Perhatikan, Ini Tanda-tanda Vagina yang Tidak Begitu Sehat

By Bonita Ningsih, Selasa, 28 Februari 2017 | 06:30 WIB
Vagina Terasa Gatal Dan Berbau? Ini Yang Harus Mama Lakukan (Gisela Niken)

Nakita.id - Menjaga vagina agar tetap sehat menjadi suatu kewajiban bagi kaum perempuan. Berbagai produk kesehatan untuk perawatan vagina pun banyak tersedia di pasaran, menunjukkan bahwa kesehatan vagina adalah masalah bagi banyak kaum perempuan.

Namun, apakah Mama sebenarnya tahu bagaimana seharusnya vagina yang sehat? Apakah yang tidak pernah mengeluarkan cairan? Yang tidak berbau? Yang tidak gatal atau nyeri? Mama bisa mengasumsikannya apa saja sesuai pengalaman Mama, tetapi benarkah kondisi tersebut yang membuktikan bahwa vagina Mama sehat atau tidak?

Berita baik untuk Mama, sebenarnya kondisi vagina pada umumnya sehat sepanjang waktu. Tetapi jika Mama ingin memastikannya lebih jauh, dokter biasanya akan memaparkan tanda-tanda vagina yang tidak begitu sehat:

Mengalami Nyeri Jika vagina Mama terasa nyeri, maka dapat diduga ada gangguan pada vagina. Melissa Goist, Asisten Profesor Kebidanan dan Kandungan di The Ohio State University Wexner Medical Center mengatakan, rasa nyeri yang terjadi pada vagina selalu menjadi perhatian.

"Nyeri yang terjadi pasca hubungan seksual dapat mengindikasikan masalah. Perempuan dapat terkena infeksi pada bibir vagina, atau infeksi virus yang menyebabkan ketidaknyamanan tanpa keluarnya cairan abnormal pada vagina," ungkap Goist.

Gatal Sama seperti bagian tubuh lainnya, vagina yang terasa gatal sebenarnya normal dan sehat, terutama pada bagian vulva. Namun, jika vagina terasa gatal terus-menerus, itu menunjukkan ada masalah di dalamnya. Goist menyarankan agar Mama segera memeriksakan diri ke dokter jika menemukan masalah seperti itu.

Bengkak Tanda-tanda vagina yang tidak sehat ini biasanya terlihat pada bagian labia (bibir vagina). Namun, pembengkakan ini kata Goist sering menjadi masalah yang besar dan mengkhawatirkan. "Vagina sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi setiap hari. Perubahan tersebut dapat memengaruhi keseimbangan pH-nya hingga menyebabkan bau dan pembengkakan," ungkap Goist.

Bengkaknya vagina juga dapat terjadi karena faktor antibiotik, spermisida, peningkatan frekuensi seks, ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh kehamilan atau menyusui, perubahan diet, stres, dan olahraga.

Penyembuhannya pun tidak lah sulit, cukup mengatur pola makan yang sehat dan konsumsi obat khusus. Namun, jika hal tersebut tidak membantu, disarankan untuk periksa ke dokter spesialis.

Mengeluarkan cairan yang tidak biasa Cairan yang normal pada vagina ialah yang berwarna putih bening. Sama seperti bagian tubuh lainnya, seringkali muncul tanda-tanda yang tidak normal pada cairan vagina. Misalnya, warnanya berubah menjadi kuning atau kehijauan, cairan yang keluar lebih kental dan memiliki tekstur berbeda dari biasanya, serta berbau dan gatal, demikian menurut dokter kandungan dan kebidanan Pari Ghodsi, MD. "Sulit untuk menentukan apakah cairan kita ini normal atau tidak. Untuk itu perlu ada pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh dokter," kata Goist.

Penumpukan kotoran Meskipun pada dasarnya vagina dapat membersihkan diri sendiri, namun bisa juga menumpuk kotoran di sekitar alur vagina yang disebut smegma, demikian menurut Sherry A. Ross, MD, pakar kesehatan perempuan dan penulis buku She-ology: The Definitive Guide to Women’s Intimate Health. Period. Smegma berwarna putih kekuningan, yang merupakan hasil penumpukan kotoran di sekitar vagina. Jelas, ini merupakan tanda vagina yang tidak begitu sehat.

Membersihkan vagina sama pentingnya dengan membersihkan bagian tubuh lainnya agar tetap sehat dan terawat. "Karena merupakan pertemuan antara keringat dan air seni, apalagi posisinya di dekat dengan anus, vagina harus dibersihkan secara teratur untuk mencegah kotoran, penumpukan bakteri, serta menghindari bau tidak sedap pada bagian vagina," katanya.

Cara sederhana untuk membersihkan vagina adalah mencucinya dengan air mengalir (dari shower) dan sabun yang ringan. "Tidak dianjurkan menggunakan semprotan air obat saat membersihkan vagina," lanjut Ross.

Memiliki benjolan di labia Tanda-tanda vagina yang tidak begitu sehat adalah munculnya jerawat di area labia. Ya, vagina ternyata juga bisa berjerawat. Hal ini karena vagina memiliki kelenjar keringat dan folikel rambut yang rentan terhadap penumpukan kotoran. "Membersihkan vagina secara teratur sangat penting untuk mencegah penumpukan bakteri, jerawat, dan bau busuk," ujar Ross.

Jika menemukan jerawat di daerah vagina, Ross menyarankan untuk mengompres bagian yang berjerawat dengan air hangat. Hindari menggunakan krim wajah atau apa pun yang seharusnya diaplikasikan pada wajah. Jika Mama tidak yakin apa yang harus dilakukan, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis. Jangan menyepelekan masalah vagina tanpa pemeriksaan dari dokter.

"Vagina yang tidak mendapat perawatan secara baik akan berakibat dalam jangka waktu panjang. Ingatlah, masalah yang berkepanjangan dapat memakan waktu lebih lama untuk pengobatan," kata Dr. Goist.