Nakita.id – Kisah asmara insan manusia menjadi pembahasan yang selalu menarik untuk dibahas.
Setiap perjalanan cinta tentu memiliki masa pasang surut.
Ada saatnya untuk bahagia dan merasakan manisnya cinta, namun ada juga saat masalah datang yang menguji kesabaran.
Ketika masalah datang, tak jarang dua insan yang menjalin kasih memutuskan ikatan cinta karena merasa tak lagi cocok.
Mungkin banyak sekali kita mendengar kalimat dari perempuan yang tersakiti dalam hubungan, seperti ‘Semua cowok sama saja tidak bisa dipercaya!’.
Baca Juga : Kakak Ipar Kareena Kapoor Berusia 40 Tahun, Masih Terlihat Cantik!
Ketika menghadapi penyamarataan sifat laki-laki yang dianggap tak setia, tak sedikit laki-laki menjawab ‘Laki-laki baik ditinggalin, laki-laki bejat dipacarin’.
Benarkah perempuan lebih menyukai laki-laki nakal daripada laki-laki baik-baik?
Bukankah seharusnya perempuan perlu berhati-hati dalam memilih pasangan?
Selama ini, banyak perempuan yang mengaku ingin memiliki kekasih yang baik, setia, perhatian, dan kalem.
Banyak perempuan menginginkan kisah cinta yang lancar dan berjalan lurus.
Bahkan, banyak perempuan yang menginginkan memiliki pacar sempurna bak seorang pangeran.
Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan memang menyukai laki-laki nakal.
Mengapa perempuan suka laki-laki nakal?
Menurut hasil penelitian, 60% perempuan dari 172 orang responden Jerman mengungkapkan bahwa mereka lebih menyukai laki-laki nakal.
Sebab laki-laki nakal dianggap lebih menantang dan memberikan hal-hal baru.
Laki-laki nakal cenderung memiliki banyak pengalaman dalam hidup dan dikenal tak memiliki rasa takut.
Sedangkan laki-laki baik-baik cenderung hanya akan menjalani hubungan lurus dan cenderung membosankan.
Laki-laki nakal cenderung mendominasi hubungan dan membuat perempuan merasa terlindungi dengan baik.
Baca Juga : Maia Estianty Menangis di Pelukan Al-Ghazali, Mengaku Tak Kuat Ada di Rumah Ahmad Dhani
Penemuan mengenai selera perempuan yang memilih laki-laki nakal juga didukung oleh penelitian yang dipimpin Gregory Louis Carter dari University of Durham.
Penelitian tesebut mengungkapkan bahwa secara alamiah perempuan lebih tertarik dengan bad boy atau laki-laki nakal.
Studi ini dilakukan pada 128 mahasiswi pada University of Durham. Sebagian besar mahasiswi memilih laki-laki dengan kriteria nakal seperti kepercayaan diri , keras kepala, dan kecenderungan pengambilan risiko.
Dikutip dari Kompas.com, menurut dr Jerry Bruns yang menulis buku The Tiger Woods Syndrome, dasar neurologi atau neurokimia yang mampu menjelaskan perilaku ini hingga kini belum ditemukan.
Meskipun demikian, sebuah studi pernah dilakukan untuk mengetahui preferensi perempuan tentang laki-laki.
Para perempuan jomblo diperlihatkan beberapa gambar laki-laki yang memiliki wajah lembut menggemaskan serta laki-laki dengan garis wajah tegas dan berkarakter maskulin.
Otomatis, otak para perempuan tersebut bekerja ketika melihat semua gambar yang ditampilkan.
Tanpa disadari, ada area pada otak yang bekerja lebih aktif saat mereka melihat satu sosok laki-laki ‘bandel’ dalam tampilan gambar.
"Area otak yang lebih aktif adalah saat perempuan melihat gambar laki-laki yang cenderung berpenampilan 'nakal'. Tipe laki-laki seperti itu lebih menarik dan mengindikasikan penilaian berbeda untuk mereka," ujar Bruns.
Di samping itu, sebuah studi yang dilakukan University of Texas, San Antonio, Amerika Serikat, dan dipimpin oleh peneliti Kristina Durante menunjukkan temuan bahwa di bawah pengaruh hormonal ovulasi, perempuan memperdaya diri mereka sendiri bahwa cowok ‘bandel’ nan seksi akan menjadi pasangan yang setia dan ayah yang baik bagi anak-anaknya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Bebagai Penyebab Gigi Anak Belum Tumbuh
Hormon memiliki peranan penting
Seringkali kita merasa heran mengenai fenomena dimana seorang perempuan enggan meninggalkan kekasihnya, padahal sang kekasih kerap berbuat jahat dan menyakiti.
Dikutip dari intisari.grid.id, ternyata secara alamiah tubuh perempuan memproduksi hormone yang membuat bertahan menghadapi hubungan naik turun yang dramatis.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa begitu sulit lepas dari pasangan yang membuatmu merasa tak aman atau terus menyakiti kita?
Anehnya, justru perilaku jahat pasanganlah yang ternyata membuat kita merasa punya hubungan lebih dekat.
Permainan emosi naik dan turun secara drastis justru membuat hubungan terasa lebih menegangkan dan seru.
Hormon apa sajakah yang berpengaruh? Berikut ulasannya:
1. Dopamin
Kencan tak terlupakan, pujian-pujian memabukkan, dan perhatian yang manis bisa membuat otak melepaskan hormon dopamin.
Dopamin adalah hormon yang menimbulkan efek puas pada otak. Hormon ini bisa 'meledak' dengan lebih dahsyat jika dipicu oleh sesuatu yang tidak rutin dan tak terjadwal
Ini menjelaskan mengapa hubungan dengan laki-laki'jahat' membuat hormon dopamin bisa meledak-ledak.
Jika hari ini kita disakiti dan tidak dihiraukan, besok kita bisa disayang-sayangi dengan begitu baik.
Hal ini membuat otak memproduksi hormon dopamin yang membuat kita merasa sangat puas.
Makin kita tak bisa menduga kapan hal baik akan terjadi, makin memuaskan pula rasanya ketika hal itu datang.
Baca Juga : Gadis 14 Tahun Ini Dipukuli Secara Brutal Oleh 5 Temannya, Alami Gegar Otak & Terancam Tak Bisa Punya Anak!
Itulah yang terjadi pada hubungan tak sehat. Walau laki-laki bisa sangat jahat dan menyakiti kita.
Bila ia kembali dan berbuat baik lagi, otak akan merasa puas sehingga secara tak sadar sulit bagi kita untuk lepas dari laki-laki jahat ini.
2. Oksitoksin
Hormon oksitoksin sering disebut sebagai hormon cinta dan sentuhan. Hormon ini mengikat pasangan dan paling sering muncul ketika berhubungan seks.
Ketika perempuan sudah melakukan hubungan seks dengan laki-laki, ia tak hanya menyatu secara fisik namun juga secara psikologis dan emosional.
Tingkat kesatuan ini lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki.
Laki-laki nakal biasanya memiliki emosi labil dan mereka cenderung spontan. Karena itu, biasanya mereka memiliki fantasi seks yang lebih liar dan unik.
Jadi laki-laki nakal biasanya mampu memberikan hubungan seks yang lebih memuaskan pada perempuan.
Karena itu, makin sulit bagi perempuan untuk lepas dari laki-laki nakal yang sanggup membuat dirinya merasa puas dan dicintai (oleh sebab produksi hormon oksitoksin pada tubuh).
3. Kortisol, Adrenalin, dan Norepinephrine
Ada sebuah mekanisme unik bernama 'ikatan trauma' yang bisa dibuat oleh manusia secara otomatis.
Ketika kita terus-menerus mengalami stress atau ketakutan, tubuh akan memproduksi hormon dopamin alias hormon yang bisa menimbulkan efek bahagia.
Kadang, secara tak sadar kita justru ingin untuk mengalami stress dan ketakutan lagi demi mendapatkan suntikan hormon dopamin dari tubuh.
Baca Juga : Perempuan Cantik Ini Muntah 100 Kali Sehari, Ternyata Ini yang Terjadi!
Mekanisme dalam tubuh inilah yang membuat perempuan secara tak sadar sulit terlepas dari pasangannya yang jahat.
Walau sudah disakiti baik secara fisik maupun psikis, rasa sakit dan takut itu pada akhirnya mendorong produksi hormon dopamin.
Efek yang ditimbulkan setelah itu justru bisa membuat ketergantungan secara tak sadar pada diri perempuan.
4. Serotonin
Ketika jatuh cinta, produksi hormon serotonin akan turun sangat jauh hingga berada di level yang sama dengan penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Serotonin adalah hormon yang mengatur keseimbangan mood dan membuat kita bisa berpikir dengan logika.
Bayangkan apa yang akan terjadi pada kita saat tubuh kekurangan serotonin?
Kurangnya hormon serotonin juga membuat orang terpicu untuk melakukan hubungan seks.
Jadi, tubuh memang memiliki mekanisme untuk mencari kepuasan dan keselamatan dirinya dengan mencari sokongan rasa bahagia dan puas (misalnya melalui hubungan seks yang menimbulkan efek senang).
Inilah alasan laki-laki yang jahat (suka menghilang tiba-tiba lalu kembali lagi atau suka marah-marah kemudian baik kembali) bisa membuat kita menunggu-nunggu seharian.
Kita bisa memikirkan mereka terus dan bahkan makin cinta. Tak heran, sangat sulit untuk lepas dari hubungan yang menyulitkan.
Manfaat memiliki kekasih bad boy
Banyak pihak yang menyayangkan mengenai pilihan perempuan yang justru tertarik dengan laki-laki nakal daripada baik-baik.
Namun, ternyata memiliki kekasih bad boy memiliki sederet manfaat lo, Moms!
Apa saja? Berikut ulasannya dikutip dari Kompas.com.
1. Berpengaruh positif untuk kesehatan
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rahasia panjang umur dan hidup sehat adalah banyak tertawa dan bersenang-senang.
Nah, kaum bad boy merupakan pilihan tepat bagi para perempuan yang belum siap membina hubungan serius.
Sebab, laki-laki takut komitmen ini akan melambungkan hasrat dan emosi untuk selalu merasa bahagia, tak berbatas aturan, dan minim beban. Benar-benar seru!
Baca Juga : Terungkap! Ternyata Fadel Islami Berambisi Ingin Jadi Aktor, Dompleng Popularitas Muzdalifah?
2. Membuka pikiran dan pandangan luas
Bad boy biasanya tergolong laki-laki yang punya jiwa nekat. Mereka berani dan impulsif dalam menghadapi tantangan hidup untuk mengubah impian menjadi kenyataan.
Saat bersamanya, Moms yang mungkin terbiasa hidup dalam zona nyaman akan merasa terpicu untuk bisa mewujudkan hal-hal yang selama ini dianggap mustahil.
3. Seorang bad boy juga manusia biasa yang ingin cinta sejati dan menikah
Memiliki kekasih seorang bad boy bisa melatih diri sendiri menjadi orang yang lebih baik.
Sebab, pada dasarnya bad boy bukanlah karakter laki-laki, melainkan hanya sebuah fase dalam hidup laki-laki.
Seorang bad boy pun juga menginginkan sebuah hubungan serius dan penuh cinta. Maka dari itu, jangan sampai Moms salah langkah, dengan memaksa dan mengharapkannya untuk berubah.
Sebab, yang bisa dilakukan adalah memberikan contoh yang baik kepada si dia.
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR