Selalu Setia Pada Pasangan Cegah Penyakit Menular Seksual yang Bahayakan Ibu dan Janin

By Soesanti Harini Hartono, Sabtu, 21 April 2018 | 20:22 WIB
Setia pada pasangan adalah kunci menghindari penyakit menular seksual yang dapat membahayakan organ reproduksi perempuan. (Thinkstock)

Namun, ada juga beberapa PMS yang mempunyai gejala walau tidak terlalu kentara, seperti trikomoniasis dan gonore. Bila terdiagnosis mengidap PMS ini, dokter akan melakukan pengobatan dengan antibiotik.

Pada tahap yang sudah lanjut, PMS bisa memunculkan gejala, seperti benjolan/luka/kuti di dekat mulut, anus, penis/vagina, pembengkakan atau kemerahan dekat penis/vagina, ruam kulit, nyeri usai buang air kecil.

Gejala lain berat badan turun drastis akibat diare berkepanjangan, berkeringat pada malam hari, gatal-gatal, nyeri, demam, dan menggigil, kulit terlihat kuning.

Pada perempuan, vagina berbau tidak sedap dan muncul keputihan yang tidak wajar (berwarna kehijauan pekat dan berbau menyengat), perdarahan dari vagina, nyeri saat berhubungan seks dan gatal patal pada area vagina.

BACA JUGA: Ini Dia 6 Cara Asyik Mengganti Popok Bayi Agar Moms Tak Kerepotan

PMS dapat menjadi penyebab infertilitas, terutama pada perempuan, dengan cara memengaruhi kemampuan fungsi motilitas tuba fallopi (saluran telur). Akibatnya, sperma atau ovum (sel telur) tak bisa melalui saluran ini dengan baik.

Sekitar 10—40% perempuan yang terinfeksi klamidia, akhirnya menderita radang panggul.

Pasca-infeksi, perempuan mantan  penderita klamidia mungkin saja didiagnosis mengalami kerusakan tuba fallopi.

Diduga, hal ini berkontribusi terhadap 30—40% dari keseluruhan kasus ketidaksuburan pada perempuan.