Nakita.id - Selain berada di lingkungan tidur yang bising, studi terbaru lainnya menunjukkan tidur terlalu larut alias begadang juga berdampak buruk pada kesuburan laki-laki.
Penelitian yang dipublikasikan online di Medical Science Monitor, menemukan tidur larut malam dan tidur lebih sedikit dapat menghancurkan sperma yang sehat dan mengakibatkan infertilitas laki-laki.
Para peneliti menduga, ini mungkin karena tidur terlalu larut dapat memicu antibodi sperma yang merusak sperma yang sehat.
Baca Juga : Bila Tak Kunjung Hamil, Tes Kesuburan Perempuan Ini Perlu Dilakukan!
Sebab, tingkat antibodi yang lebih tinggi akan menyulitkan sperma yang sehat untuk mencapai sel telur perempuan untuk pembuahan.
Kurang tidur juga menjadi salah satu faktor menurunnya kualitas sperma laki-laki.
Seperti yang kita tahu, mendapatkan cukup tidur tujuh hingga delapan jam penuh, memberi manfaat bagi hati, berat, pikiran, bahkan kesuburan.
Para peneliti di Universitas Kedokteran Harbin di China menemukan waktu tidur larut dan tidur lebih sedikit dapat menghancurkan sperma yang sehat; kemungkinan penyebab infertilitas.
Baca Juga : Dampak Tidur di Lingkungan Bising, Bisa Menurunkan Kesuburan Pria!
"Jumlah sperma dan tingkat kelangsungan hidup mereka lebih rendah ketika kurang tidur dibandingkan dengan orang lain dalam setiap kelompok," tulis para peneliti, dalam abstrak.
Secara khusus, tidur selama enam jam atau kurang menyebabkan jumlah sperma lebih rendah pada laki-laki, dengan sperma mati jauh lebih cepat daripada di kelompok lain.
Penelitian sebelumnya telah mengonfirmasi laki-laki yang mendapatkan enam jam tidur semalam, memiliki sperma 25% lebih rendah daripada pria yang tidur selama delapan jam penuh.
Ini mendorong para peneliti Cina untuk mengeksplorasi bagaimana durasi tidur dan waktu tidur akan berdampak pada kesehatan sperma, serta mekanisme apa di dalam tubuh yang dapat memicu perubahan ini.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ini 3 Hal yang Mempengaruhi Kecerdasan Menurut Ahli Gizi!
Dalam studi baru yang dipublikasikan di Medical Science Monitor, 980 pria China yang sehat dibagi menjadi tiga kelompok sebelum tidur yang berbeda: antara jam 8 malam, jam 10, antara jam 10 malam dan tengah malam, atau setelah tengah malam.
Alarm para peserta diatur sehingga mereka akan mendapatkan enam jam tidur atau kurang, tujuh hingga delapan jam, atau sembilan jam atau lebih.
Para peneliti mengambil sampel air mani secara teratur dari para pria untuk memeriksa bentuk sperma, jumlah, kelangsungan hidup, dan motilitas menurut pola tidur.
Temuan mengungkapkan jumlah sperma dan tingkat kelangsungan hidup mereka lebih rendah pada mereka yang tidur larut malam dan mendapat sedikit tidur.
Baca Juga : Catat Berbagai Perkembangan Janin pada Trimester Kedua, Moms Wajib Tahu
Demikian pula, tidur lebih dari sembilan jam memiliki efek yang sama, pada kualitas sperma seperti kurang tidur di malam hari.
Para peneliti menduga begadang dan kurang tidur memicu peningkatan antibodi anti-sperma, protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh, yang dapat merusak sperma yang sehat.
Antibodi anti-sperma bertindak dengan menghalangi gerakan sperma, pemupukan kapasitasi, dan menghambat implantasi embrio.
Diyakini bahwa kehadirannya dalam air mani dan serum adalah salah satu penyebab infertilitas kekebalan tubuh.
Baca Juga : Kram Kaki Bisa Menjadi Tanda Peringatan Menjalani Diet yang Salah!
Dengan kata lain, tubuh orang-orang dengan masalah kesuburan imunologis mengidentifikasi bagian dari fungsi reproduksi sebagai musuh dan mengirim sel “natural killer” (NK) untuk menyerang.
Oleh karena itu, pria dengan jumlah antibodi sperma yang tinggi menyulitkan sperma mereka untuk mencapai sel telur, atau membuahi sel telur, kemungkinan menyebabkan infertilitas.
Antibodi anti-sperma dapat merusak sperma yang dapat bertahan hidup, dan ini dapat menyebabkan keguguran.
Pada laki-laki, testis melindungi sperma dari sel-sel kekebalan, tetapi ketika mereka rusak, mereka mungkin tidak lagi bisa melakukan itu.
Baca Juga : Percaya Atau Tidak, Makan Kacang Dapat Menurunkan Berat Badan
Peneliti Cina menyimpulkan, tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat memengaruhi kesuburan pria.
Sebuah studi 2016 memberikan bukti tidur tidak memengaruhi kesuburan laki-laki melalui tingkat testosteron.
Testosteron diperlukan untuk reproduksi, dan sebagian besar pelepasan testosteron harian pada pria terjadi selama tidur.
Baca Juga : Pantas Digilai Orang Korea Selatan, Kimchi Punya 6 Manfaat Tak Terduga Ini!
Saat ini, masih ada data terbatas tentang bagaimana pola tidur pria memengaruhi kesuburan.
Namun, temuan umum adalah laki-laki harus membidik tujuh hingga kurang dari sembilan jam tidur untuk mengoptimalkan kesuburan dan meningkatkan peluang mereka menjadi seorang ayah.
Intinya, terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dapat merusak kehidupan seks kita, terutama jika Dads dan Moms sedang berusaha untuk mendapatkan momongan.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR