Kemudian ISIS membuka pasar budak untuk menjual tawanannya kepada siapa saja yang mau.
Nadia menceritakan bagaimana suasana pasar budak yang dibuka pada malam hari itu.
"Kami bisa mendengar keributan di lantai bawah tempat para militan mendaftar dan berorganisasi, ketika para pria mulai memasuki ruangan, semua gadis mulai berteriak," tutur Nadia kepada Guardian.
Baca Juga : Ini Dampak Negatif Membentak Si Kecil, Salah Satunya Bisa Kecanduan Narkoba!
Para perempuan itu berteriak, menggeliat hingga muntah di lantai, tetapi hal itu tetap tidak menghentikan militan untuk 'memilih' gadis 'incarannya'.
Para militan itu akan memilih gadis dengan paras paling cantik dahulu dengan bertanya 'berapa usiamu?' dan 'mereka masih perawan kan?'.
Setelah 'memilih', mereka akan memeriksa tubuhnya dengan tangan yang digambarkan Nadia seolah-olah gadis-gadis ini adalah binatang.
Ketika seorang militan bernama Salwan berdiri di depannya, Nadia sedang berbaring, bergelung di lantai agar tidak diketahui keberadaannya, namun percuma.
Baca Juga : Ingin Cepat Langsing Pasca Melahirkan? Manfaatkan Stroller Untuk Olahraga
Mereka menendang Nadia saat ia tidak melaksanakan perintah untuk berdiri, "Kamu! Gadis jaket merah muda! Aku berkata, bediri!"
Nadia berpikir seberapa keras ia menolak, dirinya tidak akan pernah menang dari Salwan yang bertubuh tinggi itu.
Source | : | kompas,guardian |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR