Nakita.id - Penyakit asma tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga bisa dialami oleh bayi.
Salah satu faktornya, mungkin saja karena bawaan genetik dari ibu atau ayah sendiri.
Sebab, bayi tidak hanya mewarisi penampilan dan kepribadian dari orangtuanya saja tetapi juga mutasi genetik atau bahkan alergi.
Asma adalah suatu kondisi di mana tabung bronkial meradang, karena alergi atau penyakit.
Baca Juga : Ternyata Merangkak Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Asma Pada Bayi
Ini mungkin menutup saluran udara dan menyebabkan kesulitan bernafas.
Lalu, apa saja tanda awal bayi menderita asma?
Perlu diketahui, asma bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani tepat waktu.
Berikut tanda-tanda pertama yang menunjukkan asma pada bayi, seperti dilansir dari boldsky.com:
• Kesulitan bernapas
Jika bayi Moms berusaha lebih keras untuk bernapas, itu bisa menjadi indikasi asma.
Biasanya, perut bayi harus terlibat dalam proses pernapasan.
Apabila Moms melihat bayi menggerakkan perutnya selama bernapas, segera periksa ke dokter.
Baca Juga : Riset: Berendam Air Panas Dapat Sebabkan Keguguran, Ini Penjelasannya
• Sering batuk
Batuk, tanda umum lain yang menunjukkan timbulnya asma.
Batuk berlebih pada bayi memerlihatkan ada sesuatu yang menghalangi mereka, mungkin pembengkakan.
• Mengi
Ini semacam pernapasan yang menimbulkan suara atau bunyi terus-menerus seperti siulan atau terdengar berisik.
Jika terjadi pada bayi Moms, maka jangan tunda untuk memeriksakan ke dokter.
• Kesulitan dalam makan
Bayi Moms mungkin tidak nafsu makan atau bahkan enggan mengisap sesuatu lagi karena dapat mengurangi asupan oksigen mereka.
Meskipun hal ini mungkin tidak menunjukkan timbulnya asma, namun tanda ini bersama dengan gejala lain dapat menjadi salah satu indikasinya.
Setelah Moms mengetahui gejala-gejala di atas, sebelum memutuskan bayi terkena asma, maka penting untuk mendapatkan pengawasan medis dan tes untuk mendiagnosis asma dengan tepat.
Mendiagnosis asma pada bayi mungkin cukup sulit, dan tes untuk memeriksa fungsi paru-paru biasanya dilakukan guna mendiagnosis asma pada bayi.
Oleh karena itu, wajib bagi Moms untuk memberikan informasi sebanyak mungkin pada dokter untuk membantu diagnosis.
Baca Juga : Seorang Bayi Bangunkan Ibunya yang Koma Lebih dari Tiga Minggu, Begini Kisah Harunya
Ada dua tes fungsi paru yang bisa memastikan apakah bayi Moms menderita asma atau tidak, yaitu tes uji spirometri dan metakolin.
Dalam spirometri, jumlah udara yang ditiup diukur untuk memberi gambaran tentang obstruksi saluran napas.
Tes metakolin melibatkan bronchoprovocation dan jika hasilnya negatif, bisa mengesampingkan asma.
Selain itu, dokter mungkin juga menyarankan rontgen dada untuk pemeriksaan rinci pada jantung dan paru-paru.
Jika dokter mencurigai asma, biasanya meresepkan beberapa obat asma untuk melihat bagaimana bayi Moms akan meresponnya.
Bila gejala mereda setelah pengobatan, dokter dapat menyimpulkannya sebagai asma.
Moms, bayi yang menderita asma membutuhkan banyak perhatian.
Ada banyak obat yang dapat membantu Moms dan Si Kecil menghadapi kondisi tersebut, salah satunya menggunakan inhaler, yaitu metode umum untuk mengobati asma pada bayi.
Baca Juga : 11 Fakta Menakjubkan Tentang Kehamilan, Belum Banyak yang Tahu!
Inhaler secara langsung menargetkan saluran udara dan mengurangi peradangan.
Tidak hanya itu saja, pastikan pula bayi Moms terhindar dari hal-hal yang memicu asma, seperti debu, serbuk sari, atau asap rokok.
Maka dari itu, sangat penting mengetahui gejala asma pada bayi sedari dini ya Moms.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | boldsky.com |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR