Nakita.id.- Sorang perempuan asal Italia didenda 30.000 euro (setara Rp. 425 juta) oleh pengadilan setempat karena memarahi mantan suami di hadapan anak mereka.
Perbuatan itu dianggap melanggar hak anak untuk memiliki hubungan yang sehat dengan orangtuanya.
Baca Juga : Sesali Perceraiannya, Perempuan Ini Bagikan Tips Hubungan Langgeng
Hakim menilai perempuan itu telah gagal memastikan sang anak dan ayah memiliki hubungan yang 'baik dan sehat' karena terus-terusan mengeluarkan celaan dengan istilah kasar terhadap sang ayah di depan anaknya.
Apabila terus dilakukan, maka ini akan merusak kesehatan mental sang anak.
Karenanya, perempuan itu harus mengubah cara pendekatan baik terhadap mantan suami ataupun anaknya jika ingin mempertahankan hak asuh anak.
Hukum Uni Eropa memang mengharuskan anak-anak memiliki hak untuk berhubungan secara pribadi dan kontak langsung dengan kedua orang tuanya meskipun keduanya telah bercerai.
Baca Juga : Catat Moms, Begini Cara Dapatkan Jaminan BPJS Bagi Bayi Baru Lahir
Dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (21/08), sebuah laporan baru-baru ini menyatakan ada cara baru untuk membuat masa transisi setelah perceraian orangtua menjadi lebih mudah bagi anak-anak.
Alih-alih menyuruh anak untuk berpindah-pindah tempat dari rumah kedua orang tuanya setiap minggu atau bulan, lebih baik membuat sang anak tinggal di satu tempat yang disebut 'sarang burung', di mana kemudian kedua orangtuanya melakukan rotasi untuk mengunjungi tempat tersebut.
Namun, tidak selamanya konsep ini bermanfaat bagi anak dan tidak memiliki kelemahan.
Baca Juga : Sabun dan Krim Berbahan Oat, Solusi Untuk Melembapkan Kulit Bayi
"Konsep 'sarang burung' ini memang tidak efektif bagi kebanyakan pasangan bercerai untuk jangka panjang, tetapi ini bisa menjadi pilihan tepat untuk melewati masa transisi perpisahan bagi anak," kata psikolog dari Institut Telethon Kids, Dr Monique Robinson.
Robinson menambahkan, cara ini bisa digunakan pada saat ada kebutuhan khusus.
"Misalnya, jika anak-anak sedang melewati masa ujian sekolah. Atau juga bagi anak-anak yang cenderung lebih sensitif dalam menghadapi masalah dan perubahan,"
Konsep 'sarang burung' ini bertujuan agar anak-anak tetap merasa akrab dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya daripada harus hidup berpindah-pindah, bergantian mengikuti orangtuanya. (*)
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR