Nakita.id - Saat ini mulai banyak orang yang sadar untuk menghentikan dan mengganti penggunaan sedotan plastik.
Sebab menurut data Divers Clean Action, pemakaian sedotan plastik di Indonesia mencapai lebih dari 93 juta batang setiap harinya.
Dimana jika dibentangkan, rangkaian sedotan plastik tersebut jaraknya seperti 5 kali perjalanan pulang pergi Jakarta-Papua.
BACA JUGA: Sama-Sama Panjat Tiang Demi Benarkan Tali Bendera, Nasib Bocah Ini Jauh Berbeda Dari Joni
Salah satu orang yang sadar dan kerap menyebarkan pesan untuk mengurangi sampah plastik ini ialah Andien Aisyah.
Penyanyi yang juga ibu dari Anaku Askara Biru ini mengaku mulai menghentikan penggunaan sedotan plastik dan membawa sedotan stainless steel.
Andien percaya dengan langkah kecil yang ia lakukan sehari-hari tersebut dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan.
Namun selain masalah lingkungan, sebenarnya ada pula masalah lain yang dapat dapat dihasilkan sedotan dan berbahaya untuk kesehatan.
Dilansir dari Reader's Digest ada beberapa hal yang akan terjadi pada tubuh saat menggunakan sedotan.
Kerutan
Menurut dokter kulit bersertifikat dan kontributor RealSelf Sejal Shah, MD, menghirup sedotan adalah salah satu kebiasaan sehari-hari yang menyebabkan keriput.
Menggunakan sedotan secara teratur berarti membuat otot-otot akan melalui gerakan berulang mengerucutkan bibir.
Mengulangi gerakan ini memecah kolagen dekat mulut Anda, menyebabkan lipatan kulit permanen.
BACA JUGA: Cukup Sulit, Ini Aturan Makan Untuk Penderita Hipertiroid Seperti Istri Delon
Berpotensi menambah berat badan
Menurut Washington Post, sedotan dapat menyebabkan seseorang minum lebih banyak bila dibandingkan menggunakan gelas atau cangkir.
Sebab minum melalui sedotan menetralkan bau minuman yang juga bisa menyebabkan konsumsi berlebihan.
Oleh karena itu, penggunaan sedotan sebaiknya dilakukan secara bijaksana.
BACA JUGA: Jadi Artis Termahal 2018, Ini Mewahnya Apartemen Priyanka Chopra Tunangan Nick Jonas
Gigi berlubang
Minum dari sedotan sepertinya merupakan solusi yang baik untuk menghindari gigi berlubang dan gigi berlubang.
Namun ternyata justru sebaliknya.
“Gula dari soda atau asam dari anggur dan kopi masih menyentuh gigi Anda bahkan ketika minum melalui sedotan,” ujar Kami Kohani, DDS.
"Anda mungkin mengirim beban itu ke geraham Anda, di mana gigi berlubang kemungkinan besar akan terjadi,' tambahnya.
Inilah alasan lain mengapa sebaiknya penggunaan sedotan dihentikan.
BACA JUGA: Fatwa MUI: Vaksin MR Boleh Digunakan Meski Mengandung Babi
Gigi bernoda
Mark Burhenne, DDS, menambahkan bahwa menggunakan sedotan juga dapat membuat gigi bernoda.
Menurut Dr. Burhenne, satu-satunya cara penggunaan sedotam berpotensi melindungi gigi adalah jika ujung sedotan ada di bagian belakang mulut dan cairan langsung masuk ke tenggorokan tanpa menyentuh gigi.
Hal tersebut tentu susah untuk dilakukan.
Sensasi gas dan kembung
Menggunakan sedotan berarti menghirup lebih dari sekedar minuman.
Nesochi Okeke-Igbokwe, MD, seorang dokter dan ahli kesehatan, mengatakan saat seseorang menggunakan sedotan maka ia akan menelan udara berlebih yang disebut aerophagia.
"Penumpukan udara berlebih di saluran pencernaan dapat diterjemahkan menjadi lebih bersendawa untuk melepaskan udara tertelan," kata Dr Okeke-Igbokwe.
Mirip dengan menggunakan sedotan, makan makanan terlalu cepat dan minum minuman berkarbonasi super bisa berkontribusi untuk menelan banyak udara juga.
BACA JUGA: Zaskia Adya Mecca Tetap Tidur Enak Meski Punya Balita, Ini Rahasianya
Tubuh terkena bahan kimia
Sedotan plastik biasanya terbuat dari polypropylene, sejenis plastik yang terbuat dari minyak bumi, laporan Washington Post.
Meskipun Food and Drug Administration menyatakan makanan polypropylene aman, bahan kimia dari plastik bisa bocor ke dalam air.
Namun penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science juga menunjukkan bahwa senyawa tersebut bisa mempengaruhi kadar estrogen pada manusia.
Oleh karena itulah penggunaan sedotan sebaiknya mulai dihindari.
BACA JUGA: Tak Hanya Sandra Dewi, Deretan Artis Cantik Ini Juga Pernah Jadi Lukisan Truk, Kocak-kocak!
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR