Nakita.id - Hingga saat ini berbagai upaya masih dilakukan untuk mengevakuasi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah seperti di Hotel Roa Roa misalnya.
Sebelumnya telah dimulai evakuasi di reruntuhan Hotel Roa Roa dengan alat seadaanya, karena hingga kemarin alat berat belum tiba untuk membantu mengangkat puing-puing bangunan.
Tidak hanya di Hotel Roa Roa yang diperkirakan banyak korban, di Perumahan Nasional (Perumnas) Balaroa juga kemungkinan ada ribuan warga terpendam.
Baca Juga : Atta Halilintar Mengajak Masyarakat Menyumbang Hingga 1 Miliyar, Untuk Apa?
Menurut laporan jurnalis KompasTV Mutiara Ramadhini, di kelurahan Balaroa saat ini sudah tidak nampak lagi seperti awalnya atau sudah hancur luluh lantak.
Dari informasi yang didapatkan jurnalis Mutiara dari warga, ada sekitar 1000 kepala rumah tangga yang ada di perumnas Balaroa.
Menurutnya pula belum diketahui pasti ada berapa jumlah warga yang selamat atau hilang karena belum ada pendataan dan laporan secara jelas terkait hal itu.
Belum juga terdapat posko-posko terlihat di sekitar perumnas Balaroa baik yang dibuat mandiri atau pemerintah.
Namun diperkirakan ribuan warga masih tertimbun di bawah reruntuhan rumah di perumnas Balaroa ini.
Dilansir dari Tribunnews.com, tinggi reruntuhan bangunan di perumnas Balaroa mencapai 20 meter.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Mulanya memang perumahan tersebut berada lebih rendah dari jalan aspal di sekitarnya.
Ada sebuah kisah perjuangan bertahan hidup dari salah seorang warga Balaroa yang selamat.
Seorang perempuan bernama Siti Hajar yang berhasil selamat beserta kakak-kakaknya yang mendiami perumahan Balaroa.
Baca Juga : Kisah Dibalik Perdagangan Gelap Organ dalam Manusia, Harga Ginjal Miliaran
Sebelumnya ia mengalami kejadian yang tidak pernah dilupakan oleh dirinya dan warga lain.
Siti juga sempat hampir masuk aspal jalan yang terbelah dan juga berpegangan pada tiang listrik.
Mulanya saat gempa terjadi ia melihat jalan di depan rumahnya terbelah, tidak lama ia hampir terjebak di retakan tersebut untunglah kakaknya berhasil menolongnya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Tak Disangka, Ucapan Orangtua Seperti Ini Akan Membentuk Anak Jadi Sombong
Tanah di sekitar seketika amblas dan banyak warga yang masuk ke dalam reruntuhan yang amblas tersebut.
Setelah berhasil diselamatkan, Siti berpegangan dengan tiang listrik yang saat itu sudah sejajar dengan dirinya.
"Saya di rumah, jalan raya tuh terbelah, saya masuk ke dalam (retakan). Untung ada kakak saya. Kakak saya tarik saya agar ke atas. Saya akhirnya menggantung di kabel listrik," cerita warga perumnas Balaroa itu.
Baca Juga : Seorang Perempuan Tolak Ajakan Berkencan Lelaki Kaya yang Menyamar Jadi Orang Miskin, Begini Akhirnya
Setelah Siti dan kakaknya berhasil untuk bertahan di tiang listrik, tidak lama tanah kembali amblas.
Siti dan kakaknya mencari gundukan tanah yang lebih tinggi untuk bertahan.
Warga lain juga melakukan hal yang sama ketika tanah mulai amblas, mereka mencari tanah yang lebih tinggi untuk dipijaki.
Baca Juga : Ini Ramalan Laki-Laki Buta, Baba Vanga yang Banyak Terbukti, Kiamat Diramalkan Terjadi di Tahun 5079?
"Sampai di atas kami bertahan di atas gundukan, hanya satu detik kemudian gundukan itu terbelah lagi. Jadi cara kami menyelamatkan diri setiap ada gundukan yang tinggi, aspal naik lagi saya naik. Sampai ada gundukan, di situ kami kumpul sekitar 50 orang bertahan sekitar setengah jam."
Begitu terus kejadiannya hingga akhinya gempa berhenti dan malah tsunami menerjang Palu.
Baca Juga : Tak Disangka, Tukang Pijit Jalanan Jadi Pendiri Sekolah, Kok Bisa?
Siti melanjutkan bahwa keadaan saat itu gelap gulita sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai di tempat yang aman.
Aspal mulai terbelah sekitar pukul setengah 6 petang, Siti dan warga lain baru bisa menemukan tempat yang aman yaitu di aspal di samping perumahan sekitar pukul 23.00 WITA.
Baca Juga : Peneliti Dunia Kaget dengan Kekuatan Tsunami di Sulawesi Tengah, Kok Bisa Menghancurkan Kota Palu?
Bisa dibayangkan selama berjam-jam warga perumnas Balaroa harus bertahan dari gempa yang terus membelah tanahnya dan akhirnya beberapa warga selamat.
Evakuasi di Perumnas Balaroa saat ini sudah dilakukan menggunakan alat berat untuk memudahkan petugas mencari korban.
Mari kita berdoa semoga Siti dan warga lain bisa bertahan dan semoga banyak korban selamat dari musibah tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | tribunnews,KompasTV |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR