Nakita.id - Sebelum meninggal, guru sekaligus pengasuh Ratu Elizabeth II, Marion Crawford yang hidup sebatang kara, berpesan kepada pengacaranya, "Kalau saya meninggal beri tahu Ratu."
Pada 11 Februari 1988, perempuan berumur 78 tahun itu mengembuskan napas terakhir.
Sesuai dengan pesannya, pengacaranya menghubungi Istana Buckingham.
Baca Juga : Lika-Liku Cinta Kepala Keluarga Kerajaan Bali yang Awalnya Tak Mudah, Kedua Mertua Happy Salma!
Istana pun menulis ucapan belasungkawa, tetapi kepada siapa ucapan itu harus dialamatkan? Marion Crawford tidak mempunyai sanak keluarga.
Marion Crawford, bekas pengasuh merangkap guru Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret.
Tujuh belas tahun lamanya "Crawfie" menjadi orang kepercayaan Elizabeth dan Margaret, kemudian ia menceritakan pengalamannya dalam Buku The Little Princesses yang dianggap mengkhianati keluarga kerajaan.
Istana pun memutuskan hubungan dengannya.
Di dalam surat wasiatnya, Crawfie meninggalkan pesan: semua kenang-kenangan yang ia peroleh selama bertugas di istana Kerajaan Inggris harus dikembalikan ke sana.
Koleksinya dari kerajaan itu berupa lukisan, foto dan puisi-puisi yang ditulis Elizabeth sendiri khusus untuk pengasuhnya.
Konon Crawfie pernah berusaha mengajak "berdamai" dengan mantan anak asuhnya dalam sebuah pesta kebun.
Tetapi kepada si pembawa pesan, Ratu berkata, "Kalau perempuan itu berani mendekati saya, akan saya suruh penggal kepalanya."
Baca Juga : Banyak yang Tak Sanggup, Ini 5 Rahasia Pengasuh Keluarga Kerajaan!
Namun, seorang kawan Crawfie berpendapat, semua ini gara-gara perempuan itu tertipu.
Sebelum buku itu ditulis, ada yang berhasil meyakinkan dia bahwa istana tak bakal keberatan dengan terbitnya The Little Princesses.
Marion Crawford baru berusia 23 tahun (1933), ketika mulai bertugas mendidik Elizabeth dan Margaret.
Waktu itu ia baru tamat sekolah Edinburgh's Moray House.
Ia dikenal sebagai guru dan pengasuh yang ambisius serta akrab dengan metode-metode baru.
Sebenarnya ia cuma ingin tahu, apakah benar anak-anak bangsawan itu manja dan sulit.
Setelah itu, rencananya ia akan kembali ke bangku sekolah untuk menjadi psikolog anak.
Dugaannya tentu saja keliru, terutama untuk Putri Elizabeth yang justru cenderung amat disiplin.
Gara-gara di sekolah Edinburgh Crawfie mengajar anak-anak terlantar, pernah beredar gosip bahwa Margaret tuli dan terbelakang.
Baca Juga : Sama Seperti Orang 'Biasa', Keluarga Kerajaan Inggris Juga Lakukan Hal Lucu!
Crawfie cukup jangkung untuk gadis masa itu, tingginya mencapai 167 centimeter.
Badannya ramping, bentuk wajahnya serba lancip dan rambutnya berpotongan amat pendek.
Ketika pertama kali diperkenalkan kepada si kecil Lilibet (Elizabeth), sang putri sedang bermain kuda-kudaan di tempat tidurnya.
Lilibet berkata, "How do you do? Kenapa Anda tidak mempunyai rambut?"
Putri Elizabeth waktu itu belum genap enam tahun.
Sebelum mulai bekerja, ia dipesan oleh Raja George V, kakek Elizabeth, "Tolong ajari Margaret dan Lilibet cara menulis yang baik. Anak-anak saya tidak ada yang bisa menulis bagus. Hanya itu permintaan saya."
Raja sendiri dikenal amat lambat dalam menulis.
Tentu saja, pada prakteknya Crawfie tidak hanya mengajar menulis.
Ia juga mengajar berhitung, bahasa Prancis, merenda sampai pada soal bagaimana mengatur sepatu-sepatu dengan rapi di kolong meja.
Baca Juga : Ini Gaya Maia Estianty yang Bikin Terpukau di Acara Kerajaan Inggris
Maklumlah, waktu itu belum tiba masanya putri-putri bangsawan disekolahkan di sekolah umum.
Crawfie merasa sayang, anak-anak asuhnya tidak dapat dengan bebas berjalan-jalan seperti putri-putri Belanda atau Belgia.
Waktu Crawfie mulai bekerja, anak-anak itu masih dalam taraf belum sadar pada status mereka.
Kalau saja mungkin, pasti mereka dapat dengan mudah berteman dengan anak-anak lain dari kalangan biasa.
Meski demikian, kadang-kadang Crawfie mengajak mereka untuk berjalan- jalan, naik trem atau bus.
Tapi jika ada satu orang saja yang mengenali putri-putri cilik ini, kacaulah acara santai mereka.
Pernah Crawfie harus mengusir seorang wartawan foto yang terus-menerus membuntuti mereka.
Lilibet tampaknya cukup puas dengan kegalakan pengasuhnya, kata Elizabeth, "Saya yakin, sekarang mereka tahu Crawfie juga bisa menggigit!"
Pada 1947 Crawfie menikah dengan George Buthlay.
Baca Juga : Tidak Hanya di Negaranya Saja, Inilah Putri dan Ratu Kerajaan Tercantik di Dunia!
Lalu pada 1950 The Little Princesses terbit dan langsung menjadi best seller di Amerika Serikat.
Tetapi nama Marion Crawford serta-merta dicoret dari kalangan dekat istana.
Sejak itu rusaklah tradisi saling percaya antara kerabat istana dengan stafnya.
Memoar-memoar yang akan terbit dikontrol ketat, peraturan pun lebih berbelit.
Bahkan mereka yang mencoba-coba melanggar aturan akan dikatakan "doing a crawfie" atau bisa dikatakan 'meniru tingkah crawfie'.
Namun, tetap saja ada yang berani membocorkan rahasia istana ke surat kabar atau majalah, seperti yang dilakukan oleh seorang pelayan di Puri Balmoral bulan Maret 1988 silam.
Menurut pengakuan Anne-Marie Murray (17) kepada majalah Prancis, Paris Match, Ratu benci kepada Nyonya Thatcher, sedangkan Pangeran Andrew dan istrinya, Sarah Ferguson, orangtua Putri Eugenie, rewel kepada pembantu.
la juga membocorkan bahwa Pangeran Philip pandai masak dan memang benar tidur sekamar dengan Ratu.
Baca Juga : Cantik dan Anggun, Begini Potret Putri Kerajaan Dari Berbagai Negara
Segera saja tanggal 5 Maret di tahun yang sama para pelayan diingatkan kembali pada janji mereka untuk tutup mulut.
Janji tertulis itu mereka tandatangani waktu diterima bekerja.
Entah bagaimana perasaan Crawfie setelah anak-anak asuhnya menjauhkan diri dari dia.
la tidak pernah berani mengungkapkan apa pun lagi yang berhubungan dengan Ratu Inggris dan adiknya. (*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Kalau Saya Meninggal Beri Tahu Ratu,' Begitu Pesan Guru dan Pengasuh Ratu Elizabeth II"
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR