Nakita.id - Moms, kelainan dalam mengenali suatu warna atau buta warna ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau jenis kelamin saja.
Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi kemungkinan seseorang menderita kelainan ini.
Buta warna sebenarnya dibagi dalam dua kategori, yakni buta warna total dimana penyandangnya hanya bisa mengenali warna hitam dan putih, serta buta warna parsial atau tidak bisa mengenali warna tertentu saja.
Yang paling umum adalah kesulitan membedakan warna gabungan merah dan hijau.
Baca Juga : Inilah Alasannya Mengapa Stres Dapat Membuat Tubuh Rentan Penyakit!
Dalam penelitian terbaru, ternyata faktor ras dan etnis juga berpengaruh pada risiko buta warna.
Penelitian yang melibatkan 4000 anak berusia 3 sampai 6 tahun di California menemukan, 6% anak laki-laki Kaukasia menderita buta warna, disusul 3% dari anak laki-laki Asia, 3% dari Spanyol, dan kurang dari 2% adalah keturunan Afrika-Amerika.
Ditemukan, anak perempuan lebih jarang mengalami buta warna. Dari semua ras dan etnis yang diteliti, tidak sampai 0,5% anak perempuan menyandang buta warna.
Baca Juga : Rambut Rontok Bisa Jadi Tanda Kekurangan Zat Besi, Cek 5 Tanda Ini!
Menurut ahli mata dan kesehatan anak di Rumah Sakit Mount Sinai, New York, Dr. Miesha Frempong, buta warna paling sering disebabkan karena faktor genetik.
"Masalah sulit melihat warna ada pada kromosom X-nya," kata Dr. Frempong. Seorang perempuan memiliki dua kromosom X.
Laki-laki hanya satu. Bila kromosom X yang didapat laki-laki itu jelek, dia tidak punya cadangan sehingga lebih terkena efeknya," katanya.
Baca Juga : 7 Faktor yang Meningkatkan Peluang Kehamilan Bayi Kembar, Catat!
Buta warna terjadi ketika ada mutasi gen tertentu yang menghambat kemampuan pigmen pada saraf optik untuk mengenal warna.
Sel-sel yang disebut kerucut ini berada di retina.
Satu pigmen saja hilang, maka seseorang akan kesulitan membedakan warna. Penderita buta warna biasanya kesulitan membedakan kategori warna tertentu, seperti merah-hijau atau biru-kuning.
Baca Juga : Berbagai Kondisi Ibu Hamil Ini Diharuskan Melahirkan Secara Sesar
Dalam kasus yang langka, penderita hanya melihat warna hitam-putih.
Kasus yang paling sering ditemukan adalah merah-hijau, dan sampai kini belum ada terapi untuk menormalkan gangguan ini.
Untuk mendiagnosis pasiennya Frempong menggunakan chip dengan derajat warna yang beragam dan kartu titik berwarna.
Chip tersebut bertuliskan angka yang hanya bisa dibaca bila pasien mampu membedakan warna merah dan hijau.
Baca Juga : Moms Harus Tahu, Berikut 8 Penyakit Jangka Pendek pada Bayi Prematur
Mengetahui buta warna sejak dini akan sangat membantu karena sebuah studi menemukan buta warna berdampak pada kemampuan anak.
Usia terbaik untuk menguji penglihatan adalah sebelum usia empat tahun.(*)
Source | : | CBS News |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR