Baca Juga : Haram! Vaksin MR Mengandung Babi dan Sel Manusia, IDAI Dukung MUI
Menurut Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Surveillance & Karantina Kesehatan, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI, kepada Nakita.id, berita hoax vaksin MMR menyebabkan autis diutarakan pertama kali oleh Andrew Wakefield, dari UK, yang dimuat di medical jurnal Lancet.
“Lalu berita vaksin MMR menyebabkan autis diinvestigasi oleh jurnalis Sunday Times, Brian Deer. Hasilnya ada konflik kepentingan, manipulasi bukti, dan penelitian yang lemah dari Andrew tentang MMR menyebabkan autism.” Tegas Jane.
Setelah investigasi itu, baru pada 2004 Lancet menarik publikasinya mengenai vaksin MMR menyebabkan autis tersebut, dan baru ditarik sepenuhnya pada 2010.
Saat itu pimpinan redaksi Lancet, Richard Horton, mengaku telah tertipu dengan pemuatan tulisan prihal vaksin MMR menyebabkan autis.
Baca Juga : Khawatir Kena Kanker Serviks, Tantri Kotak Lakukan Vaksinasi
Mei 2010, General Medical Council menyatakan Wakefield bersalah dan melakukan kesalahan profesional serius.
Akhirnya diputuskan ijin praktek Andrew dicabut. Sehingga dia tidak bisa lagi melakukan praktek dokter di Inggris.
2011, konsensus ilmiah, Centers for Disease Control and Prevention, American Academy of Pediatrics, Institute of Medicine dari US National Academy of Sciences (Dinas Kesehatan Nasional Inggris), dan Cochrane Library, menyatakan vaksin MMR tidak memiliki kaitan dengan autisme.
Baca Juga : Bebas Stres, Lakukan 1 Hal Ini Agar Si Kecil Tak Menangis Usai Vaksin!
Buka Cabang ke-14, Nikmati Kelezatan Kuliner di Justus Steakhouse Asthana Kemang
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR