Kiatnya, jangan pernah lupa mengucapkan 3 kata ajaib “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” pada situasi yang tepat. “Nak, sekalian dong tolong ambilkan sepatu Ayah di rak,” atau “Maaf, tadi Mama menjatuhkan buku Kakak,” atau “Terima kasih ya Mbak Sum sudah mengambilkan piring.” Terkadang meski kita sudah berusaha menjadi role model yang baik, anak tetap saja berlaku kasar. Untuk kasus ini pertimbangkan apakah ada pengaruh dari luar, seperti dari teman ataupun media seperti televisi.
Yang pasti perilaku tak santun tak boleh didiamkan. Jelaskan langsung pada saat kejadian, bahwa apa yang anak lakukan tidak baik. “Kok minta diambilin susunya teriak-teriak gitu? Kakak lupa kata tolongnya ya?”
Jaga emosi
Saat meluruskan perilaku sang buah hati, jaga emosi untuk tidak memarahinya. Selain tidak efektif, dengan marah-marah tanpa sengaja kita malah menunjukkan perilaku yang tak santun padanya. Pesan kita soal sopan santun bisa-bisa berlalu begitu saja, sedangkan perilaku marah-marah justru dicontoh oleh anak. Lebih jauh, anak pun membutuhkan penjelasan mengapa ia harus bersikap sopan.
Beri alasan dalam kalimat sederhana mengapa ia harus mengucapkan terima kasih, mengucap salam, meminta maaf, meminta tolong, dan sebagainya. “Kakak perlu bersalaman setiap bertemu Kakek karena kita harus menghormati orang yang lebih tua.
Kalau Kakak hormat pada Kakek, Kakek juga tambah sayang pada Kakak.” Konsistensi dibutuhkan dengan langsung meluruskan sikap anak yang tidak sopan agar perilaku ini tidak telanjur mengakar kuat pada dirinya. Gunakanlah kata yang lemah lembut setiap menegurnya dan ucapkan dengan penuh kasih sayang sehingga anak bisa menangkapnya dengan baik.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
KOMENTAR