Penelitian ini juga cocok dengan bukti yang meningkat bahwa seberapa agresif sistem kekebalan otak mempertahankan diri terhadap virus atau kuman lain mungkin lebih berisiko daripada infeksi yang sebenarnya, kata spesialis Alzheimer Dr. Rudolph Tanzi dari Massachusetts General Hospital.
Bersama rekannya dari Harvard Medical School, Dr. Robert Moir, Tanzi telah melakukan eksperimen yang menunjukkan bahwa beta-amyloid yang lengket menangkap kuman yang menyerang dengan menelan mereka - dan itulah mengapa plak mulai terbentuk di tempat pertama.
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Bau Mulut? Coba Cek Apa Yang Moms Minum
"Pertanyaannya tetap, oke, di otak Alzheimer apa mikroba itu penting, apa mikroba yang memicu plak?" jelas Tanzi, yang juga tidak memiliki peran dalam penelitian baru.
Tim dari Mount Sinai dan Arizona State University datang dengan beberapa virus yang diduga, secara tidak sengaja.
Sebenarnya, studi yang didanai oleh National Institutes of Health itu tidak berburu virus tetapi mencari target obat baru untuk Alzheimer.
Para peneliti menggunakan data genetik yang kompleks dari ratusan otak di beberapa bank otak untuk membandingkan perbedaan antara orang yang meninggal dengan Alzheimer dan yang normal secara kognitif.
Baca Juga : Studi: Peluang Hidup Pasien Jantung Wanita Lebih Tinggi Bila Ditangani Dokter Wanita!
Petunjuk pertama menunjukkan keyakinan bahwa virus ada di sekitar kita termasuk "datang menginvasi otak", kata ahli genetika Mount Sinai Joel Dudley yang terlibat dalam penelitian yang kemudian menjadi penulis temuan ini untuk kemudian diterbitkan di jurnal Neuron.
Tim peneliti menemukan materi genetik virus pada tingkat yang jauh lebih tinggi pada otak yang terkena Alzheimer daripada yang normal.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR