Nakita.id - Tantangan dunia pendidikan di era digital mau tidak mau membuat orangtua harus membuka diri dan mengubah paradigmanya memahami pendidikan modern di abad ke-21.
Kini tidak hanya pendidikan formal, orangtua juga dihadapkan dengan pilihan metode pembelajaran baru home schooling.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Inilah Makanan Penambah Nafsu Makan, Meningkatkan Fungsi Otak Anak
Sebagai ibu satu orang anak, Ike Pratiwi memilih home schooling sebagai metode untuk mendidik anak.
Bukan tanpa alasan, Ike Pratiwi memilih home schooling lantaran sang anak yang meminta sendiri.
"Kalau home schooling orangtua yang jadi kepala sekolahnya di rumah. Jadi orangtua sebagai fasilitator untuk anak. Anak itu minatnya apa, orangtua memfasilitasi.
Kebetulan sejauh ini anak saya yang minta sendiri untuk home schooling," ujar ketua Komunitas Home Schooling Pancar Tanggerang Selatan saat berkunjung ke Redaksi Bobo, Gedung Kompas Gramedia, Kebon Jeruk, Kamis (4/10).
Baca Juga : Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak
Perlu dipahami, home schooling adalah model pembelajaran di rumah dengan orangtua sebagai guru utama atau bisa juga mendatangkan guru pendamping sebagai tutor untuk datang ke rumah.
Mengenai pilihan kurikulum home schooling apa yang akan digunakan terserah pada setiap orangtua.
Orangtua dapat memilih home schooling yang mengacu pada kurikulum nasional atau kurikulum lain.
Misalnya kurikulum Cambridge IGCSE yang digunakan oleh sekolah-sekolah internasional di Indonesia.
"Kurikulum itu cuztomized. Ada yang pakai Diknas ada pula yang Cambridge. Jadi masing-masing keluarga berbeda-beda, tergantung anaknya minatnya dimana, karakter, dan gaya belajarnya gimana," jelas Ike.
Baca Juga : Moms Harus Tahu, Monkeypox Mirip Cacar Adalah Virus Baru Yang Mematikan!
Jika mengacu pada kurikulum nasional, maka hanya ada satu jenis kurikulum yang dibuat oleh Kemendiknas, yaitu kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah.
Dengan menggunakan kurikulum tersebut, keluarga dapat mengikutkan anaknya pada Ujian Kesetaraan (Paket A, Paket B, Paket C).
Di Indonesia, ada beberapa klasifikasi model home schooling di antaranya:
1. Home schooling tunggal
Model ini dilaksanakan dalam satu keluarga dan tidak bergabung dengan keluarga lainnya yang melakukan homeschooling terhadap anak-anaknya.
2. Home schooling majemuk
Model ini dilaksanakan oleh beberapa keluarga dengan kegiatan-kegiatan tertentu juga kegiatan pokok dan kegiatannya tetap dilaksanakan di rumah masing-masing,
3. Komunitas home schooling
Komunitas homeschooling adalah gabungan dari komunitas majemuk dan mereka menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, dan hal-hal lainnya.
Baca Juga : Syarat Stimulasi Optimal, Kenali Dulu Perkembangan Motorik Si Bayi
Bila sebelumnya home schooling terkesan ekslusif dan hanya untuk kalangan masyarakat menengah ke atas.
Namun kini, home schooling semakin berkembang dan diminati oleh para orangtua.
Home schooling semakin dikenal masyarakat setelah berdirinya beberapa lembaga pendidikan non formal yang menggunakan merek home schooling.
Meski begitu, Ike menegaskan bahwa home schooling tidak harus terikat oleh suatu lembaga.
Orangtua dapat tetap memberikan pendidikan pada anak melalui cara home schooling dengan mandiri.
Baca Juga : Kolik Pada Bayi Membuat Sharena Trauma, 7 Langkah Berikut Bisa Mengatasinya
Untuk orangtua yang hendak memilih home schooling sebagai metode mendidik anak, Ike memiliki beberapa pesan yang bisa dipertimbangkan.
"Lihat dulu anaknya mau gak home schooling. Caranya kita harus tau seluk beluk tentang home schooling, kemudian kita kasih tau ke anak kita kalau home schooling kamu akan seperti ini. Jadi kita harus tau konsekuensinya saat anak home schooling.
Sebab saat home schooling orangtua sendiri yang belajar dari seminar dan buku, atau dari komunitas berjejaring jadi harus tau banget.
Lalu tentukan pula visi misi dari tujuan pendidikan anak maunya bagaimana. Itu akan lebih baik sehingga kita bisa mendengarkan anak," tutupnya.
Baca Juga : Catat! Ini Deretan Buah yang Dianjurkan dan Dilarang Untuk Bayi
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR