Tabloid-Nakita.com - Mama pasti kerap mengalami hal ini. Ketika Mama menggendong si kecil yang sedang rewel, tangisannya langsung berhenti. Tetapi si kecil langsung menangis lagi begitu Mama membaringkannya ke tempat tidur, atau sekadar duduk untuk mengistirahatkan kaki.
Ketika Mama menggendong bayi sambil berjalan-jalan, bayi memang berhenti menangis dan jantungnya berdetak lebih lambat. Ini merupakan bukti bahwa, "Bayi menjadi tenang dan rileks ketika digendong oleh ibu mereka," kata Dr. Kumi Kuroda, peneliti perilaku bayi di RIKEN Brain Science Institute di Saitama, Jepang, pada tahun 2013.
Para peneliti di RIKEN menilai bahwa hal itu terjadi karena faktor biologi evolusioner. Dalam kondisi bahaya, manusia memang lebih mudah untuk melarikan diri dengan anak yang tidak rewel menjerit sambil menendang-nendang. Nah, tindakan sederhana seperti menggendong anak pun merupakan tanda bagi anak untuk tenang.
Masalahnya, kapan anak perlu digendong? Apakah setiap kali menangis Mama perlu menggendong si kecil? Kondisi apa yang membuat anak perlu digendong?
Bayi yang sedang berada dalam tahap attachment alias lengket pada kedua orangtuanya tentu ingin digendong terus. Namun tentu kita sepakat bahwa terlalu sering menggendong bayi juga kurang baik karena bisa menghambat berbagai kemampuan yang dimiliki. Eksplorasi bayi terhadap lingkungan jadi terbatas dan keterbatasan ini akan menyebabkan perkembangan si kecil tertinggal.
Contoh, gara-gara kebanyakan digendong, bayi berusia 8 bulan belum juga bisa merambat. Bayi yang terlalu banyak digendong juga cenderung berkembang menjadi pasif. Kepasifan ini bisa bertahan sampai dewasa yang terlihat dari sikapnya yang penakut serta peragu dalam mencoba segala sesuatu. Di masa depan, anak yang terlalu sering digendong di masa bayinya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sosok sentralnya.
Namun bukan berarti bayi tidak boleh digendong, lo. Tentu boleh karena menggendong juga memiliki banyak manfaat. Justru ada beberapa situasi dan kondisi di mana bayi perlu digendong, antara lain:
• Bila memang tidak memungkinkan melepaskan bayi sendirian, seperti di pesta, mal, restoran, atau tempat-tempat ramai dan membahayakan.
• Ketika bayi membutuhkan rasa aman, yang bisa terdeteksi dari tangisan dan mimik wajah maupun bahasa tubuhnya.
• Saat bayi takut terhadap sesuatu, menggendongnya jauh lebih baik ketimbang mendiamkannya yang bisa berakibat fatal. Dalam kondisi ekstrem, bayi bisa tumbuh jadi penakut atau mengalami trauma.
• Waktu bayi membutuhkan rasa nyaman, menggendongnya bisa membantunya kembali tenang setelah mengalami kejadian tak menyenangkan. Contoh, setelah disuntik imunisasi.
Itulah kondisi di mana bayi perlu digendong. Para peneliti juga mengatakan, dalam kondisi tersebut, lebih efektif jika bayi digendong sambil berjalan mondar-mandir ketimbang dalam gerakan ritmis seperti diayun-ayun.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Faras Handayani |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR