Nakita.id - Moms, nampaknya donor ASI kini sudah menjadi hal biasa di kalangan para ibu menyusui.
Ada ibu yang dilimpahkan produksi ASI yang banyak, hingga dapat membantu ibu lain yang membutuhkan.
Terlebih untuk ibu yang memiliki kondisi tertentu, sehingga tak bisa memproduksi ASI sendiri ataupun bayi yang tidak bisa disusui oleh sang ibu.
Baca Juga : Ini Waktu yang Tepat Untuk Berhubungan Intim Pasca Keguguran
Umumnya, ASI yang didonorkan beberapa kantung atau bahkan sebanyak kebutuhan penerima donor (bayi yang membutuhkan).
Tapi apa Moms pernah mendengar ada seorang perempuan yang mendonorkan ASI sebanyak 15 kulkas?
Moms, mungkin terkejut dengan jumlah ASI yang disumbangkan, tapi itu benar adanya.
Ibu satu anak ini bernama Passavee Payacaboot, warga negara Thailand.
Baca Juga : Cara Unik Cynthia Lamusu Ajarkan Si Kembar Membaca dan Berhitung, Bisa Moms Tiru!
Aksinya menyumbangkan ASI pun menyedot perhatian media sosial Thailand.
Dalam wawancara dengan Thairath seperti dikutip dari Coconuts Bangkok(11/10/2018), Passavee mengatakan ia secara alami telah menghasilkan banyak ASI.
Ia menyimpan ASI-ya dalam kantong-kantong tertutup.
Memang bukan hal yang aneh sebenarnya, karena ibu muda menurut nancymohrbacher.com, dapat menghasilkan ASI hingga 900 ml setiap hari.
Baca Juga : Tidak Subur Jadi Penyebab Sulit Hamil, Akupuntur Bisa Jadi Solusinya!
"Saya mengerti bagaimana rasanya menjadi ibu tetapi tidak bisa menghasilkan ASI alami," kata Passavee.
"Ada begitu banyak kemungkinan masalah, dari ibu yang tidak bisa menghasilkan susu, atau ibu yang telah menjalani operasi dan memiliki masalah medis. Dalam beberapa kasus, orangtua meninggalkan anak-anak mereka sendiri," katanya kepada wartawan.
"Saya tidak bisa hanya melihat masalah ini dan tidak membantu," tambahnya.
Baca Juga : Tidak Subur Jadi Penyebab Sulit Hamil, Akupuntur Bisa Jadi Solusinya!
Banyak para ibu kemudian berbondong-bondong ke bank ASI milik Passavee, yang disebut Klinik Filoga.
Namun, aksinya menyumbangkan ASI sebanyak 15 kulkas itu menyuai kritikan dari para ahli.
Dokter kemudian angkat bicara tentang bahaya medis menyusui anak dari ASI ibu lain.
Dalam sebuah konferensi pers menurut PBS Thailand, Dr. Pornpimol Wipulakorn, sekretaris tetap untuk Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, tidak menganjurkan pembagian susu yang tidak diatur, tidak peduli seberapa baiknya donor itu.
Dia menjelaskan, di setiap bank ASI, susu yang disumbangkan harus diuji, didesinfeksi, diawasi ketat dan dipasteurisasi sesuai dengan standar medis.
Baca Juga : Catat! Hal Ini Perlu Diperhatikan Saat Memilih Susu Formula Untuk Bayi
Sementara itu, Yong Poovorawan, seorang profesor herpetologi anak di Chulalongkorn University Faculty of Medicine juga menyuarakan hal serupa.
Dia menjelaskan di halaman Facebook-nya Yong Poovorawan, bahan-bio seperti darah dan ASI dapat menularkan kuman dan penyakit - seperti HIV atau penyakit sapi gila - dari satu orang ke orang lain.
"Setiap donasi harus disaring setiap waktu, bahkan jika donor telah disaring sebelumnya," tulisnya.
Atas kontroversi yang terjadi di masyarakat, suami Passavee, Navin Yaowapholkul, memberikan pembelaan melalui postingan di instagramnya, mengapa ia dan istrinya melakukan hal tersebut.
"Kami memulai kampanye ini dengan perhatian dan pemikiran yang sangat teliti, tetapi tentu saja, tidak ada apa pun dalam hidup yang datang tanpa risiko ... Kami bekerja dengan dokter berpengalaman dengan keahlian luar biasa dalam bidang ini di Klinik Filoga,” tulisnya.
Bagaimana menurut Moms?
Source | : | Intisari,NextShark |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR