Atau adanya konflik yang tak kunjung selesai, tetapi pribadi masing-masing masih mau bertahan demi berbagai macam alasan.
Salah satunya adalah perselingkuhan yang berhasil ditutupi dan akhirnya terbongkar juga. Pasangan harmonis akan berlipat kali lebih tersakiti oleh pasangannya yang selingkuh .
Tetapi ada berbagai implikasi yang sejak dini harus dihindari agar tak terjadi perceraian di tengah pernikahan yang harmonis. Beberapa di antaranya, adalah berikut.
1. Kesibukan pekerjaan
Baca Juga : Mantan Terindah Kareena Kapoor Dikaruniai Anak Kedua, Ini Komentar Artis Bollywood
Kesibukan pekerjaan satu sama lain bisa jadi menjadi salah satu faktor pasangan merasa ingin berpisah. Selain karena jarang bertemu, pasangan akan merasa kurang perhatian dan juga rasa keadilan karena pasangannya sibuk dengan pekerjaannya dan sulit bertemu.
Padahal sesuai kodratnya, pasangan harus memiliki waktu dan menyempatkan sedikit waktu untuk pasangannya.
Menjadi hal yang wajar bila suami atau istri merasa diabaikan ketika pasangannya sibuk bekerja dan jarang memberi perhatian lebih, terlebih menghabiskan waktu berdua.
Seperti yang kita tahu, masalah jarak dan waktu memang tak akan pernah ada habisnya untuk diperdebatkan.
2. Komunikasi
Selain kesibukan, komunikasi jadi salah satu alasan kuat pasangan harmonis untuk bercerai.
Meski telah bertahun-tahun atau puluhan tahun menikah, bukan tidak mungkin antara pasangan satu sama lain belum memahami dan mengerti seni berbicara atau seni menjadi pendengar yang baik bagi pasangan.
Banyak yang menganggap bahwa bercakap-cakap terus-menerus akan membuang-buang waktu.
Tetapi siapa sangka bila pasangannya justru berseberangan?
Menurut pasangannya, bisa jadi komunikasi dan berbincang dalam waktu yang lama merupakan waktu berkualitas untuk hubungan rumah tangga mereka.
Sehingga dalam hal ini, komunikasi haruslah diimbangi dengan keterampilan tiap pasangannya dan menjadi keterampilan utama yang harus dimiliki saat kedua insan memutuskan membangun rumah tangga.
Jika berbicara dan mendengarkan tidak menjadi kebiasaan dalam rumah tangga, maka tidak ada harapan rumah tangga itu akan bertahan selamanya.
Komunikasi dapat menjadi jalan untuk mendiskusikan solusi. Masalah rumah tangga tidak bisa dipecahkan tanpa kemauan untuk berkomunikasi.
Anda bisa mengetahui cara efektif berkomunikasi dengan pasangan sejak masa pacaran sehingga tidak mudah tersulut emosi saat menghadapi tekanan.
Komunikasi sebelum menikah dapat mencegah harapan yang tidak realistis yang mungkin timbul dalam pernikahan.
Baca Juga : Kerap Diabaikan, ini Berbagai Manfaat Orgasme Bagi Perempuan, Bisa Bikin Awet Muda!
3. Ekspektasi yang terlalu tinggi
Memasang harapan yang tinggi memang bagus untuk memacu semangat tiap pasangan. Namun, hal ini tidak berlaku pada pernikahan.
Harapan tinggi yang bercampur dengan kemalasan akan membuat pernikahan hanya berakhir dalam perceraian.
Perempuan yang membeli gaun pengantin mahal itu mungkin juga memiliki harapan pernikahan yang sangat tinggi.
Pasangan akan sama-sama membuat banyak asumsi dalam pernikahan dan apa yang diharapkan dari sebuah pernikahan.
Ekspektasi pernikahan terkadang jarang selaras dengan realitas kehidupan seperti di dalam pernikahan.
Ada banyak mitos yang beredar dalam pernikahan, misalnya keyakinan bahwa laki-laki hanya menginginkan seks dalam pernikahan atau perempuan adalah pihak yang memboroskan uang.
Salah paham yang muncul inilah yang kerap menimbulkan masalah dalam pernikahan.
Selain itu, kedua pasangan seyogianya juga menyadari bahwa kehidupan perkawinan tidak akan luput dari kemungkinan terjadinya konflik.
Penyebabnya bisa beragam, antara lain perbedaan latar belakang pendidikan, budaya, dan harapan.
Kedua pasangan perlu menyadari bahwa mereka berasal dari latar belakang yang berbeda satu sama lain.
Baca Juga : Bongkar Rumah Tangga Shezy Idris, Uya Kuya dan Istrinya Ribut dan Saling Singgung Masalah Rumah Tangga
Jadikanlah konflik sebagai ajang bagi peningkatan saling mengenali antar pasangan.
Untuk itu, seyogianya kedua pasangan mampu mengelola dan menyiasati konflik dengan cara kompromistis.
Belanja Baju Lebaran yang Seru dan Menyenangkan Lewat Koleksi Athleisure Premium dan Workshop DIY Eid Aksesoris
Source | : | theguardian.com,psychology today,bustle.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR