Nakita.id - Moms termasuk yang menyukai susu full cream?
Susu jenis ini memang dikenal sebagai salah satu sumber lemak terbesar bila kita mengonsumsinya.
Tak heran, banyak yang khawatir jika mengonsumsinya terlalu banyak.
BACA JUGA: Lagi, Pelajar Indonesia Sabet Medali Emas di Olimpiade Matematika Internasional!
Beberapa orang pun khawatir akan kesehatan jantungnya bila susu full cream ini terus dikonsumsi.
Namun ada kabar gembira, sebuah penelitian mengatakan mengonsumsi susu full cream atau produk susu seperli yoghurt, keju dan mentega tidak akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
BACA JUGA: Pertama Kali Tinggalkan Anak Keluar Kota, Zaskia Mecca Degdegan!
Menurut para peneliti di University of Texas Health Science Center di Houston (UTHealth), itu bahkan mungkin menawarkan beberapa manfaat kesehatan.
Penelitian berjudul "Serial measures of circulating biomarkers of dairy fat and total and cause-specific mortality in older adults: the Cardiovascular Health Study" ini diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada 11 Juli lalu.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Ungkap Isi Hatinya yang Terluka di Instagram, Ada Apa?
"Konsumen telah terpapar dengan informasi yang sangat berbeda dan saling bertentangan tentang diet, terutama dalam kaitannya dengan lemak," kata penulis pertama Dr Marcia Otto, asisten profesor di UTHealth School of Public Health.
"Karena itu penting untuk memiliki studi yang kuat, sehingga orang dapat membuat pilihan yang lebih seimbang dan terinformasi berdasarkan fakta ilmiah daripada desas-desus."
BACA JUGA: Manisnya! Ali Syakieb Berikan 'Kode Keras' Citra Kirana untuk Menikah
Hampir 3.000 orang dewasa berusia 65 tahun dan lebih tua mengambil bagian dalam studi, yang didanai oleh National Institutes of Health.
Para peneliti mengukur kadar plasma dari tiga asam lemak yang berbeda (ditemukan dalam produk susu) pada peserta antara interval panjang - pertama pada tahun 1992, untuk kedua kalinya setelah enam tahun, dan yang terakhir kalinya setelah 13 tahun.
Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara berbagai jenis asam lemak dan total kematian.
BACA JUGA: Wow, Menikah Dengan Budget 5 Juta, Pasangan Ini Membuktikannya!
Bahkan, satu jenis dikaitkan dengan kematian penyakit jantung yang lebih rendah sementara orang-orang dengan tingkat asam lemak yang lebih tinggi, 42% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat stroke.
Dengan kata lain, konsumsi produk susu utuh atau penuh lemak sebenarnya memiliki efek berlawanan dari apa yang dikhawatirkan banyak orang.
BACA JUGA: Cara Mudah Meredakan Nyeri pada Bayi Setelah Mendapat Suntik Vaksin
"Begitu lama, 'rendah lemak baik, tinggi lemak buruk'. Saya pikir orang-orang mulai menyadari bahwa lemak itu baik-baik saja, tetapi penting untuk tidak hanya melihat hal-hal dan menerapkan aturan selimut 'produk susu penuh lemak sekarang adalah susu yang baik dan rendah lemak buruk," kata ahli gizi dan konsultan nutrisi Chloe McLeod.
"Semuanya memiliki tempatnya dan ada berbagai cara berbeda yang dapat digunakan."
Hal-hal utama yang perlu diingat adalah konsumsi lemak moderat dan rendahnya konsumsi gula.
Jika Moms mendapati cukup lemak dari sumber makanan lain, memilih susu rendah lemak mungkin bermanfaat.
Tapi produk susu rendah lemak harus dipilih dengan hati-hati karena banyak mengandung kadar gula tambahan.
BACA JUGA: Dibilang Gendut, Pembelaan Iko Uwais Ini Bikin Audy Tersanjung
Otto menekankan pentingnya mendapatkan cukup nutrisi seperti kalsium dan potasium pada setiap usia.
Nutrisi itupun penting untuk pertumbuhan anak-anak, untuk membangun tulang yang kuat, mereka juga diperlukan di tahun-tahun kemudian ketika risiko osteoporosis (tulang rapuh karena penuaan) meningkat.
BACA JUGA: Terinspirasi Zohri, Dewi Sandra Tulis Renungan yang Menggetarkan Hati
Dia menarik perhatian pada Pedoman Diet 2015-2020 yang menyarankan untuk mengonsumsi produk susu bebas lemak atau rendah lemak.
Dia mendorong para ahli untuk meninjau kembali rekomendasi dan memperbaruinya dengan penelitian berbasis bukti. (*)
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR