Nakita.id - Di kota-kota yang tercemar polusi di seluruh dunia, semakin sulit untuk mendapatkan udara segar.
Bagaimana tidak, mobil mengisi jalan dengan knalpot dan partikel kecil, asap dari pabrik dan pembangkit listrik pun sesak mengisi langit.
Pada hari-hari tertentu, hari-hari musim panas yang cerah khususnya, partikel-partikel bisa diubah menjadi ozon berbahaya.
BACA JUGA: 5 Hal Paling Tidak Biasa yang Dapat Menyebabkan Diabetes Tipe 2!
Semua polusi udara ini, asap dan ozon - tidak hanya mencekik paru-paru setiap orang yang menghirupnya, tapi juga membebani dan merusak otak kita.
Menurut sebuah studi yang baru diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, paparan kronis terhadap polusi udara tampaknya menyebabkan efek merugikan pada kognisi yang memburuk sepanjang hidup.
BACA JUGA: Diet Keto Dapat Memengaruhi Gairah Seksual? Ini Penjelasannya!
Juga berpotensi meningkatkan faktor risiko untuk penyakit degeneratif seperti demensia dan Alzheimer.
Kami sudah tahu bahwa terpapar pada polusi dapat merugikan Si Kecil, merugikan tubuh dan otak mereka yang sedang berkembang, menurut penulis studi tersebut.
Namun studi baru menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa efeknya tidak berhenti, tetapi malah semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
Seperti yang dicatat oleh para penulis penelitian, ini bisa membuat berurusan dengan penyakit otak akhir kehidupan bahkan lebih mahal, dan pada akhirnya dapat merawat lansia yang lebih kompleks bagi masyarakat.
BACA JUGA: Tak Bisa Nonton Langsung Closing Asian Games, Widi Mulia Pesan Hal Ini Untuk Warganet
Lantas bagaimana bila seseorang terus mendapatkan udara yang buruk atau terpapar polusi?
Untuk studi terbaru ini, tim peneliti memeriksa data dari survei nasional yang dilakukan di 162 kabupaten acak di seluruh China antara 2010 dan 2014, dan membandingkan hasil ini dengan data kualitas udara resmi.
Dengan menggunakan beberapa tahun data, para peneliti dapat melihat bagaimana waktu yang sangat tercemar mempengaruhi skor tes verbal dan matematika (Hari-hari musim panas cenderung memiliki polusi yang sangat buruk, misalnya).
BACA JUGA: Rachel Amanda Resmi Jadi Lulusan UI, Cantik Pakai Dua Jenis Kebaya Saat Wisuda!
Mereka juga dapat melihat bagaimana hidup di daerah yang tercemar mengubah nilai ujian dari waktu ke waktu.
Efek kumulatif ini signifikan.
Secara keseluruhan, penulis penelitian menemukan bahwa polusi udara memengaruhi lebih besar pada nilai tes verbal daripada skor matematika, meskipun itu memiliki efek pada keduanya.
Ada juga efek yang lebih besar pada laki-laki daripada perempuan.
Para penulis menghubungkan hal ini dengan fakta bahwa polusi udara cenderung memiliki efek yang lebih kuat pada area otak yang diandalkan dalam tes verbal.
Dalam studi tersebut, penulis menulis bahwa 98% kota dengan populasi di atas 100.000 di negara berpenghasilan rendah dan menengah gagal memenuhi pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia.
BACA JUGA: Awas, Selain Manfaat Ada Juga Efek Samping Minyak Ikan Bagi Ibu Hamil
Itu membuat temuan ini berlaku untuk kota-kota dengan masalah polusi di seluruh dunia.
Ada banyak alasan untuk khawatir tentang polusi udara secara umum, mulai peningkatan kemungkinan penyakit paru-paru dan jantung hingga fakta bahwa polusi udara membantu mendorong perubahan iklim, berpotensi menyebabkan sejumlah efek kesehatan yang serius.
Tetapi ketika berbicara tentang efek negatif dari udara yang buruk, kita jelas tidak dapat mengabaikan cara udara ini dapat mengubah kemampuan orang untuk berpikir.
BACA JUGA: Bikin Warganet Baper, Ini Momen Edward Akbar Saat Melamar Kimberly!
Untuk itu, meski sangat sulit untuk menghindari polusi udara, kita dapat melakukan detoksifikasi tubuh untuk membuang zat-zat berbahaya dari tubuh dan otak kita.
Misalnya dengan rajin mengonsumsi buah-buahan sehat yang kaya akan vitamin, juga dengan cukup beristirahat.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR