Kesukaannya pada mi instan ternyata bertambah ketika tinggal di ibu kota.
Padatnya jadwal membuat Ryan tidak bisa mengatur pola makannya.
Terlalu sering mengonsumsi mi instan memang akan berdampak buruk bagi tubuh.
Baca Juga : Seperti Kembar, Foto Masa Kecil Ryana Dea Mirip Banget dengan Buah Hatinya, Lihat Moms!
Terlebih dengan pola makan yang tidak teratur, hal ini justru berbahaya bagi lambung.
Selain lambung, banyak mengonsumsi mi instan juga berisiko terhadap penyakit jantung hingga stroke, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh tim dari Baylor University dan Harvard yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition.
Periset menganalisa pola makan dan kesehatan 11.000 warga Korea Selatan yang berusia antara 19 hingga 64 tahun.
Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling
Didapati perempuan Korea Selatan berisiko tinggi menderita sindrom metabolik karena jumlah mi ramen yang mereka konsumsi, seperti yang dilansir laman Kompas.
Sindrom metabolik merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah, yang menyebabkan risiko diabetes, stroke atau penyakit jantung lebih tinggi.
Zat yang ditemukan dalam mi instan maupun ramen disebut Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), zat tersebut digunakan industri untuk mengawetkan olahan makanan-makanan murah.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Ungkap Pola Asuh Pada 3 Anaknya
Source | : | Kompas.com,Banjarmasin Post |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR