Melalui berbagai pemeriksaan bisa diketahui penyebab mengapa janin gagal tumbuh.
Jika disebabkan kelainan kromosom, maka tidak banyak yang bisa dilakukan karena sudah merupakan kelainan bawaan.
Namun jika karena infeksi TORCH atau streptokokus, masih dapat diobati agar kehamilan seperti ini tidak terulang kembali.
Dengan kata lain, setelah menjalani pengobatan atau terapi dengan baik, tidak tertutup peluang bagi ibu untuk dapat hamil yang sebenarnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Cara Mudah Cegah Infeksi Kehamilan yang Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur
HAMIL ANGGUR
Selain blighted ovum, papar Andon, hamil anggur juga menunjukkan gejala seperti hamil betulan, semisal perut membesar, perasaan mual, muntah, atau pusing dengan gejala yang lebih parah.
Muncul pula perdarahan yang bahkan bisa sampai mengakibatkan anemia.
Tes kehamilan juga menunjukkan hasil positif.
“Jadi, secara hormonal seperti hamil, tetapi sebenarnya tidak terdapat janin dalam kantung kehamilan.” Papar Andon.
Yang dimaksud hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan perkembangan tak wajar, karena kantung kehamilan hanya berisi gelembung-gelembung putih dengan ukuran yang bervariasi.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Bayi Lahir Prematur, Umumnya Disebabkan Infeksi Kehamilan
Sebenarnya ada beberapa macam hamil anggur, yaitu: tidak disertai janin, disertai janin atau sebagian janin.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Kemungkinan kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, tubuh kekurangan protein, dan kelainan pada sel telur atau sperma.
Jika ibu diketahui mengalami hamil anggur, langkah penanganannya adalah mengeluarkan jaringan mola (gelembung).
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Cegah Keputihan dengan Cara Mudah, Anak Bisa Melakukannya
Mengingat kehamilan anggur dapat berubah menjadi suatu keganasan, maka pemeriksaan rutin harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun, setelah pengeluaran jaringan mola tersebut.
Tindakan ini pun harus disertai dengan pemeriksaan hormon HCG secara berkala.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR