Sesuai standar kesehatan, melahirkan di bawah usia 20 tahun memang memiliki berbagai dampak, kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan meninggal dunia, atau bahkan calon bayinya meninggal sebelum usia kehamilannya genap satu bulan.
Tentu dampak tersebut tak hanya berbahaya bagi bayi, tetapi juga bagi ibu yang mengandungnya. Selain permasalahan kesehatan, hal tersebut juga berdampak pada mentalnya, terlebih usianya belum terlalu matang untuk menghadapi masalah berat ini.
Bukti tersebut merujuk dengan adanya fenomena perempuan yang menikah di bawah umur akan memutuskan berhenti sekoalh dan kemudian ia akan mengandung setelah menikah.
Banyak juga kasus bahwa perempuan yang menikah di usia yang kurang ideal tersebut memiliki risiko kematian tinggi.
Menurut data yang dirangkum UNICEF pada 2009, 70.000 kematian ibu hamil di usia muda tercatat setiap tahunnya.
Mereka adalah perempuan yang berusia kurang dari 18 tahun.
Ini karena kesehatan mereka belum sempurna dan belum mencapai tingkat kestabilan untuk hamil.
Bahkan, di antaranya juga mengandung bayi yang kurang sehat bahkan meninggal dunia, sebelum atau setelah melahirkan.
Baca Juga : Dicibir dan Dihina Banyak Orang, Gadis 13 Tahun ini Tetap Lahirkan Bayi dan Merawatnya
Ini sangat bisa dinalar, karena menurut segi kesehatan, anak dengan usia kurang dari 18 tahun akan mengandung bayi yang memiliki berat badan rendah dan perkembangan fisik yang lambat serta kekurangan gizi karena belum sempurnanya kondisi rahim perempuan di bawah umur.
Organ reproduksi anak-anak di bawah umur juga sangat rentan terserang penyakit bila belum berfungsi sesuai kadarnya.
Lain dari pada itu, pengantin anak perempuan juga memiliki risiko kekerasan, pelecehan bahkan eksploitasi, yang akhirnya pernikahan anak tersebut menjadi jurang pemisah dari keluarga bahkan teman-teman sebayanya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com,children health,nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR