Nakita.id - Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan gangguan aliran darah menuju otak secara mendadak.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik).
Gangguan aliran darah ini akan mengakibatkan kerusakan atau matinya sel-sel otak.
Stroke terjadi karena beberapa faktor risiko, yang dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi diantaranya hipertensi, jantung, diabetes melitus, dislipi-demia atau gangguan lemak seperti kolesterol, trigliserida tinggi, kelebihan berat badan (obesitas), dan pengentalan darah.
Sementara, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (prevelansi pada laki-laki 7,1 per 1.000 sementara perempuan 6,8 per 1.000), dan ras/suku.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 37% pasien berusia 75 tahun mengalami Fibrilasi Atrium.
Baca Juga : Awet Muda Bak Gadis, Meriam Bellina Akui Pantang Konsumsi 5 Makanan Ini
Fibrilasi Atrium adalah kelainan irama jantung, yakni detak jantung tidak menentu dan berisiko 5 kali lebih tinggi untuk selanjutnya mengalami stroke iskemik.
Data Riskesdas pada 2007 menunjukkan, jumlah penderita stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1000 penduduk yang kemudian meningkat menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada 2013.
Data lain dari Kementerian Kesehatan pada 2014 juga menunjukkan, bahwa stroke adalah penyebab kematian tertinggi yaitu 21,1% hampir 2 kali lipat mengalahkan penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan angka kejadian stroke akan meningkat 2 kali lipat dalam 30 tahun ke depan dan menyasar negara berkembang.
Menjawab hal tersebut, studi XANAP yang dipublikasikan dalam the Jounal of Arrhythmia memaparkan kabar gembira bagi pasien penderita Fibrilasi Atrium di Indonesia.
Menariknya, studi ini merupakan studi pertama terbesar Asia yang melibatkan 126 pasien dari Indonesia yang meneliti penggunaan antikoagulan oral antagonis non vitamin K Rivaroxaban untuk pasien dengan gangguan ritme jantung non valvular fibrilasi atrium.
Hasilnya, Real world data menunjukkan pasien yang diterapi dengan Rivaroxaban risikonya lebih rendah untuk mengalami perdarahan dan stroke.
Baca Juga : Tanpa Operasi Plastik, Wajah Kencang dan Awet Muda Pakai Alat Ini
Lalu, apa keistimewaan Rivaroxaban dibandingkan obat standar lainnya?
Dalam Press Conference bertajuk "Kabar baik bagi pasien Fibrilasi Atrium di Asia: Hasil Studi XANAP tunjukkan penggunaan Rivaroxaban turunkan risiko stroke dan perdarahan", hal ini dijelaskan secara gamblang.
Sebagai studi kasus, Dr. Mohammad Kurniawan, Sp.S(K) menyertakan Warfarin sebagai pembanding yang memang sudah lebih dulu digunakan.
"Rivaroxaban ini memiliki efek samping pasien mengalami perdarahan lebih minimal, angka kejadian stroke lebih kecil dan aman untuk digunakan pasien yang sudah berusia lanjut," ungkapnya.
Kurniawan menyebutkan bahwa Rivaroxaban tidak memerlukan pemantauan khusus, berbeda dengan Warfarin yang baru akan bekerja jika kadar darah yang diukur dengan INR harus berada di angka 2-3.
Hal itu disebabkan, jika kurang dari angka tersebut maka darah akan dianggap kental sehingga bisa menyebabkan stroke, sementara jika melebihi 3 darah dianggap terlalu encer yang berpotensi mengakibatkan perdarahan.
Baca Juga : Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms
Rivaroxaban juga mengencerkan darah lebih cepat yakni 6-12 jam, sementara Warfarin membutuhkan waktu 3 hingga 5 hari untuk mengencerkan darah.
Kelebihan lain yang ditekankan yaitu interaksi dengan makanan atau minuman tertentu.
"Reaksinya minimal, berbeda dengan warfarin yang interaksinya dengan makanan sangat luas. Misalnya makan sayuran hijau agak banyak, darahnya akan kental.
Hal ini mengharuskan pasien kita pantau INR nya minimal 3 hari sekali, untuk meminimalkan perdarahan", lanjut Kurniawan.
"Efek samping juga lebih minim, sementara warfarin itu kalaupun INR masih dalam batas aman tetap rentan perdarahan," pungkasnya.
Baca Juga : Penampilan Suami Happy Salma Saat Menikah Jadi Sorotan, Mirip Irfan Bachdim
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR