Nakita.id - Moms, tak perlu khawatir lagi akan risiko penggunaan gadget yang berhubungan dengan tumor atau kanker otak.
Sebab pada kenyataannya tumor atau kanker otak terjadi karena multi faktor, seperti gen, usia, jenis kelamin, gaya hidup, riwayat kesehatan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, hingga sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti mengungkapkan hubungan antara kedua hal tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Herlina Uinarni, dr. Sp. Rad (K).
"Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel adalah sejenis gelombang microwave yang termasuk dalam jenis radiasi non-ionisasi dan levelnya tergolong rendah.
Dari puluhan kajian ilmiah yang telah dilakukan sampai sekarang ini belum terdapat bukti ilmiah yang kuat dan skala cakupan secara komprehensif berakibat serupa dengan efek pancaran radiasi gelombang elektromagnetik jenis ionisasi yang telah dinyatakan positif sebagai salah satu penyebab tumor otak atau kerusakan DNA pada sel jaringan tubuh manusia," jelas Herlina saat ditemui di Universitas Atma Jaya, Pluit Raya, Jakarta Utara, Jumat (8/7).
BACA JUGA: Tak Hanya Bantu Menyediakan ASI, Dokter Reisa Ungkap Manfaat Lain Dari Pompa ASI
Meski begitu bukan berarti Moms dapat menggunakan ponsel dan memberikan ponsel pada Si Kecil dengan leluasa, ya.
Herlina mengingatkan ada banyak pengaruh negatif lain antara hubungan penggunaan ponsel dan kesehatan tubuh.
Berikut beberapa pengaruh negatif yang dimaksud, termasuk pula pengaruh 'memanaskan' otak dan kulit.
BACA JUGA: Dipuji Sosok Istri Hebat Oleh Anji Manji, Begini Reaksi Nagita Slavina
- Beberapa menit paparan radiasi ponsel dapat mengubah 5% sel kanker aktif menjadi 95% sel kanker aktif selama periode paparan dan beberapa saat setelah itu.
- Risiko terkena tumor yang amat langka, neuro-epithelia yang berkembang di luar otak meningkat dua kali lipat pada pengguna ponsel dibandingkan non-pengguna.
- Beberapa penelitian menunjukan bahwa radiasi ponsel telah menyebabkan kerusakan DNA dalam sel tubuh.
- Penelitian di Inggris, radiasi dari frekuensi radio yang lemah serupa dengan pancaran ponsel dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh yang bertugas melawan infeksi dan penyakit.
BACA JUGA: Bukan Hanya ASI, Pijatan Juga Penting Diberikan di 28 Hari Pertama Kehidupan Bayi
- Di USA, radiasi ponsel juga dikaitkan dengan bahaya terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Sebuah studi menunjukan bahwa radiasi ponsel menyebabkan cacat pada embrio ayam.
- Kajian di Inggris menyatakan bahwa ponsel dapat membuat panas otak sehingga mengganggu fungsinya.
Dimana tingkat paparan gelombang dari ponsel yang ditempelkan di dekat telinga atau bagian badan tertentu dapat lebih besar daripada tingkat paparan dari stasiun ponsel terhadap seluruh badan.
- Studi di Swedia menunjukan bahwa peningkatan rasa atau sensasi panas sebesar 48 kali terjadi di telinga, muka, dan kepala dari pengguna ponsel.
Di Swedia pula tahun 2006 dilaporkan bahwa kita berisiko 240% lebih besar terkena kanker otak berbahaya tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon.
- Penggunaan ponsel meningkatkan risiko terkena tumor otak sebesar 2,5 kali.
BACA JUGA: Ini Dia Perbedaan Pijat Bayi Matur dan Bayi Prematur, Moms Wajib Tahu!
- Penelitian di Australia menunjukan bahwa tikus pecobaan yang terkena radiasi ponsel selama 18 bulan memiliki tingkat risiko dua kali terkena kanker.
- Di Rusia, ponsel dapat meningkatkan suhu dipermukaan kulit sampai dengan 4,7 oC yang dapat mengarah timbulnya kanker kulit.
- Di Inggris, ditemukan seseorang pengguna ponsel yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi sel-sel kanker pada permukaan kulit yang sering bersentuhan dengan ponsel.
BACA JUGA: Memukau, Ini Potret 14 Cincin Victoria Beckham dari Sang Suami
- Di USA, pengguna berat ponsel mengalami penurunan hormon melatonim yang amat penting untuk mencegah berkembangnya sel-sel kanker.
- Di Austria, perokok pengguna ponsel punya risiko lebih besar terkena kanker dibandingkan pengguna ponsel nonperokok. (*)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Wired,rediff.com,ehtrust.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR