“Para ayah perlu menghabiskan waktu bersama bayi perempuan mereka, mengurus kebutuhan fisiknya dan mendukung istrinya,” ujar Austin.
Saat anak gadis mulai bermain di lantai dan melakukan aktivitas lain, ayah memiliki peran besar dalam bercampur di kegiatan dan juga perkembangan demi perkembangannya.
Tetapi, ada kalanya, seorang anak perempuan menjauh dari ayahnya dan meniti kehidupannya sendiri.
Fase tersebut kerap disebut sebagai tahun-tahun ‘hormonal’, yang mana seorang ayah mulai memandang anak perempuannya sudah melakukan kesalahan sehingga ia juga memberi jarak dengan anak gadis yang sebelumnya ia timang tiap hari.
Akan tetapi dalam fase tersebut, ayah tetap memberi proteksi lebih dan kontrol ketat terjadap anak perempuannya.
Terlebih, ketika anaknya mulai mengenal lawan jenis dan juga mulai membangun hubungan. Ayah memiliki proteksi dua kali lebih kuat daripada biasanya.
Ini karena keterlibatan seorang ayah dalam kehidupan putrinya merupakan unsur yang sangat penting dalam pengembangan harga diri perempuan muda.
Austin mengidentifikasi adanya unsur positif dalam pengasuhan bagi para ayah untuk mendukung citra diri pada putri mereka untuk menekan kemungkinan perilaku merendahkan diri pada putrinya.
Secara konsisten, seorang ayah hadir dalam hidup putrinya dan menjadi rambu serta lebih peka terhadap perasaan anak perempuannya.
Seorang anak juga kebanyakan merasa nyaman ketika membagi dan juga menceritakan berbagai isi pikiran, hati juga menyampaikan keinginannya terhadap sang ayah.
Baca Juga : Diduga Sedang Selingkuh, Mobil CR-V Pasangan ini Terjun ke Jurang, Si Pria Meninggal Dunia
Di saat itulah, seorang ayah memiliki peran penting dalam kepercayaan diri seorang anak gadisnya.
Dalam hubungan asmara juga rumah tangganya, seorang ayah menganggap bahwa ia tetap menjadi proteksi terkuat di atas pasangan anak gadisnya.
Seorang ayah menganggap bahwa hubungannya dengan anak gadisnya merupakan hubungan jangka panjang, sehingga harapannya, figur suami bagi anak perempuannya merupakan figur penggantinya dalam kehidupan.
Sehingga dalam hal tersebut, seorang ayah berkeinginan bahwa anaknya mendapat pasangan yang ideal dan juga positif, baik dalam berkehidupan rumah tangga maupun membina perasaan anaknya.
Meski sudah memiliki menantu atau anak perempuan sudah memiliki pasangan yang ideal, ayah akan menekankan pada seorang menantunya bahwa anaknya merupakan seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya, tak kalah berharga daripada ibu dari menantunya.
“Dia harus pertama dan utama, memperlakukan putrinya dengan hormat dan cinta. Apakah dia menikah atau masih bersama dengan ayahnya, pasangan dari anaknya tersebut harus menunjukkan rasa hormatnya pula kepada ibunya sendiri. Bukan tanpa alasan, ini harus jelas!” ujar Austin.
“Dia harus menghargai perempuan sebagai manusia dan bukan sebagai orang yang akan ia ‘manfaatkan’ (Sebagai seorang istri). Anak perempuan akan melihat apa yang ayah mereka percaya tentang perempuan dengan bagaimana mereka menghargai dan menghormati perempuan, atau bagaimana mereka gagal melakukannya,” tutupnya.
Baca Juga : Putri Diana Sebelum Meninggal Telah Memprediksi Siapa Menantunya, Cocok!
Ikatan tersebut menjadi selaras ketika seorang ayah merasa tak terima dan juga tidak bisa memaafkan seseorang yang menyakiti anaknya.
Karena seberapa pun salah yang diperbuat anak perempuannya, seorang ayah tidak akan melakukan kekerasan atau bahkan menyakiti anak perempuannya, meski dengan cara yang kecil.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | she knows,psychology today,nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR