Selama Ini 'Dituduh' Penyebab Hipertensi, Ahli Gizi Malah Sebut Bermanfaat, Inilah yang Menyebabkan Santan Menjadi Berbahaya

By Gabriela Stefani, Jumat, 22 Mei 2020 | 11:36 WIB
Kebiasaan memasak yang membuat santan menjadi berbahaya (Reporter Sajian Sedap)

Nakita.id – Memasuki hari raya, banyak makanan khas lebaran yang akan dihidangkan.

Bahkan satu hari sebelumnya umumnya sudah sibuk memperisapkan agar makanan sudah siap saji di pagi hari.

Baca Juga: Resep Opor Ayam Lebaran Kuah Merah, Cocok Untuk Pecinta Pedas

Beberapa makanan yang dihidangkan mayoritas bersantan seperti opor ayam dan rendang.

Penggunaan air perahan kepala yang sudah diukur ini memang dikenal bisa meningkatkan cita rasa masakan sehingga terasa lebih gurih dan nikmat.

Baca Juga: Hindari 9 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat membuat Ketupat Lebaran

Namun, karena dianggap dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi, makanan itu terpaksa dihindari oleh sebagian orang.

Apakah Moms termasuk yang demikian? Benarkah masakan bersantan bisa sebabkan hipertensi?

Melansir buku Hipertensi Bukan untuk Ditakuti (2014) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz, anggapan mengenai mengonsumsi masakan bersantan bisa menyebabkan hipertensi, tidak sepenuhnya keliru.

Masakan bersantan memang sebaiknya dihindari, khususnya bagi siapa saja yang telah menderita hipertensi.

Baca Juga: Rahasia Proses Memasak Ketupat, Berapa Lama Merebus Jadi Kuncinya

Selain bersantan, masakan khas Indonesia biasanya tinggi lemak dan kolesterol.

Saat santan dikonsumsi dalam bentuk segar, misalnya diperas menggunaan air hangat sebenarnya tidak masalah bagi kesehatan.

Baca Juga: Resep Masakan Lebaran: Kreasi Rendang Kering Khas Padang yang Nendang!

Tapi, saat dihangatkan dan minyak dalam masakan diolah berkali-kali, seperti direbus atau digoreng, maka minyak tersebut bisa berubah menjadi lemak trans atau lemak jenuh yang berbahaya bagi tubuh dan saluran pembuluh darah.

Hal inilah yang seringkali menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Apalagi, kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menghangatkan masakan bersantan hingga beberapa kali.

Saat diwawancara, Ahli gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, juga menyebut santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik.

Santan kepala mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.

Tapi, cara memasak yang salah, bisa menyebabkan lemak pada santan berubah menjadi lemak jenuh.

Baca Juga: Resep Masakan Lebaran: Daging Opor Hijau, Menu Unik Pencuri Perhatian

Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Maka dari itu, dianjurkan bagi siapa saja untuk mengurangi konsumsi masakan bersantan yang dimasak terlalu lama atau dipanaskan berulang kali.

Selain itu, konsumsi masakan bersantan berlebihan juga tak baik bagi kesehatan.

Baca Juga: Bosan dengan Opor yang Itu-itu Saja? Yuk Coba 7 Kreasi Opor Ini!

Pasalnya, tetap saja santan merupakan sumber lemak yang bisa meningkatkan kadar lemak darah pada tubuh dan membuat berat badan naik.

"Konsumsi santan secara berlabihan tentu tidak baik," kata Rista saat diwawancara Kompas.com, Kamis (21/4/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Masakan Bersantan Bisa Sebabkan Hipertensi?"