Jadi Kebiasaan, Risiko Depresi Bisa Meningkat karena Hal Sepele Ini

By Anisa Annan, Sabtu, 23 Maret 2019 | 18:12 WIB
Risiko depresi dapat meningkat karena kebiasaan sepele ini (rawpixel.com)

Nakita.id - Gangguan kesehatan mental bukan hal yang patut diremehkan.

Siapapun dapat mengalami gangguan kesehatan mental, salah satunya depresi.

Laman WebMD memuat jika depresi merupakan perasaan sedih yang begitu kuat, diiringi rasa putus asa dan tak dapat melihat hal baik atas diri sendiri.

Depresi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, membuat kita tak bisa melaksanakan kegiatan karena perasaan negatif yang terlalu kuat.

Baca Juga : Hati-hati, Media Sosial Terbukti Timbulkan Depresi Hingga Kesepian!

Secara medis, memang depresi dipengaruhi oleh kondisi kimiawi dalam otak yang tidak stabil, penyebabnya seringkali terlalu kompleks.

Namun beberapa hal sepele yang jadi kebiasaan kita sehari-hari ternyata juga bisa meningkatkan risiko depresi.

Melansir Reader's Digest, ada beberapa hal yang kelihatannya normal dilakukan sehari-hari, tapi di baliknya penelitian telah membuktikan hal-hal ini memiliki kaitan erat dengan depresi.

Moms perlu mewaspadai gaya hidup sehari-hari, bisa jadi hal itu memiliki kemungkinan tingkatkan risiko depresi.

Simak 4 kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa meningkatkan risiko depresi.

Baca Juga : Hamil 3 Bulan Puasa: Panduan Sahur dan Buka Puasa yang Tepat

1. Konsumsi makanan dalam kemasan

Konsumsi camilan tak bisa dipungkiri merupakan bagian dari keseharian.

Aneka makanan dan jajanan dalam kemasan kerap kita konsumsi ketika merasa bosan, atau malah kita anggap sebagai penawar rasa sedih.

Namun ternyata efeknya berkebalikan jika Moms mengonsumsinya berlebihan.

Baca Juga : Si Kecil Pernah Mengalami Ini? 5 Indikasi Anak Butuh Peran Moms

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychiatry, ditemukan jika konsumsi makanan olahan secara berlebihan justru dapat memicu depresi.

Dari 3.000 partisipan yang diamati kebiasaan makannya, para peneliti menemukan bahwa mereka yang sering mengonsumsi makanan-makanan olahan berkemasan memiliki tingkat depresi paling tinggi.

2. Terlalu banyak terpapar informasi

Semakin majunya teknologi, tak asing lagi kebiasaan kita mengakses informasi dari berbagai gadget.

TV, handphone, komputer, dan aneka gadget sering digunakan dalam satu waktu yang sama.

Moms mungkin sering bermain ponsel sambil menonton TV, dan ini bukan hal yang aneh terjadi di era kemajuan teknologi.

Maka tentunya hal ini membuat kita lebih sering dan lebih banyak terpapar informasi, dari media massa maupun media sosial.

Mendapatkan informasi dari berbagai media memang dapat memperluas wawasan, tetapi penelitian justru menemukan jika terlalu banyak terpapar media malah meningkatkan tanda-tanda depresi.

Tak hanya itu, terlalu banyak mencerna informasi juga meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan sosial.

Baca Juga : Nia Ramadhani Emosi Mengetahui Cita-cita Mikhayla, Ini Cara Arahkan Si Kecil Pilih Cita-cita agar Sukses

3. Jarang berolahraga

Terlalu banyak duduk menonton TV menikmati waktu bersantai ternyata dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental lo, Moms.

Jarang bergerak dan berolahraga dapat meningkatkan risiko depresi.

Sebab otak akan memproduksi zat kimia pemicu rasa senang ketika tubuh kita aktif bergerak, dan dapat menurunkan risiko depresi.

Semakin jarang kita bergerak maupun berolahraga, semakin kecil pula kesempatan otak memproduksi zat-zat ini.

4. Tidur terlalu larut

Bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, tidur terlambat ternyata berefek pula pada kesehatan mental.

Tak sekadar mengistirahatkan tubuh, tidur pun bisa menjadi cara untuk memperbaiki suasana hati.

Baca Juga : BERITA POPULER: Hal Sepele yang jadi Pemantik Isu Perceraian Hingga Terawangan Mbah Mijan Tentang Keluarga Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama

Riset membuktikan orang-orang yang tidur lebih larut cenderung banyak mengalami pikiran negatif sepanjang hari.

Pikiran negatif memiliki kaitan erat dengan depresi.

Agar terhindar dari gangguan kesehatan mental ini, Moms sebaiknya mengoptimalkan waktu tidur.

Paling telat sebelum pukul 12 dini hari Moms sebaiknya telah terlelap agar tubuh mendapatkan istirahat cukup serta suasana hati lebih baik esok harinya.