Nakita.id - Siapa sangka bila kita salah dalam memilih ikan untuk disantap bisa menyebabkan penyakit autoimun.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives menyatakan, bahwa kesalahan dalam memilih ikan dapat menyebabkan penyakit autoimun.
Seperti kita ketahui, penyakit auitoimun terjadi ketika sel tubuh menyerang sel tubuh yang sehat.
Penyakit autoimun ini antara lain adalah lupus, artritis rematoid, dan IBD (Inflammatory Bowel Disease).
Baca Juga : Ribuan Ikan Mati Secara Mendadak di Iran Akibat Infeksi Bakteri
Para peneliti di Universitas Michigan melakukan analisis melalui survei diet dan tingkat merkuri pada lebih dari 1.300 perempuan berusia antara 16 dan 49 tahun.
Mereka menguji darah para responden untuk melihat Antibodi Antinuclear (ANA) atau protein yang menyerang jaringan tubuh sendiri dan merupakan indikator gangguan autoimun secara keseluruhan.
Peneliti mencatat merkuri adalah prediktor yang menunjukkan suatu kondisi positif ANA.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Seluk Beluk Leukemia, Penyakit Yang Menyerang Shakira Anak Denada
Perlu diketahui, merkuri ialah mineral yang secara alami ada di lingkungan.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Ini Ciri Bayi Miliki Kulit Sensitif Menurut Dokter!
Setiap tahun, ribuan ton merkuri dilepas ke udara melalui polusi dan limbah.
Bakteri dan proses alami ini mengubah merkuri menjadi senyawa methylmercury, senyawa organik (MeHg) yang merupakan zat beracun.
Racun ini bisa terdapat di dalam ikan yang kita makan.
Sebab Methylmercury dapat terakumulasi di lautan.
Ini juga terakumulasi dalam rantai makanan, karena setiap ikan menyerap semua merkuri dari ikan atau organisme yang lebih kecil yang telah dimakannya.
Itulah mengapa ikan tertua dan terbesar, seperti ikan hiu atau ikan todak, memiliki kandungan tingkat Methylmercury tertinggi.
Kadar Methylmercury lebih tinggi pada orang yang rutin makan ikan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Zee Zee Shahab Alami Penyumbatan Plasenta Saat Hamil Anak Kedua, Apakah itu?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan, bahwa orang yang paling sensitif terhadap merkuri adalah ibu hamil dan menyusui, anak-anak di bawah usia enam tahun (terutama yang lebih muda dari tiga tahun), orang dengan gangguan fungsi ginjal, dan orang yang sangat sensitif terhadap logam.
Merkuri memiliki pengaruh yang sangat berbahaya untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, anak kecil, dan meningkatkan risiko penyakit kanker, otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan kekebalan tubuh.
Meskipun merkuri di dalam ikan berbahaya, tetapi ikan tetap dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi anak-anak.
Sebab ikan merupakan sumber omega-3 yang sangat baik untuk tubuh.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Tanggapan Dokter Reisa Tentang Memotong Bulu Mata Bayi Agar Lentik
Untuk mengurangi paparan merkuri, hindari makanan laut yang mengandung merkuri dalam jumlah sedang atau tinggi, seperti ikan todak, hiu, king mackerel, gulf tilefish, marlin, tuna segar, halibut, kerapu, kakap putih, bluefish, gabus, dan tuna kaleng.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Ini Ciri Bayi Miliki Kulit Sensitif Menurut Dokter!
Adapun beberapa makanan laut yang mengandung merkuri dalam jumlah kecil yaitu kerang, ikan sarden, salmon liar, cumi-cumi, dan nila.
Pilihan yang aman lainnya termasuk haddock, pollock, flounder, udang, lele, ikan, kepiting, dan mackerel atlantik.
Berikut ini beberapa rekomendasi konsumsi ikan yang dikeluarkan oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk ibu hamil atau menyusui dan anak-anak.
Baca Juga : Agar Anak Cerdas, Moms Wajib Lakukan 3 Stimulasi Dasar Ini Saat Hamil
- Hindari makan ikan hiu, ikan pedang, king mackerel, dan tilefish (juga dikenal sebagai golden bass atau golden snapper).
- Batasi konsumsi semua jenis ikan lainnya hingga 12 ons per minggu.
- Batasi konsumsi tuna kaleng dan tuna segar hingga tidak lebih dari 6 ons per minggu.
- Batasi ikan yang dimakan oleh anak-anak hingga porsi yang lebih kecil per minggu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Tanda Perut Kembung di Luar Normal Pada Anak
- Periksa nasihat lokal tentang keamanan ikan yang ditangkap di danau, sungai, dan daerah pesisir setempat.
Jika tidak ada saran yang tersedia, makan tidak lebih dari 6 ons per minggu ikan yang ditangkap secara lokal dan jangan mengonsumsi ikan lain selama minggu itu.
- Jika lebih dari jumlah yang disarankan ikan dimakan dalam satu minggu, makan lebih sedikit dalam minggu-minggu berikutnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali dan Cegah Sekarang Juga!
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | prevention,center4research.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR