Nakita.id – Ibu mana yang tidak senang, saat dinyatakan hamil. Apalagi jika kesimpulan itu berlandaskan dari hasil test pack.
Akan lebih berbahagia lagi mana kala wanita yang telah dinyatakan hamil mengalami mual munta alias morning sickness di awal kehamilan.
Karena hal ini pertanda jika Moms memang-benar-benar sedang hamil. Sebab hanya mereka yang sedang hamil muda yang dapat merasakan nikmatnya morning sickness.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 4 : Rasakan Sensasi Gerakan Janin
Tapi apa yang dialami tersebut bisa berbalik 180 derajat menjadi kesedihan dan keterpurukan, manakala saat diperiksa, ternyata si jabang bayi tidak ada dalam rahim Moms.
Banyak spekulasi mengenai hal ini di tengah masyarakat.
Ada yang mengatakan hilangnya si jabang bayi karena sihir. Ada juga yang mengatakan jika itu adalah ulah jin. Ya, jin menculik bayi Moms!
Tapi apa benar itu yang terjadi dan itu yang harus kita percaya sebagai wanita milennials?
Baca Juga : Cara Mengukur Gerakan dan Tendangan Janin, Penting Diketahui!
Baca Juga : Berita Kesehatan: Inilah Bahayanya Wanita Hamil yang Menjadi Perokok Pasif!
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Mudah! Ini Cara Alami Mengatasi Anak Susah BAB
Hilangnya janin dalam kandungan di awal-awal kehamilan, menurut medis; pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma.
Namun, karena berbagai penyebab (di antaranya kualitas telur/sperma yang buruk, atau terdapat infeksi TORCH), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali.
Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam di dalam rahim.
Lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan, bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan lainnya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Ini Alasannya Kenapa Selalu Lapar Saat Haid
Nah, menurut Dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG, dari RSIA Hermina Jatinegara, kondisi tersebut secara ilmiah disebut blighted ovum.
“Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah ibu hamil mengeluh adanya perdarahan sedikit dari kemaluan.”
Perlu diketahui juga, perut yang membesar seperti orang hamil, tidak hanya bisa disebabkan blighted ovum.
Mungkin saja ada penyakit lain, misalnya tumor rahim atau penyakit usus.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Jerawat pada Saat Hamil, Begini Mengatasinya!
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Amankah Mengonsumsi Obat Pencahar saat Hamil?
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Minum Kopi Selama Kehamilan, Apakah Ini Aman?
PENANGANAN BLIGHTED OVUM
Jika telah ditegakkan diagnosis blighted ovum, menurut Andon, berikut tindakan selanjutnya yang dianjurkan:
1. Mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim
Keadaan janin gagal tumbuh biasanya akan menimbulkan keguguran spontan.
Kalaupun tidak, begitu ada kecurigaan terjadinya blighted ovum, tetap perlu dilakukan penguretan.
Tindakan ini bermanfaat untuk menghindari perdarahan atau infeksi yang mungkin terjadi jika kelak si ibu benar-benar hamil.
Hasil kuretase selanjutnya akan diperiksa/dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum.
2. Mencari penyebab
Penyebab blighted ovum cukup beragam, di antaranya; kelainan kromosom, rendahnya kadar hormon beta HCG, kualitas sperma atau sel telur yang buruk, embrio mengandung cacat berat sehingga gagal tumbuh, infeksi bakteri streptokokus, infeksi virus rubela dan toksoplasma.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Perdarahan Selain Menstruasi, Moms Harus Waspada!
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Waspada Penebalan Dinding Rahim, Gejalanya Menstruasi Tak Teratur
Melalui berbagai pemeriksaan bisa diketahui penyebab mengapa janin gagal tumbuh.
Jika disebabkan kelainan kromosom, maka tidak banyak yang bisa dilakukan karena sudah merupakan kelainan bawaan.
Namun jika karena infeksi TORCH atau streptokokus, masih dapat diobati agar kehamilan seperti ini tidak terulang kembali.
Dengan kata lain, setelah menjalani pengobatan atau terapi dengan baik, tidak tertutup peluang bagi ibu untuk dapat hamil yang sebenarnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Cara Mudah Cegah Infeksi Kehamilan yang Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur
HAMIL ANGGUR
Selain blighted ovum, papar Andon, hamil anggur juga menunjukkan gejala seperti hamil betulan, semisal perut membesar, perasaan mual, muntah, atau pusing dengan gejala yang lebih parah.
Muncul pula perdarahan yang bahkan bisa sampai mengakibatkan anemia.
Tes kehamilan juga menunjukkan hasil positif.
“Jadi, secara hormonal seperti hamil, tetapi sebenarnya tidak terdapat janin dalam kantung kehamilan.” Papar Andon.
Yang dimaksud hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan perkembangan tak wajar, karena kantung kehamilan hanya berisi gelembung-gelembung putih dengan ukuran yang bervariasi.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Bayi Lahir Prematur, Umumnya Disebabkan Infeksi Kehamilan
Sebenarnya ada beberapa macam hamil anggur, yaitu: tidak disertai janin, disertai janin atau sebagian janin.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Kemungkinan kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, tubuh kekurangan protein, dan kelainan pada sel telur atau sperma.
Jika ibu diketahui mengalami hamil anggur, langkah penanganannya adalah mengeluarkan jaringan mola (gelembung).
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Cegah Keputihan dengan Cara Mudah, Anak Bisa Melakukannya
Mengingat kehamilan anggur dapat berubah menjadi suatu keganasan, maka pemeriksaan rutin harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun, setelah pengeluaran jaringan mola tersebut.
Tindakan ini pun harus disertai dengan pemeriksaan hormon HCG secara berkala.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR