Nakita.id - Ada duka yang terselip, meski bahagia tengah menyertai masyarakat Thailand, khususnya 12 orangtua dan keluarga tim sepak bola yang terjebak di Gua Tham Luang, beberapa waktu lalu.
Salah satu relawan yang merupakan penyelam dari Navy SEAL Saman Gunan, gugur saat melakukan aksi penyelamatan 12 tim sepak bola serta satu asisten pelatihnya bernama Ekapol Chantawong.
Saman menjadi satu-satunya korban yang tak bisa bertahan dalam penyelamatan, karena ia menyelam selama kurang lebih 11 jam.
BACA JUGA: Angkat Topi! Inilah Pahlawan di Balik Berhasilnya Penyelamatan 13 Orang di Gua Thailand
Berita meninggalnya laki-laki tampan berusia 38 tahun ini sempat menjadi kekhawatiran keluarga korban yang terjebak, apakah anak-anak dan pelatihnya mampu bertahan hidup di dalam gua.
Ia berjasa menambahkan udara tambahan di dalam gua, agar para korban dan relawan lain mendapat tambahan udara yang lebih banyak.
Saman kehilangan kesadaran dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Ia menjadi salah satu pahlawan yang akan dikenang meski telah tiada, termasuk untuk orang-orang terdekatnya.
BACA JUGA: Hidup Sebatang Kara, Ini yang Didapat Pelatih 12 Anak yang Terjebak di Gua dari Dunia!
All 13 members of the Wild Boars football team have been successfully rescued. You can now Rest In Peace Saman Kunan. Job well done. #ThamLuang #พาทีมหมูป่ากลับบ้าน #ถ้ำหลวง #Thailand #ThaiCaveResue pic.twitter.com/GuTjmkriLd
— Richard Barrow in Thailand (@RichardBarrow) July 10, 2018
Bagi istrinya, Saman merupakan pahlawan di hati.
Seperti yang ia ungkapkan beberapa waktu lalu.
Saat diwawancarai BBC, Waleeporn Gunan, istri Saman dan ayah Saman bernama Wichai Gunan mengatakan bahwa saat ini, keluarga sedang mempersiapkan hidup tanpa Saman.
BACA JUGA: Berdinding Tepas, Begini Kondisi Rumah Zohri Juara Dunia U-20
Ada kebiasaan haru dan manis yang selalu dilakukan keluarga Saman tiap pagi, "Setiap hari sebelum kami berangkat kerja, kami mengatakan bahwa kami saling mencintai," ujar Waleeporn.
"Dan siangnya, kami berkirim pesan untuk memastikan apakah satu sama lain sudah makan siang," tambahnya.
Waleeporn mengatakan bahwa ia sangat mencintai suaminya, namun dalam kondisi apa pun, suaminya telah memberi peringatan bahwa ajal akan menjemput satu di antaranya kapan saja, sehingga istrinya harus selalu bersiap.
"Saman pernah berkata, kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Kita tidak bisa mengendalikan hal tersebut, sehingga harus menghargai setiap waktu yang dimiliki," ujarnya sembari berderai air mata.
Ia juga merasa bahwa suaminya hanya seperti mati, "Sekarang dia telah pergi. Jika bertanya apakah aku sedih? Rasanya aku seperti mati, tetapi faktanya aku hidup. Aku selalu berusaha menekan kesedihanku."
BACA JUGA: Berhasil Bikin Justin Bieber Bertekuk Lutut, Ini Rahasia Cantik Ala Hailey Baldwin
"Sejak dahulu, ia memang menjadi pahlawan bagi siapa saja. Aku ingin memberitahumu sayang (Saman), kamu adalah pahlawan di hatiku. Dan selamanya akan selalu begitu," tutup Waleeporn.
Meski diselimuti duka mendalam, Waleeporn mengaku bangga dengan apa yang dipilih suaminya.
Bahkan oleh gubernur Chiang Rai Narongsak Osattanakorn, Gunan mendapat gelar 'Pahlawan Gua Tham Luang', dan gelarnya disambut hangat seluruh masyarakat Thailand.
SEAL mngatakan bahwa Saman sebenarnya telah mengundurkan diri, namun ia masih memiliki koneksi yang kuat dan membantu mengharumkan nama SEAL untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Saman dianggap telah menyelesaikan misi dengan baik, dan beristirahat dengan sangat tenang.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | BBC,News.com.au |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR