Peristiwa tersebut berawal, saat ayah mertua itu mengetahui putrinya telah disiksa oleh menantunya.
Sebagai seorang ayah, dia pun marah dan menyeret menantunya keluar untuk mengajarinya sebuah pelajaran.
Dia memukul dan memarahi menantunya.
"Apakah saya membesarkan anak saya dari bayi hingga dewasa hanya untuk kamu sakiti? Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali. Aku membiarkan putriku menikahimu, tetapi kau memperlakukannya seperti ini. Tidak ada yang memperlakukan putri kecilku seperti itu!" kata ayah mertua tersebut.
Laki-laki yang mengenakan kaus putih itu bahkan menginstruksikan seorang laki-laki yang bersamanya untuk membawa rotan, dia ingin memberikan pelajaran kepada menantunya.
Ayah mertua tersebut lantas memukul bahkan menendang menantunya, sementara sang menantu tak membalas hanya berusaha melindungi dirinya.
"Apakah kamu meminta maaf kepadaku ketika kamu memukul putriku? Apakah kamu mengatakan maaf padanya? Apa kamu pikir aku akan membiarkan masalah ini begitu saja? Apa kamu tahu yang kamu lakukan itu salah sekarang? Sepertinya kamu benar-benar tidak takut? Jika kamu pandai memukul orang, sekarang bangun dan pukul aku. Ayo pukul aku!" katanya.
Ayah mertua tersebut memukul menantunya berdalih akan mengajarinya.
Meski ada yang mengecam perilaku ayah mertua tersebut, namun sikap yang dilakukan laki-laki paruh baya tersebut dalam beberapa hal dianggap logis.
Seperti yang telah dijelaskan sejak awal, bahwa seorang ayah akan merasa bahwa anak perempuannya akan tetap menjadi anaknya selamanya, meskipun telah menjadi tanggung jawab orang lain.
Melansir dari Psychology Today, perempuan merupakan sosok yang rentan direndahkan atau diperlakukan buruk.
Ini karena perempuan lebih rentan memiliki perlindungan diri, daripada laki-laki.
Rayakan Ultah ke-10, Beautyhaul Berikan Diskon Hingga 90% dari Puluhan Brand Kecantikan di Beautyhaul Mart 2024
Source | : | she knows,psychology today,nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR