Konsumsi kalsium yang cukup memastikan tubuh memiliki cadangan bahan untuk membentuk sel tulang yang baru. Namun demikian, pembentukan sel tulang tidak serta merta terjadi ketika cadangan kalsium tersedia saja. Ada banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan tulang. Faktor hormonal merupakan salah satu faktor yang memegang peran kunci dalam pengaturan pemanfaatan cadangan kalsium di dalam tubuh. Beberapa hormon dan faktor pembentuk tulang dapat distimulasi melalui aktivitas fisik. Jadi, asupan kalsium harus disertai aktivitas fisik yang cukup agar bisa meningkatkan penggunaan kalsium dan mengoptimalkan pertumbuhan tulang.
JUMLAH YANG DISARANKAN
Protein dan kalsium harus dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan seimbang. Kelebihan asupan protein tanpa diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup dapat memicu pengeluaran kalsium yang berlebihan melalui air kencing, demikian antara lain diungkapkan Bess Dawson-Hughes, dalam artikel Interaction of Dietary Calcium and Protein in Bone Health in Human yang dimuat di Journal of Nutrition 2003 (Issue 24:850-851). Sebaliknya, kekurangan protein juga dapat mengganggu penyerapan kalsium di saluran cerna. Kedua hal tersebut akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena cadangan kalsium untuk pembentukan sel tulang akan berkurang.
Masa bayi dan balita menjadi salah satu periode usia di mana proses pembangunan besar-besaran terjadi di dalam tubuh, terutama masa-masa pembentukan tulang dan otot. Pada masa ini, kebutuhan zat gizi, utamanya protein dan kalsium, meningkat bahkan hingga dua kali lipat kebutuhan orang dewasa. Menurut Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan pada 2013, apabila orang dewasa hanya membutuhkan sekitar 1 gram protein per kilogram berat badannya, maka balita memerlukan sekitar 2 gram protein per kilogram berat badannya. Selain itu, balita memerlukan sekitar 600 hingga 1000 mg kalsium per hari untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya.
Baca juga: Pola Makan Sesuai Usia
ADA DI PANGAN HEWANI DAN NABATI
Kebutuhan protein dan kalsium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan. Baik dalam pangan nabati maupun hewani terdapat protein dan kalsium, tetapi jenis protein dan kalsiumnya berbeda. Pangan hewani biasanya mengandung protein yang memiliki kandungan asam amino lebih lengkap ketimbang pangan nabati. Selain itu, pangan nabati biasanya memiliki zat-zat anti gizi yang dapat menghambat penyerapan kalsium di saluran cerna. Beberapa contoh makanan yang mengandung protein dan kalsium yang baik bagi pertumbuhan balita, antara lain ikan, daging, susu, dan olahan susu.
Mengacu pada buku Advanced Nutrition: Macronutrients, Micronutrients, and Metabolism (Carolyn D. Berdanier dan Janos Zempleni, CRC Press 2009), Fani mengatakan bahwa anak usia 1 hingga 3 tahun membutuhkan sekitar 26 gram protein dan 650 mg kalsium per harinya. Satu gelas susu mengandung 5 gram protein dan 260 mg atau 40% kalsium. Konsumsi 1 hingga 2 gelas susu per hari disertai dengan konsumsi makanan padat akan mampu memenuhi kebutuhan protein dan kalsium untuk pertumbuhan anak usia 1 hingga 3 tahun.
Anak usia 4 hingga 6 tahun membutuhkan sekitar 35 gram protein dan 1000 mg kalsium setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Satu gelas susu pertumbuhan untuk usia 3-5 tahun mengandung 6 gram protein dan 450 mg atau 45% kalsium. Jumlah ini mampu membantu pemenuhan kebutuhan protein dan kalsium harian apabila dikonsumsi 1 hingga 2 kali sehari, tentunya lengkapi konsumsi harian anak dengan makanan padat untuk melengkapi kebutuhan zat gizi lainnya.
Sebagai kisaran, inilah porsi nutrisi seimbang yang sangat mendukung pertumbuhan optimal:
• Energi (didapat dari karbohidrat, lemak, protein) 30%.
• Vitamin (A, C, D, B kompleks) 30%.
• Mineral (kalsium, seng, iodium, zat besi, selenium) 30%.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR