Nakita.id - “Sepertinya aku ingin diet, agar tubuhku kurus, langsing. Pasti makin cantik!”
Ungkapan tersebut seolah sudah menjadi standar bagi seorang perempuan di seluruh penjuru negeri ini.
Kini, standar kecantikan seolah berubah dalam pandangan masyarakat luas.
Banyak di antara mereka berpedoman bahwa cantik tak hanya milik mereka yang hatinya bersih dan berpekerti baik, tetapi dari segi penampilan.
Salah satu penampilan yang jadi sorota dan dambaan mereka yaitu memiliki tubuh kurus, langsing, bak model dunia papan atas, seperti layaknya para model yang meliuk-liuk di panggung Victoria's Secret.
Baca Juga : Ingin Cepat Kurus Tanpa Olaharaga atau Diet? Lakukan 5 Pekerjaan Rumah Ini
Tubuh mereka seolah menjadi kiblat bagi kecantikan para perempuan di seluruh penjuru dunia.
Dan ternyata hal ini terus-menerus dihubungkan oleh otak manusia. Menurut yang ia lihat indah, begtu lah perspektif kebenaran dari dalam dirinya.
Sehingga tak jarang bila kini sangat banyak berbagai iklan obat penurun berat badan atau pemangkas berat badan beredar, bahkan bermunculan di kolom komentar media sosial milik para selebritis.
Selaku itukah dan sangat dinimati seperti itukah produk yang mereka tawarkan?
Ternyata benar! Para perempuan kini memilih dan sangat mengidamkan tubuh yang langsing dan cantik.
Segala cara ia coba bahkan ia telah lakukan, meski berkali-kali gagal.
Bahkan mereka kerap mengabaikan berbagai bahaya yang mungkin bisa menghantui mereka ketika mereka menerapkan pola yang salah, demi memiliki tubuh langsing.
Itu karena kecantikan bagi mereka hanya bagi pemilik tubuh yang kurus.
Bagi perempuan secara luas, kini langsing dan kurus merupakan patokan ideal.
Sehingga bila mereka memakai teori tubuh ideal yaitu dengan cara perhitungan kalkulator BMI seolah tak berlaku lagi bagi para perempuan yang sudah memandang kiblat kurus merupakan tubuh ideal.
Baca Juga : Gisel Terharu Bongkar Perlakuan Pengasuhnya Pada Gempi Saat di Rumah Berdua!
Bahkan mereka sangat gila terhadap segala pujian tentang standar kecantikan.
Mereka tak segan berlomba dan juga berusaha untuk menemukan cara terbaik bagaimana tubuhnya bisa langsing dan kurus sehingga mereka banjir pujian, layaknya pada perempuan yang mereka junjung dan idam-idamkan.
Sangat ekstrem, kebiasaan ini makin lama akan berpengaruh pada masa mendatang, di mana nantinya, banyak orang yang hanya mengandalkan fisik dan memiliki subjektivitas sangat tinggi.
Karena hal tersebut tak menutup kemungkinan membuat perspektif seseorang lebih dinilai postif bila penampilannya cukup ‘enak’ untuk dipandang.
Berbagai diet kini ditawarkan sebagai usaha seseorang memangkas berat badan mereka yang berlebih.
Bila menginginkan cara yang sehat, mereka akan memilih olahraga secara teratur dan diiringi mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi.
Atau, mereka bisa mencoba cara diet karbo, DBM, diet vegan, dan berbagai diet lain yang sudah dipopulerkan oleh selebritis atau influencer dan berhasil bagi mereka.
Kenyataannya, kebutuhan tubuh setiap orang tak sama.
Tak semua cara diet cocok dan menguntungkan serta berpengaruh bagi semua orang.
Kerap kali diet yang mereka lakukan justru berbahaya dan mengancam kesehatan mereka.
Baca Juga : Ini Moms, 5 Bahan Sederhana yang Membuat Rambut Lebih Mudah Diatur
Diet Berbahaya
Sering tak kita sadari, berbagai diet justru membuat kesehatan dan juga kebugaran tubuh terganggu.
Meskipun banyak dari mereka yang berhasil menjalankan diet tersebut.
Berbagai diet yang berbahaya dan masih kerap diterapkan, terutama seorang perempuan yang menginginkan tubuh ideal antara lain:
1. Diet Keto
Diet yang sedang digandrungi karena terasa enak dan nikmat meski harus mengurangi beberapa menu makanan ini jadi salah satu yang paling populer beberapa tahun terakhir.
Secara teoritis, diet keto atau diet ketosis merupakan diet yang secara praktis akan membakar karbohidrat yang merupakan bahan bakar penting bagi tbuh.
Pelaku diet keto akan secara drastis memotong kebutuhan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dan membakar lemak yang masuk di dalam tiap menunya secara otomatis.
Kesimpulannya, selain karbohidrat, lemak yang menjadi menu paling utama juga terpangkas nutrisinya.
Sehingga tak heran bila diet ini menjadi diet yang paling menarik karena mampu memangka berat badan dengan cara praktis dan efektif.
Kenyataannya, tubuh akan kehilangan sumber bahan bakarnya dan akan lemas karena tubuh memiliki kebutuhan karbohidrat dan juga lemak yang cukup tinggi.
2. Diet body reset
Baca Juga : Dapat Membuat Anak Lebih Cerdas, Cukup Lakukan 4 Aktivitas Ini
Diet yang dipopulerkan oleh Harley Pasternak ini merupakan diet yang cukup efektif memangkas berat badan.
Pasternak sendiri merupakan ahli gizi yang sempat mendampingi Alicia Keys, Lady Gaga, Rihanna dan lain sebagainya.
Diet ini merupakan program diet yang dijalankan 15 hari dengan memberi berbagai pantangan.
Di fase awal diet, pengikutnya diharuskan mengonsumsi jus selama lima hari.
Setelah lima hari mengonsumsi jus, mereka baru diperbolehkan untuk mengonsumsi makan-makanan padat.
Yang makin menantang, jus yang diminum selama lima hari awal bukanlah jus yang biasa dikonsumsi orang-orang pada umumnya.
Hanya smooties dan jus bayilah yang boleh mereka konsumsi.
3. Diet puasa
Dokter Michael Mosley, dokter yang juga seorang jurnalis menggandeng Mimi Spencer, seorang penulis untuk mengabadikan percobaan yang telah ia lakukan.
Mosley menuangkan percobaannya ke dalam buku The Fast Diet, karena ia telah berhasil menjalankan diet yang ia coba sendiri.
Dalam programnya ini, Mosley menetapkan aturan diet puasa.
Yaitu diet yang mengatur pengikutnya menjalani aturan 5 : 2, yaitu lima hari makan normal, dua hari mengurangi makan kalori hingga 25 persen, dan begitu seterusnya.
Baca Juga : Mulan Jameela Terus Diolok dan Dibandingkan dengan Maia, Dul Jaelani Tak Terima!
Ia memberi arahan juga bila laki-laki umumnya memerlukan 600 kalori, sedangkan perempuan membutuhkan 500 kalori, sehingga dalam teori dietnya, disarankan untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti ayam tanpa kulit dan kacang-kacangan dengan dalih mampu menahan lapar lebih lama.
Tetapi kenyataannya, kalori justru tak terpenuhi oleh sumber makanan yang disarankan. Pelaku diet puasa ini justru kekurangan serat dan nutrisi karena kebutuhan pangan dan nutrisi manusia tak hanya sekedar protein saja.
Memandang berbagai teori yang membuka kedok bahaya di balik beberapa diet yang sedang sangat diminati ini, ada pula berbagai cara lain selain diet.
Di antaranya, mengonsumsi jamu atau obat penurun berat badan.
Bahaya Suplemen Pelangsing
Berbagai kasus telah terbukti berbahaya bagi kesehatan demi mendapat tubuh langsing, kurus dan dinilai ideal.
Seperti beberapa insiden yang berisiko antara lain sempat ditulis oleh Nakita.id.
1. Seorang perempuan menemukan kista sebesar 5 kilogram di tubuhnya setelah ia mengonsumsi suplemen pelangsing selama dua bulan.
Baca Juga : Suami Shezy Idris Sudah Ingin Cerai 6 Tahun Lalu, Ternyata Begini Konflik Rumah Tangganya!
2. Teh pelangsing dianggap sebagai peluntur lemak yang efektif, nyatanya bisa menyebabkan berbagai masalah seperti kandungan berbahaya dalam teh yang justru akan membuat tubuh terganggu, gangguan pencernaan, metabolisme yang tak terkontrol dan juga menyebabkan jantung hingga kematian.
3. Pil pelangsing menyebabkan ketergantungan seperti yang dialami Xiaoli.
Ia merupakan perempuan China yang bobot tubuhnya terus bertambah mencapai 100 kilogram saat memutuskan berhenti megonsumsi pil.
Bahkan, ia terpaksa harus menjalani operasi lemak untuk memangkas lemak berbahaya yang penuh zat kimia dalam tubuhnya.
Berbagai kejadian tersebut seolah tak menjadi ketakutan bagi mereka yang tetap ingin tampil langsing agar terlihat cantik.
Selain suplemen pelangsing, kini marak dikonsumsi apple vinegar atau cuka apel untuk menurunkan berat badan.
Cuka apel dipercaya mampu mengurangi napsu dengan cara meningkatkan metabolisme dalam tubuh.
Bila ada iming-iming mengurangi napsu makan, pengincar tubuh kurus dan langsing seakan latah dan selalu ingin mencoba serta mempraktekkannya.
Dipakailah cuka apel sebagai campuran obat untuk penurun berat badan karena di media sosial, muncul berbagai testimoni dan juga bukti langsingnya seseorang hanya dengan mengonsumsi cuka apel dicampur air hangat.
Baca Juga : Foto Bareng Choi Siwon, Armand Maulana: Kami Mau Bikin Duo!
Tetapi tak disangka, ternyata mengonsumsi cuka apel ternyata cukup berbahaya, apa lagi untuk mereka yang percaya, mereka diharuskan mengonsumsi cuka apel setiap harinya.
Cuka apel mengandung asam sangat tinggi yang berbahaya bagi tenggorokan.
Cuka apel bisa menyebabkan iritasi tenggorokan dan bahkan dapat merusak serta mengganggu kerja lambung.
Terlebih bagi mereka yang memiliki penyakit maag, tentu cuka apel sangat berisiko bila dikonsumsi setiap harinya.
Fakta ini juga seolah tak membuat jera mereka yang ingin bertubuh langsing. Mereka seolah tak peduli dan bahkan mengabaikan berbagai pesan dan risiko yang seharusnya cukup membuat mereka ketakutan karena ancamannya bagi kesehatan mereka sendiri.
Perspektif cantik itu kurus adalah salah
Melansir dari Bustle.com, ternyata keinginan kurus atau langsing sehingga membuat seseorang mengabaikan berbagai marabahaya yang mengintai merupakan satu rangkaian yang masuk akal.
Otak telah memiliki standar dan keinginan mutlak dan mau tak mau harus dipenuhi, berbagai nilai dan juga pesan seolah hanya lewat dan juga tak berpengaruh baginya.
Baca Juga : Inilah 8 Gejala Serangan Jantung Khas Perempuan, Jangan Anggap Remeh!
Studi ini secara baru sudah dibuktikan di Inggris dan Swiss, mengingat makin merebaknya berbagai promosi tentang diet berbahaya, bahkan suplemen serta jamu pelangsing di jagad dunia.
Bahkan keinginan kurus seolah menyihir dan berdampak bagi lingkungan sekitar orang tersebut secara cepat dan meluas.
Hal ini menjadi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka satu sama lain akan terus terpacu dan berlomba membuktikan keberhasilan mereka dalam menurunkan berat badan mereka.
Berbicara lebih luas lagi, standar kecantikan yang dilihat dari tubuh langsing perempuan di dunia Barat sebenarnya sempat terjadi pasang surut selama beberapa dekade.
Pada abad 20 dan 21, para perempuan mengidamkan tubuh yang jenjang, kencang, putih dan kurus.
Bahkan didukung dengan munculnya berbagai iklan yang mengilustrasikan gambaran tersebut menjadi gambaran sempurna seorang perempuan.
Sehingga bagi mereka, hal tersebut sudah dianggap sebagai ‘kiblat’ dan menjadi patokan ideal bagaimana perempuan dilihat, dipandang dan dinilai cantik.
Sedangkan untuk generasi milenial yang lahir dan besar berkat internet, mereka lebih berpemikiran luas.
Keragaman jenis tubuh baik bobot besar, tubuh pendek dan standar yang dikatakan jauh dari cantik yang sudah diikat orang sebelumnya seolah menjadi abaian.
Manusia di era internet di negara bagian Barat dunia sudah memiliki standar kecantikan bahwa berbagai bentuk tubuh merupakan anugerah dan nilai plus bagi pemiliknya masing-masing. Mereka akan lebih luas berpikir tentang standar ideal kecantikan perempuan.
Lebih menarik dan terbuka bukan?
Baca Juga : Menikah dengan Kartika Putri, Ini Tanggapan Anak Habib Usman Bin Yahya
Perspektif seperti itu mulai saat ini telah dipelajari dan bahkan telah didukung dengan berbagai penelitian, dengan tujuan merubah pandangan ‘ngeri’ seseorang tentang tubuh kurus, yang membuat mereka terus-menerus berusaha untuk menjadi kurus dengan cara yang sangat amat ekstrem!
Boleh jadi, pandangan terbuka semua perempuan tentang standar cantik bisa mengubah dunia menjadi lebih baik.
Dunia juga tak terus diisi mereka yang terus bersaing demi mendapatkan predikat cantik seperti yang dipuja dan dipuji oleh masyarakat luas.
Bila Moms menginginkan pandangan tersebut segera dipercepat, sepertinya harus bersabar!
Penelitian ini masih dijalankan dan juga belum diterbitkan karena melibatkan berbgai ilmuwan lain, bahkan psikolog untuk menelusur tentang pandangan perempuan secara luas dan lebih merata.
Kesimpulannya kan menjadi lebih kompleks lagi ketika berbagai bukti dan pranalar sudah ditemukan dan dikumpulkan.
Sebenarnya penelitian seperti itu sangat mengkhawatirkan, peneliti memang tak sulit memahami berbagai penemuannya, tetapi bagaimana gambaran model perempuan yang dianggap kurus yang menjadi idealtias perempuan tentu sangat relatif.
Penilaian relatif ini sangat tidak objektif karena akan muncul berbagai pandangan baru lainnya.
Seperti halnya yang sudah dilakukan New Scientist.
Mereka pernah datang ke suatu desa yang terletak di Mosquito Coast Nikaragua.
Di desa yang gelap, tidak memiliki listrik sehingga masyarakatnya sangat sulit akses televisi, film bahkan internet, terdapat banyak masyarakat bermukim.
Baca Juga : Jangan Lagi Melakukan 7 Kebiasaan Ini Setelah Makan, Berbahaya!
Tim peneliti menyebar dua gambar perempuan dengan tubuh berisi dan juga tubuh kurus.
Sebagian besar penduduk diminta untuk mengambil salah satu di antara dua gambar tersebut sebagai pandangannya tentang kecantikan dan juga pandangan ideal seorang perempuan yang sempurna.
72 gambar perempuan bertubuh kurus terpilih, sedangkan 72 gambar perempuan bertubuh berisi terpilih.
Dari adanya simpulan tersebut, membuktikan bahwa masyarakat dengan adanya minim informasi tidak memedulikan ukuran perempuan sebagaimana yang dipikirkan perempuan dengan pandangan idola yang molek dan cantik lantaran bentuk tubuhnya.
Mereka justru melihat perempuan benar-benar dari nol, dari yang mereka lihat dan mereka pilih sesuai keinginan mereka.
Dan dari pilihan tadi, terlihat bahwa standar ideal kecantikan perempuan tak selalu kurus, meski bisa dikatakan sebagian besar telah terlanjur berpandangan seperti itu.
Kecantikan memang menjadi patokan penting perempuan. Bahkan dengan penampilan mereka yang prima, mereka akan makin percaya diri dalam beraktivitas.
Dan bila seseorang memiliki keinginan untuk mencapai hasil, layaknya ingin memiliki tubuh kurus, mata dan telinga memang harus sepakat untuk bekerja sama.
Selain berambisi dan berusaha, seorang perempuan juga harus melihat berbagai risiko dan bahaya yang mengancam.
Baca Juga : Masa Kelam Kartika Putri Sebelum Bersama Habib Usman, Sempat Takut Nikah!
Kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam menunjang hidup, karena tubuh tak selamanya memiliki bentuk sesuai yan kita inginkan, terlebih bila telah memasuki usia di mana tubuh tak lagi berada di masa pertumbuhan.
Source | : | CNN,Healthline,nakita.id,mayoclinic,bustle.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR