Sedangkan menurut pihak SMA 23, mereka baru menerima honor ketiga dari pihak Lima Arus, selaku Event Organizer yang menangani Asian Games 2018 pada Selasa (19/9/2018) malam.
"Pihak sekolah itu baru diberitahu ada transferan dari Lima Arus itu semalam. Karena kan kita berhubungannya melalui Lima Arus enggak terlibat langsung ke INASGOC," kata Wakil Bidang Kesiswaan SMA 23 Jakarta, Edi Susilo.
Di sekolah tersebut ada sebanyak 83 murid yang menjadi penari, terdiri dari 75 penari inti dan 8 cadangan.
Baca Juga : Kilas Balik Sukses Wishnutama Saat Pembukaan Spektakuler Asian Games 2018: Sampai Tak Sempat Deg-degan
Sebelumnya, pihak sekolah dan Lima Arus sudah melakukan kesepakatan dengan para siswi.
Namun, pada kesepakatan tersebut bukanlah uang honor melainkan uang operasional selama penari berlatih menjelang hari acara.
"Memang ada perjanjian kita akan dikirim uang selama tiga kali. Namun di dalam perjanjian itu sama sekali tidak ada kata-kata honor, hanya operasional.
Jadi uang itu kita gunakan untuk keperluan anak-anak selama latihan, baik itu untuk transportasi, makan dan lain sebagainya," tutur Edi.
Terhitung sejak Mei 2018, sebanyak 12 kali siswinya berlatih di GBK plus satu kali tampil saat pembukaan Asian Games.
Di sanalah, uang operasional itu digunakan untuk keperluan transportasi, makan dan snack bagi para siswi.
Edi tak merinci berapa jumlah uang yang diterima sekolah dalam sekali kiriman dari Lima Arus.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Tribun Jatim,tribun jakarta |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR