Nakita.id – Artis peran Baim Wong kini sedang disibukkan dengan persiapan pernikahan.
Baim Wong mantap untuk menikahi seorang model profesional Tanah Air yang bernama Paula Verhoeven.
Tahapan hubungan Baim Wong dan Paula Verhoeven bisa dibilang sangat cepat.
Setelah 4 bulan saling mengenal, Baim Wong mantap untuk melamar perempuan bertubuh tinggi tersebut.
Baim Wong mengajak serta keluarga besarnya untuk melamar Paula pada 21 Juli lalu.
Baca Juga : Jadi Sayuran Favorit, Bayam Tidak Dianjurkan untuk Orang dengan 5 Kondisi Ini
Setelah menjalani tahap lamaran, rencananya Baim Wong dan Paula Verhoeven akan menikah pada 22 November ini.
Baru-baru ini, Baim Wong mengunggah momen dirinya saat mendatangi kantor KUA.
Lihat postingan ini di InstagramLatihan sama Penghulu .. kok ketek basah yaaa.. #ketauanakupernahnikahsirih #kawinkeduakalinya
Pada video tersebut, Baim Wong melakukan latihan untuk mengucapkan ijab Kabul.
Ternyata, selama latihan Baim Wong beberapa kali melakukan kesalahan pengucapan ijab Kabul.
Tampak dari raut wajah Baim, sepertinya ia sangat grogi ketika mengucapkan ijab Kabul meski hanya latihan.
Wajarkah seseorang merasa grogi menjelang pernikahan?
Alasan-alasan grogi menjelang pernikahan
Pernikahan merupakan upacara sakral yang mengikat janji dua sejoli untuk bersedia mengarungi rumah tangga bersama.
Setelah menikah, maka peran, tugas, dan hak dua sejoli menjadi berbeda.
Ketika sebelum menikah dua sejoli adalah tanggung jawab orangtuanya, setelah menikah dua orang tersebut mengabdi kepada pasangannya.
Moms, meski pernikahan merupakan momen membahagiakan, namun kebanyakan orang yang menikah justru mengalami grogi yang teramat sangat.
Ada yang mengalami grogi dalam fase wajar, namun ada juga yang selalu terbayang-bayang akan beban kewajiban setelah menikah.
Dikutip dari self.com, terdapat beberapa alasan yang membuat seseorang menjadi grogi dan takut untuk menikah.
Apa saja? Berikut ulasannya:
1. Takut salah mengambil keputusan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, didapat hasil bahwa sebagian responden mengaku takut salah mengambil keputusan untuk menikah.
Sebab, mereka sangat berhati-hati dan berharap pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Meski bahagia ketika menyambut pernikahannya, namun hal-hal seperti masalah yang kemungkinan akan dihadapi setelah menikah menjadi momok tersendiri.
2. Takut sakit di hari pernikahan
Sebagian orang memiliki ketakutan akan kesehatan mereka di hari pernikahan kelak.
Mungkin kesehatan bagi orang-orang yang memiliki system imun yang bagus bukan masalah.
Namun, bagi orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau kondisi autoimun lainnya, kekhawatiran akan acara pernikahan yang terganggu akibat penyakitnya yang kambuh cukup membuatnya risau.
Seorang perempuan bernama Ashley (32) membagikan pengalamannya mengenai kondisi kesehatan menurun di hari pernikahan.
"Saya hidup dengan rheumatoid arthritis bersama dengan kondisi autoimun lainnya. Enam bulan sebelum pernikahan saya, saya juga menjalani operasi otak. Saya khawatir bahwa saya tidak akan merasa baik pada hari pernikahan saya, bahwa jari saya akan membengkak dan cincin saya tidak akan pas, dan bahwa bekas luka saya dari operasi otak akan muncul.
Tapi saya juga berpikir jangka panjang: Apakah dia masih mencintaiku dalam 5, 10, 20, atau 30 tahun? Saya berbicara hal tersebut dengan suami saya. Dia sangat mendukung dan menghibur saya. Kini, setelah 5 tahun pernikahan, ia masih setia di samping saya,” tutur Ashley.
3. Takut percakapan jadi membosankan setelah menikah
Ketika menjalin hubungan pacaran hingga yakin untuk memutuskan hidup bersama, biasanya orang tersebut telah menemukan pasangan yang tepat dan cocok untuk saling berbicara, memandang suatu masalah, serta prinsip kehidupan.
Namun, banyak juga orang yang justru merasa takut pernikahan akan merubah segalanya.
Beberapa orang mengaku takut setelah menikah hubungan akan menjadi membosankan dan perasaan cinta berkurang.
Baca Juga : Baim Wong Latihan Ijab Kabul, Terungkap Mahar yang Akan Diberikan ke Paula
Dasar dari ketakutan tersebut adalah karena pada masa pacaran, orang-orang hanya melihat sisi baik kekasihnya.
Sedangkan setelah menikah nanti, maka semua sisi baik dan buruk pasangan akan terbongkar.
4. Tidak yakin apakah benar-benar cinta
Beberapa orang memutuskan menikah karena cinta, namun sebagian lain ternyata masih meragukan cinta mereka.
Meski menjalin hubungan yang lama, ternyata beberapa orang merasa ragu apakah perasaannya benar-benar cinta atau hanya nyaman.
Biasanya orang-orang seperti ini memiliki masa lalu yang sulit dilupakan.
Seorang perempuan bernama April membagikan pengalamannya mengenai perasaan ragu akan perasaan terhadap pasangannya.
"Saya menikah lebih untuk keamanan daripada rasa cinta. Pacar saya telah mencintai saya selama bertahun-tahun. Sebenarnya saya tidak jatuh cinta padanya, tetapi ibu saya mencoba untuk meyakinkan saya untuk melanjutkan hubungan. Pernikahan sudah direncanakan, dibayar, dan orang-orang berdatangan dari luar Negara ke pernikahan, jadi saya melakukannya. Namun, itu semua sudah berakhir. Kami bertahan selama satu setengah tahun, tetapi perasaan saya tidak pernah berubah menjadi romansa. Saya seharusnya tidak mengatakan saya lakukan ketika, pada kenyataannya, saya tidak melakukannya,” tutur April.
5. Takut pasangannya selingkuh
Setiap orang yang menikah tentu akan berharap memiliki pernikahan yang bahagia dan sekali seumur hidup.
Namun, beberapa orang menjalin kasih dengan orang yang memiliki banyak ‘pengalaman’ dalam menjalin cinta.
Sebenarnya, setiap orang bisa saja berubah menjadi lebih baik.
Tapi, masa lalu pasangan seringkali membuat seseorang menjadi ragu untuk menikahinya.
Bagaimana mengatasi rasa grogi sebelum pernikahan?
Moms, mengalami stress, grogi, dan kekhawatiran sebelum pernikahan merupakan hal wajar yang dialami setiap orang.
Namun, setelah menikah maka semua perasaan grogi tersebut akan berubah menjadi perasaan lega dan bahagia.
Berikut beberapa hal yang membuat Moms tidak perlu terlalu risau menjelang pernikahan, dikutip dari mindbodygreen.com.
1. Keraguan bukan berarti tidak
Keraguan yang sehat adalah tanda bahwa Moms adalah orang yang introspektif, bijaksana, cerdas, dan penuh pertimbangan untuk membuat komitmen seumur hidup .
Seperti yang dikatakan Tara Brach, " Like investigation, healthy doubt arises from the urge to know what is true — it challenges assumptions or the status quo in service of healing and freedom.”
Baca Juga : Jelang Hari Kelahiran, Cici Panda Umumkan Jenis Kelamin Anak Keduanya
2. Belajar dari filosofi kupu-kupu
Beberapa orang mungkin merasa stress seperti orang yang sekarat jelang pernikahan. Sama seperti ulat yang tidak bisa menjadi kupu-kupu tanpa benar-benar melepaskan identitasnya sebagai ulat, untuk tumbuh melalui fase baru dan identitas baru sebagai orang yang sudah menikah, Moms harus rela melepaskan identitas lama, yaitu sebagai lajang.
Seorang psikolog bernama Sheryl Paul mengungkapkan bahwa ia memiliki seorang kien yang mengaku dirinya seakan sekarat jelang pernikahan.
Sheryl hanya tersenyum seraya berkata : “Anda berada di jalur yang benar.”
3. Tidak ada pernikahan yang sempurna
Banyak orang yang merasa grogi dan takut apabila kelak pernikahannya tak sempurna seperti yang diharapkan.
Bahkan, beberapa tradisi berpendapat bahwa suatu ketidaksempurnaan dalam pernikahan bisa membawa dampak buruk bagi rumah tangga kelak.
Moms, yang perlu diingat adalah bahwa tidak ada pernikahan dan rumah tangga yang sempurna.
Seindah-indahnya dan terencananya suatu pernikahan, pasti ada beberapa celah yang membuatnya menjadi tak sempurna.
Untuk pernikahan sekelas keluarga Kerajaan Inggris saja, banyak hal yang membuatnya menjadi tak sempurna.
Jadi, jangan pernah takut untuk menjadi tak sempurna ya, Moms.
Lihat postingan ini di Instagram
4. Bukan satu-satunya yang mengalami grogi sebelum pernikahan
Moms tak perlu khawatir dan merasakan stress yang berlebihan.
Sebab, Moms bukan satu-satunya orang yang mengalami grogi menjelang pernikahan.
Keluarga seperti ayah dan ibu pasti juga mengalami hal-hal serupa.
Momen melepas ‘gadis kecil’ mereka kepada seseorang yang dipercaya bisa membahagiakan cukup membuat grogi dan haru.
Baca Juga : Perbedaan Perlakuan Irwan Mussry Ketika Jalin Hubungan dengan Desy Ratnasari dan Maia Estianty
Jadi, Moms tak perlu menunjukkan ekspresi stress dan grogi berlebihan demi meminimalisir konflik intern keluarga, mengingat keluarga juga tengah merasakan grogi yang luar biasa.
5. Masalah setelah pernikahan adalah normal
Moms perlu ingat bahwa tidak ada rumah tangga yang sempurna.
Memiliki masalah setelah pernikahan adalah hal yang pasti dialami setiap orang.
Hal yang harus Moms lakukan adalah mempersiapkan mental untuk menghadapi semuanya.
Source | : | nakita,she knows,mindbodygreen.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR