Nakita.id - Salah satu artis tanah air yang seolah tiada henti menjadi bahan pemberitaan adalah Roy Kiyoshi.
Nama Roy Kiyoshi mencuat di dunia hiburan setelah menjadi sosok indigo dalam reality show Karma.
Pembawaan Roy yang tenang, serta nasihat-nasihatnya untuk selalu berbuat kebaikan membuat banyak masyarakat Indonesia yang mengidolakannya.
Baca Juga : Roy Kiyoshi Tampil dengan Gigi Kelinci Setelah Sebelumnya Heboh Operasi Plastik, Menggemaskan?
Terlepas dari konfliknya dengan Robby Purba, Roy sudah menjadi selebriti yang sukses dan memiliki penggemar.
Namun, beberapa waktu belakangan public dihebohkan dengan perubahan pada wajahnya.
Wajah Roy Kiyoshi terlihat berubah pada bagian dagu dan mata. Dagu milik Roy Kiyoshi terlihat lebih runcing dari biasanya.
Bagian mata Roy Kiyoshi yang dulunya terlihat sipit dan datar, kini semakin sipit dengan bagian ujung-ujung luar mata naik ke atas.
Publik yang terkejut dengan perubahan wajah Roy Kiyoshi menduga bahwa Roy telah melakukan serangkaian operasi plastik.
Sebab, beberapa waktu lalu juga beredar foto Roy Kiyoshi bagian wajahnya diperban dan didorong menggunakan kursi roda, seperti usai dioperasi.
Tak cukup sampai disitu, lagi-lagi Roy Kiyoshi menghebohkan publik dengan penampilan barunya.
Di media sosial, tersebar potret Roy Kiyoshi dengan dua gigi tengahnya yang lebih besar dan panjang dari yang lain.
Tren gigi tersebut sering disebut dengan gigi kelinci.
Baca Juga : Ahmad Dhani Takut Al Ghazali Mengidap Steven Johnsons Syndrome, Begini Gejalanya!
Tren operasi plastik semakin banyak diminati pria
Sebenarnya tren operasi plastik dan gigi kelinci sudah banyak diminati sejak beberapa tahun lalu.
Namun, dulu operasi plastik dengan upaya memperbaiki penampilan sering diidentikkan dengan perempuan.
Akhir-akhir ini semakin banyak pria yang juga mengikuti tren operasi plastik.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Berdasarkan laporan American Society of Plastik Surgeons, jumlah pria yang melakukan prosedur operasi plastik semakin meningkat.
Semua itu mereka lakukan agar terlihat lebih jantan, menurunkan berat badan secara instan, atau hanya sekedar menambah rasa percaya diri.
Pada tahun 2017, lebih dari 1,3 juta operasi plastik dilakukan pada pria.
“Semakin banyak pria datang ke kantor saya untuk berdiskusi terbuka tentang ketidaknyaman soal tubuh mereka,” ujar Lorelei Grunwaldt, ahli bedah plastik bersertifikat dari Pittsburgh, AS.
Ia juga melihat banyaknya pria yang merasa lega ketika dirinya menjelaskan berbagai operasi dan prosedur yang tersedia untuk membantu mereka mencapai tujuan.
"Banyak pria hanya melakukan operasi pada area tubuh yang mereka anggap benar-benar berdampak positif pada rasa percaya dirinya," tambahnya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Lantas, prosedur bedah plastik seperti apa yang diminati pria? Menurut banyak ahli bedah, umumnya pria yang lebih muda datang untuk melakukan operasi agar tubuhnya terlihat lebih ramping.
Pria yang melakukan sedot lemak atau liposuction naik 23 persen dalam lima tahun terakhir.
Sementara itu, prosedur penarikan bagian perut yang menggelambir naik 12 persen, dan prosedur penghilangan payudara pria meningkat 30 persen dalam rentang waktu serupa.
Sementara itu, pria yang berusia lebih tua kebanyakan melakukan prosedur bedah plastik demi terlihat lebih muda.
Tahun 2017, hampir 100.000 pria melakukan suntik filler. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 99 persen sejak tahun 2000.
Sementara itu, pria yang melakukan botox meningkat empat kali lipat.
Menurut Jeffrey Janis, Presiden American Society of Plastik Surgeons, mereka yang melakukan prosedur agar terlihat lebih muda bertujuan agar mampu bersaing di tempat kerja.
“Tapi saya pikir, lebih sering, pria hanya ingin terlihat semuda yang mereka rasakan. Di situlah ahli bedah plastik bersertifikat dapat membantu," paparnya.
Prosedur seperti ini dapat meningkatkan citra tubuh dan keyakinan diri pria. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan ahli bedah bersertifikat dengan standar keamanan dan etika yang tinggi, berpengalaman dan pendekatan personal.
Fitur beauty plus pada swafoto diyakini bisa memicu operasi plastik
Apakah Moms termasuk seseorang yang menyukai swafoto alias selfie?
Jika ya, Moms pasti pernah mencoba atau bahkan sering menggunakan fitur "beauty plus" pada hape kamera ponsel pintar atau smartphone.
Fitur "beauty plus" bisa membuat wajah seseorang lebih cerah dan mulus saat melakukan swafoto.
Baca Juga : Gemar Swafoto? Hati-hati untuk Para Pria Pertanda Tidak Baik
Tapi ternyata, adanya fitur-fitur di kamera ponsel yang mendukung penampilan pun tak cukup membuat sejumlah orang puas dengan hasil fotonya.
Para peneliti menduga, kegemaran swafoto akhirnya memicu seseorang untuk melakukan operasi plastik.
Mereka memilih operasi plastik agar bisa tambil lebih sempurna saat swafoto. Buktinya, berdasarkan data British Association of Aesthetic Plastik Surgeons dan (BAAPS) tahun 2015, terjadi peningkatan 16 persen terhadap prosedur operasi plastik di sekitar wajah dan leher.
Menurut para ahli, peningkatan itu terjadi seiring meningkatnya fenomena narsis dengan swafoto di hape.
Swafoto membuat seseorang lebih mudah memerhatikan wajahnya. Ketika ada bagian wajah atau tubuh yang dianggap memperburuk hasil foto, mereka pun akan berusaha memperbaikinya.
Ada pula yang merasa gambar dirinya selalu buruk di kamera smartphone. Kondisi ini juga dikenal dengan digital dysmorphia.
Namun, beberapa kamera smartphone juga dituding dapat mendistorsi gambar seseorang di foto sehingga terlihat buruk.
Operasi plastik yang mengalami peningkatan drastis yaitu pada bagian dagu.
Banyak orang yang menjalani operasi plastik untuk menghilangkan kelebihan lemak di bawah dagu.
Kelebihan lemak itu membuat dagu terlihat berlipat ganda saat difoto. Mereka ingin garis rahang terlihat lebih tegas, sehingga mendapat pujian dari banyak orang.
Seorang pasien bernama Michelle Couture dari Florida pun mengaku lemak di daerah bawah dagunya telihat jelas saat ia mengambil foto swafoto.
Ibu berusia 35 tahun itu mengatakan, pasca-melahirkan ia telah banyak kehilangan berat badan, akan tetapi hanya lemak di bawah dagunya yang tidak hilang.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Kebiasaan Orangtua Seperti Ini Membuat Anak Laki-laki Menjadi Feminin, Kisah Nyata!
Menurut dokter Preema Vig, fenomena ini juga didukung dengan adanya media sosial. Ketika foto selfie dipublikasikan di media sosial, mereka ingin terlihat sempurna di mata orang lain.
Mereka bisa merasa tertekan jika ada kritik buruk terhadap fotonya. Para dokter bedah plastik juga tak membantah adanya peningkatkan permintaan operasi plastik pada daerah wajah dan leher.
Seorang dokter bedah plastik, John Grossman mengungkapkan telah menangani puluhan pasien setiap minggunya untuk operasi di bagian bawah dagu atau sekitar leher.
Ahli bedah estetika di Amerika Serikat juga menyadari fenomena wafoto telah menyebabkan peningkatan jumlah pasien yang ingin operasi plastik di bagian wajah.
Fenomena kecanduan operasi plastik
Operasi plastik brtujuan untuk memperbaiki beberapa bagian tubuh yang dirasa kurang memiliki tubuh ideal.
Bahkan, untuk sebagian kalangan tren operasi plastik bisa menjadi gaya hidup.
Salah satu negara yang penduduknya dikenal paling banyak melakukan operasi plastik dan menjadikannya sebagai gaya hidup adalah Korea Selatan.
Banyak pasien operasi plastik yang tak hanya mengoperasi satu bagian wajah, namun beberapa bagian.
Lantas, apakah fenomena mengoperasi bagian tubuh lebih dari satu kali untuk tujuan kecantikan bisa disebut kecanduan?
Padahal operasi plastik dikenal sebagai salah satu prosedur operasi yang paling menyakitkan.
Para pasien yang melakukan operasi plastik berkali-kali disebut pasien shopping.
Pasien shopping ingin mencicipi berbagai prosedur operasi plastik dari dokter yang berbeda-beda.
Saya sih menolak pasien seperti itu, sebab persoalan mereka bukan di tubuhnya, tapi mungkin psikologinya,” ujar Enrina, Selasa lalu di Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Center, Plaza Asia, Jalan Jenderal Sudirman.
Animo masyarakat untuk menjalani operasi plastik beberapa tahun terakhir memang kian besar.
Seingat dokter Irena, ”demam” operasi plastik muncul setelah Titi DJ secara blak-blakan mengatakan dirinya menjalani operasi plastik. Sejak saat itu, kata Irena, banyak orang antre minta dioperasi plastik.
Menurut Guru Besar Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo David S Perdanakusuma, bukan tindakan bedah plastik estetik yang membuat kecanduan.
Namun umumnya orang yang berkali-kali melakukannya untuk menambah harmonisasi di wajahnya.
"Misalnya seseorang melakukan operasi hidung untuk menjadi lebih mancung, namun setelah itu dia mulai merasa bibirnya kurang harmonis dengan hidungnya yang sudah mancung. Akhirnya dia juga melakukan operasi bibir," papar David saat ditemui Kompas.com di Konferensi Pers Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Plastik FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo bersama Dermatix, Jumat (25/1/2014) di Surabaya.
Baca Juga : Dede Idol Jatuh Miskin dan Nekat Merampok, Hidupnya Sangat Beda dengan Finalis Idol Lain Seangkatannya
Kendati boleh dilakukan berkali-kali, namun David menekankan pentingnya wawancara mendalam dengan pasien sebelum dokter melakukan bedah plastik estetik.
Pasalnya, tidak selalu alasan pasien melakukan tindakan itu masuk akal. Terkadang, kata dia, pasien hanya ingin terlihat lebih cantik menurut dia, padahal sebenarnya sudah tidak ada lagi yang harus diperbaiki.
Menurut dia, kejiwaan pasien pun perlu dites saat berencana melakukan bedah plastik estetika.
"Jangan sampai pasien mengalami body dismorphic disorder atau gangguan penafsiran tubuh," tandas David.
Gangguan tersebut, jelas dia, adalah ketika seseorang merasa dirinya sangat buruk padahal tidak.
Satu jerawat saja yang muncul di wajahnya bagaikan dia menjadi seseorang yang paling buruk rupa.
Tentu orang dengan gangguan tersebut sebaiknya tidak melakukan bedah plastik estetik karena akan menimbulkan tindakan yang berlebihan.
Sementara itu, faktor lain yang mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan bedah plastik estetik adalah kenyamanannya.
David menerangkan, kebanyakan orang umumnya takut menjalani operasi bedah untuk pertama kali. Namun ketika ternyata tidak sakit, orang cenderung untuk mengulanginya lagi.
"Bedah plastik estetik itu tidak sakit, bahkan kata sebagian pasien, lebih sakit facial daripada tindakan tersebut. Inilah kenapa mereka tidak segan melakukannya lagi," pungkas David.
Wajah bisa kencang dan awet muda tanpa operasi
Banyak orang melakukan operasi plastik karena sering kali merasa khawatir dengan munculnya keriput halus atau kantung mata di kulit wajah.
Hal ini selain mengganggu penampilan secara keseluruhan, juga membuat tak percaya diri dan tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Sehingga, beberapa orang rela melakukan perawatan mahal hingga operasi plastic agar elastisitas wajah selalu terjaga dan terlihat awet muda.
Baca Juga : Kisah Hidup Dede Idol yang Merampok Demi Anaknya dan Anak Yatim!
Namun, ternyata ada cara lain yang bisa Moms gunakan untuk menghindari timbulnya keriput dan menyingkirkan lingkaran hitam dibawah mata yang mengganggu yaitu dengan merawat kulit dengan alat derma roller, yang bisa membuat kulit lebih kencang.
Derma roller merupakan perawatan kulit non-bedah dengan menggunakan alat roller, dengan lapisan jarum kecil diatasnya.
Jarum kecil tersebut akan membantu mempercepat proses regenerasi dan peremajaan kuliit yang bermasalah seperti kulit keriput, kendur, bekas luka, dan hiperpigmentasi warna kulit.
Moms dapat melakukan perawatan kulit ini sendiri di rumah, dengan menggerakkan alat ini di area wajah.
Derma roller sangat membantu vitamin, oksigen dan perawatan kulit lainnya meresap ke lapisan kulit lebih dalam.
Cara menggunakan derma roller ini pun mudah sehingga Moms bisa mendapatkan hasil alami, tanpa operasi plasitk.
Pertama kali bersihkan seluruh kulit wajah, kemudian aplikasikan serum atau pelembap secara merata pada lapisan kulit wajah. Hindari pemakaian produk perawatan kulit dengan bahan reaktif, seperti retinol atau vitamin C untuk Moms yang memiliki jenis kulit sensitif.
Setelah itu mulailah menggulung alat derma roller pada kulit wajah dengan tekanan yang membuat nyaman dan tidak sakit.
Pastikan penekanan derma roller berlangsung secara horizontal dan vertikal. Pastikan Moms berhati-hati pada area mata dan kulit bibir, karena area ini memiliki kulit yang sangat tipis dan sensitif.
Tahap terakhir, setelah melakukan penekanan dengan derma roller, aplikasikan kembali serum atau pelembap wajah yang memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh jenis kulit.
Untuk hasil yang maksimal, lakukan perawatan ini di rumah sebanyak 2 kali seminggu sebelum tidur.
Moms juga dapat memakai serum atau krim anti aging lainnya agar kulit kembali kencang dan awet muda.
Source | : | nakita.grid.id,dailymail.co.uk,lifestyle.kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR