Penyebab dan Gejala Krisis Identitas, Tanpa Sadar Dialami Banyak Orang

By Fadhila Afifah, Selasa, 11 Desember 2018 | 19:14 WIB
Penyebab krisis identitas (Pexels)

Nakita.id - Apakah Moms pernah atau bahkan sering mempertanyakan siapa sebenarnya diri Moms?

Atau menanyakan apa tujuan Moms hidup di dunia?

Jika demikian, Moms mungkin akan melalui apa yang disebut krisis identitas.

Istilah "krisis identitas" pertama kali datang dari psikolog perkembangan dan psikoanalis, Erik Erikson.

Dia memperkenalkan ide-ide krisis identitas remaja serta krisis paruh baya, dan percaya bahwa kepribadian berkembang dengan menyelesaikan krisis dalam kehidupan.

Baca Juga : Benarkah Anjing Dapat Membantu Mendeteksi Kanker Pada Seseorang?

Jika Moms mengalami krisis identitas, mungkin mempertanyakan rasa diri atau identitas Moms.

Ini sering dapat terjadi karena perubahan besar atau stressor dalam kehidupan, atau karena faktor-faktor seperti usia atau kemajuan dari tahap tertentu (misalnya, sekolah, pekerjaan, atau masa kanak-kanak).

Gejala krisis identitas

Memiliki krisis identitas bukanlah kondisi yang dapat didiagnosis, jadi tidak ada “gejala” yang khas seperti pilek atau flu.

Sebaliknya, inilah tanda-tanda Moms mungkin mengalami krisis identitas:

Baca Juga : Inilah yang Terjadi Pada Paru-paru Bila Menghirup Udara Kotor

- Sering mempertanyakan siapa diri Moms - secara keseluruhan atau berkaitan dengan aspek kehidupan tertentu seperti hubungan, usia, atau karier.

- Mengalami konflik pribadi yang besar karena pertanyaan tentang siapa diri Moms atau peran dalam masyarakat.

- Perubahan besar baru-baru ini terjadi yang telah memengaruhi perasaan diri, seperti perceraian.

- Mempertanyakan hal-hal seperti nilai, spiritualitas, keyakinan, minat, atau jalur karier yang berdampak besar pada cara Moms melihat diri sendiri.

- Mencari lebih banyak arti, alasan, atau semangat dalam hidup.

Benar-benar normal untuk mempertanyakan siapa diri kita, terutama karena kita berubah sepanjang hidup.

Baca Juga : 5 Sumber Polusi di Dalam Rumah yang Sering Terabaikan, Catat!

Namun, ketika mulai mempengaruhi pemikiran atau aktivitas harian, Moms mungkin mengalami krisis identitas.

Apakah krisis identitas sesuatu yang lebih serius?

Setiap jenis krisis juga dapat menyebabkan penurunan kesehatan mental seseorang.

Misalnya saat Moms melihat diri atau kehidupan Moms secara negatif, terbukti bisa memicu depresi yang lebih serius.

Jika Moms memiliki tanda-tanda depresi, pertimbangkan mencari bantuan.

Terlebih bila pernah berpikir ingin bunuh diri, ini merupakan pertanda serius dari gejala depresi.

Gejala depresi dapat meliputi:

Baca Juga : Jangan Berteriak, Lakukan Hal Ini Bila Si Kecil Suka Menggigitl

- Perasaan depresi atau perasaan putus asa atau tidak berharga

- Kehilangan minat pada hal-hal yang pernah dinikmati

- Kelelahan

- Lebih cepat marah

- Perubahan nafsu makan atau berat badan

- Masalah dengan konsentrasi, tingkat energi, motivasi, dan tidur

Baca Juga : Gejala dan Penyebab Perilaku Seksual Kompulsif Alias Kecanduan Seks

Penyebab krisis identitas

Meskipun sering dianggap terjadi pada usia tertentu (misalnya, di usia remaja atau selama "krisis setengah baya"), krisis identitas dapat terjadi pada siapa pun, dari segala usia, pada titik mana pun dalam kehidupan seseorang.

Sering kali, krisis identitas atau masalah kesehatan mental lainnya dapat muncul karena tekanan hidup yang besar.

Pemicu stres ini tidak harus buruk, tetapi mereka masih dapat menyebabkan banyak stres, yang membuat seseorang akhirnya mempertanyakan siapa dirinya dan apa yang patut dihargai.

Stressor atau pengalaman yang memicu tekanan dapat meliputi:

Baca Juga : Studi : Anak Tidur Cukup Berpengaruh Pada Kesehatan Saat Dewasa

- Menikah

- Bercerai atau berpisah

- Bergerak

- Mengalami peristiwa traumatis

- Kehilangan orang yang dicintai

- Kehilangan atau mendapatkan pekerjaan

- Masalah kesehatan yang baru diketahui

Baca Juga : Cara Seru Sharena Delon Membangun Kedekatan Emosional Bersama Ryshaka, Cocok Ditiru!

Ini dan stressor lainnya pasti bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari dan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri.

Satu penelitian baru menemukan bahwa faktor-faktor seperti dukungan sosial, tingkat stres, dan masalah kesehatan semuanya dapat memengaruhi perkembangan krisis paruh baya yang sering disebut.

Mengatasi krisis identitas

Mempertanyakan rasa diri sendiri mungkin membuat stres, tetapi itu sebenarnya bisa menjadi hal yang baik dalam jangka panjang.

Baca Juga : Tak Selalu Karena Orang Ketiga, Ini 7 Kepribadian Pemicu Perceraian Menurut Ahli

Mengetahui siapa diri sendiri lebih baik dan beradaptasi dengan perubahan dapat membantu Moms tumbuh sebagai pribadi yang baru yang lebih baik.