalu seperti itu sih, bisa-bisa orang tuanya yang tidur duluan," kelakar Andi. Kendati begitu, boleh-boleh saja membacakan buku cerita tertentu untuk bayi, tapi tidak mutlak harus menggunakan cara tersebut.
2. Gunakan Alat Bantu
Gunakan alat bantu supaya dongeng menjadi menarik, selain memberi manfaat lebih untuk merangsang indra bayi.
Misalnya, dot susu yang sudah tidak terpakai diandaikan sebagai topi atau sepatunya sebagai rumah-rumahan.
Demikian halnya dengan kapas, popok, botol sampo, dan sebagainya yang bisa dimanfaatkan sebagai pendukung cerita.
BACA JUGA: Catat, Ini Waktu Ideal Menyimpan Makanan di Dalam Freezer Kulkas!
Kelebatan benda-benda dengan warna yang berbeda-beda itu akan menarik perhatiannya sekaligus merangsang penglihatannya.
Selain itu, biarkan si kecil memegang dan merasakan tekstur alat bantu dongeng tersebut yang amat bermanfaat untuk merangsang indra perabanya.
3. Mainkan Intonasi Suara
Intonasi suara yang berbeda-beda amat bermanfaat bagi indra pendengarannya.
Selain itu intonasi yang berbeda-beda ini akan membuat cerita menjadi lebih menarik.
"Coba bandingkan antara cerita yang dibacakan orang tua dengan suara datar sambil terkantuk-kantuk dengan cara bertutur yang amat hidup dan variatif. Ada suara tinggi untuk tokoh A, suara rendah untuk tokoh B, suara cempreng untuk tokoh C, dan sebagainya," saran Andi Yudha.
BACA JUGA: Begini Analisis Bahasa Tubuh Hubungan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, di Luar Perkiraan
4. Tambahkan Gerakan
Gerakan pantomim sederhana juga bisa disisipkan saat mendongeng.
Misalnya, ketika bercerita tentang kuda melompat, orang tua dapat menyontohkannya dengan gerakan melompat disertai ekspresi muka yang mendukung.
"Tak perlu belajar pantomim secara khusus. Cukup gerakan sederhana saja asal mendukung cerita," lanjut Andi.
Biarkan anak belajar berimajinasi sesuai dengan usianya.
Bila si kecil sudah bisa membuat beberapa gerakan, tak ada salahnya memanfaatkan hal tersebut.
5. Libatkan Perasaan
Seperti sudah disebutkan di atas, ketulusan orang tua bisa menjadi "transmisi" yang kuat untuk mengirim sinyal pada bayi.
BACA JUGA: Unggah Foto Nyentrik Hari Pancasila, Tantri Kotak Banjir Pujian
Ikatan batin bisa dibangun dari aktivitas tersebut.
Begitu juga rasa sayang dan perhatian orang tua dapat terungkap di situ.
"Banyak orang tua yang sekadar mengikuti teori untuk membacakan cerita pada bayinya meski sedang jengkel atau lelah. Jangan salah, bayi bisa merasakan itu semua lo," kata Andi.
6. Semua hal Bisa Diceritakan
Ingat, tidak cuma cerita yang sarat dengan pesan moral yang bisa didongengkan pada si kecil.
Kejadian sehari-hari yang paling sederhana pun bisa diceritakan.
Misalnya, saat mengganti popok, menyuapinya, mengajaknya jalan-jalan di taman kompleks dan sebagainya.
BACA JUGA: Wow, Jahe Ampuh Atasi Nyeri Menstruasi Hingga Morning Sickness!
"Untuk usia ini, cerita dengan pesan moral boleh saja sesekali diperdengarkan, tapi tidak tiap kali bercerita harus ada tokoh antagonis dan protagonisnya," tukas Andi.
7. Batasi Waktunya
Rentang perhatian dan konsentrasi bayi masih sangat terbatas.
Itulah sebabnya, tidak disarankan untuk membacakan si kecil buku cerita yang tebal sampai selesai.
"Cukuplah selama 2-5 menit sebagai permulaan," sarannya. Meski waktunya singkat, tapi kalau frekuensinya sering, lebih terasa manfaatnya.
8. Kesabaran
Satu hal yang juga harus menyertai kegiatan mendongeng adalah kesabaran ekstra.
Bagaimana tidak, Karena respons yang ditunjukkan bayi sering tidak terlihat. Berbeda dari anak yang usianya lebih besar, yang responsnya sudah lebih jelas, semisal senang, sebal, tertarik dan sebagainya.
Jadi, orang tualah yang harus jeli mengamati situasi, apakah bayinya sedang "enak" didongengi atau sebaliknya.
"Cari kesempatan yang enak bagi orang tua maupun bayinya," saran Andi pula.
BACA JUGA: Di Usia Kehamilan 6 Bulan Moms Sebaiknya Hindari 5 Makanan Ini
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR