Seperti sup instan, saus, mi instan dan lain sebagainya.
Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) menganjurkan konsumsi garam maksimal 5 g sehari.
Sedangkan berdasarkan data Susenas pada 2002, 2007, dan 2009 (Hardinsyah, 2011), rata-rata konsumsi garam penduduk Indonesia masing-masing adalah 6,3; 5,6; dan 5,7 gram perhari.
Artinya lebih tinggi dibandingkan anjuran dari WHO.
Bahkan diperkirakan data tersebut bersifat underestimate, karena belum termasuk visible salt yang dibubuhkan pada makanan jajanan dan instan, demikian kata BPOM RI.
Kandungan garam atau sodium dalam mi instan rata-rata mengandung 50-60 persen kebutuhan sodium perhari.
Padahal konsumsi garam atau sodium ini memiliki batasan, dianjurkan tak boleh lebih dari satu sendok teh per hati.
Baca Juga : Sharena Akan Donorkan ASI Karena Produksi ASI-nya Melimpah, Ini Syarat Jadi Pendonor ASI!
"Semua mi instan kan gurih, itu karena garamnya tinggi. Tetapi, orang menganggapnya karena MSG," kata ahli nutrisi yang mengambil studi dari Biotechnology-specialization Food Tech and Bioprocess Technology Wageningen University, Belanda, ini.
Sebanyak 98% asupan sodium akan diserap di usus, dan kelebihannya akan disaring di ginjal, dan dikeluarkan melalui keringat dan urin.
Sayangnya, seiring dengan pertambahan usia, fungsi ginjal cenderung menurun.
Akibatnya, kelebihan sodium menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Konsumsi garam yang berlebihan terkait erat dengan peningkatan risiko beberapa penyakit kronis.
Terutama tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
"Yang harus diperhatikan adalah asupan total lemak dan garam dalam sehari. Tanpa makan mi instan pun seseorang bisa saja kelebihan garam. Jadi waspadai apa saja yang kita asup dalam sehari," jelasnya.
Untuk menghindari asupan karbohidrat dan sodium yang tinggi, Susan merekomendasikan untuk membatasi mi instan.
"Kalau sedang pengin banget, ya dibarengi dengan makan sayur juga. Jadi enggak cuma karbohidrat saja," tambahnya.
Baca Juga : Ryshaka Bantu Sharena Beri ASI pada Adiknya, Wajah Sea Disebut Makin Bule!
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR