Nakita.id - Bayi harus dijaga agar tidak jatuh sakit. Tak ada frekuensi sakit yang dianggap wajar selama masa tahun pertama ini.
Namun, apa boleh buat, karena kondisi imunitas bayi berlangsung turun naik, gangguan kesehatan pun bisa datang kapan saja. Utamanya, selepas usia 3 bulan ketika ibu kembali bekerja atau 6 bulan ketika asupan ASI mulai diselingi makanan pendamping ASI yang bisa saja memicu alergi.
Penurunan daya tahan tubuh juga terjadi akibat perubahan cuaca atau menghadapi cuaca yang ekstrem, kelelahan karena bepergian, terjatuh ketika belajar merangkak, dan sebab-sebab lain.
Apalagi jika di masa 6 bulan pertama bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Penanganan sakit pada bayi agak berbeda dari penanganan orang dewasa. Pada bayi, pemberian obat harus benar-benar berdasarkan perhitungan rasional yang sesuai dengan kasusnya.
Pada tahap yang ringan, bayi usia 0-6 bulan cukup diberi ASI saja, tak perlu diberikan apa-apa lagi, meski hanya air putih.
Kecuali untuk pemakaian di luar tubuh. Berikut saran Nurfadilah, M.Psi, Koordinator Taman Pengembangan Anak Makara, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia:
1. Demam
Jika masih hangat (sumeng), bayi cukup disusui lebih banyak dan diistirahatkan. Jika panasnya lebih dari 40C pun, bayi tetap disarankan untuk disusui sesering mungkin/minum lebih banyak selain diberi obat penurun panas.
Jika panasnya tidak turun selama 2-3 hari atau berulang, bayi harus segera dibawa ke dokter.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR