Mulai Sekarang Ubah Kebiasaan Buang Minyak Jelantah ke Saluran Air Rumah, Bisa Sebabkan Hal Buruk Ini!

By Cecilia Ardisty, Kamis, 17 September 2020 | 11:43 WIB
Minyak jelantah jangan dibuang di saluran air rumah (freepik)

Nakita.id - Beberapa di antara kita pasti pernah membuang minyak jelantah ke saluran air rumah.

Ternyata kebiasaan membuang minyak jelantah ke saluran air rumah membahayakan lingkungan.

Lantas, mengapa membuang minyak jelantah ke saluran air rumah membahayakan lingkungan?

Baca Juga: Tak Baik untuk Kesehatan, Siapa Sangka Minyak Jelantah Justru Berguna untuk Mengatasi Berbagai Masalah Sulit di Dapur

Setelah selesai memasak dengan minyak goreng, biasanya minyak yang sudah digunakan akan dibuang atau disisihkan untuk dipakai kembali.

Namun, jika minyak yang telah digunakan itu telah dipakai berkali-kali dan berwarna agak kehitaman, maka penggunaan minyak tersebut sudah tidak bisa dipakai untuk menggoreng lagi.

Mungkin beberapa rumah tangga akan membuang minyak jelantah ini di saluran pembuangan air.

Baca Juga: Jangan Salah Sangka, Beberapa Jenis Minyak Sehat Ini Justru Kurang Baik untuk Memasak

Tetapi ternyata membuang minyak jelantah pada saluran pembuangan disebut-sebut bisa berdampak buruk bagi lingkungan.

Dilansir dari akun Instagram resmi Waste4Change, @waste4change mengungkapkan bahwa minyak jelantah sebaiknya tidak dibuang sembarangan ke saluran air.

Waste4Change adalah perusahaan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Apa dampak membuang jelantah ke saluran pembuangan?

Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI), Budiawan mengungkapkan bahwa minyak goreng bekas pakai sebaiknya diperlakukan sebagai limbah dan tidak boleh dibuang sembarangan.

Baca Juga: Tak Terpikirkan Ternyata 3 Bahan Ini Ampuh Menjernihkan Minyak Goreng Bekas, Yuk Cari Tahu Caranya

"Minyak goreng bekas pakai (jelantah) sepatutnya diperlakukan sebagai limbah dan tidak boleh dibuang sembarang (selokan), karena akan menghasilkan bau tidak sedap/tidak sehat," ujar Budiawan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Menurut Budiawan, bau tidak sedap ini kemungkinan berasal dari terurainya minyak jelantah menjadi senyawa kimia lain yang menjadi penyebab bau dan yang membuat perubahan warna.

Biasanya limbah yang berubah ini menjadi warna kuning kecoklatan, bahkan hitam.

Hal inilah yang membuat lingkungan menjadi kurang indah.

Budiawan mengatakan, alternatif yang aman untuk membuang minyak jelantah yakni dengan mengumpulkan minyak tersebut dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baca Juga: Baru Berusia 39 Tahun Suami Rey Utami Kena Stroke dan Jantung, Menggunakan Minyak Goreng Berulang Ternyata Bisa Jadi Pemicu!

"Sebaiknya dikumpulkan ke pengepul dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai ketentuan atau kebijakan KLHK untuk pengelolaan pembuangan limbah," ujar Budiawan.

Membuat angka BOD dan COD naik

Di sisi lain, Peneliti Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono menyampaikan, membuang minyak jelantah ke saluran air merupakan kebiasaan buruk.

Menurut Agus, di Jepang, minyak jelantah diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke tempat sampah.

"Di Jepang, minyak jelantah ditambah zat pemadat terlebih dulu sebelum dibuang ke tempat sampah sebagai bongkahan," ujar Agus saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Baca Juga: Awas Minyak Zaitun Tidak Boleh Dipanaskan, Ini Risikonya Kata Pakar!

Agus mengungkapkan, tindakan membuang minyak jelantah ke saluran air dapat membuat kualitas air di saluran air atau sungai menjadi kotor.

Selain itu, akibatnya yakni angka BOD dan COD mengalami peningkatan.

Artinya, jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme mengurai bahan organik menjadi semakin banyak, sementara kualitas air menurun.

Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan organik di dalam air.

Sementara, Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap oksigen untuk mengurai bahan organik.

Baca Juga: Beda dengan Minyak Goreng Biasa, Gwen Winarno Jelaskan Batas Pemakaian Minyak Zaitun Untuk Memasak

"BOD dan COD digunakan sebagai parameter kebersihan lingkungan air," lanjut dia.

Menilik dampak yang terjadi ketika minyak jelantah dibuang sembarangan, Agus mengatakan bahwa minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi beberapa produk.

"Minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi berbagai produk, seperti biodiesel, atau pun untuk pembuatan sabun.

Dan di beberapa Bank Sampah sudah bisa menampung jelantah ini unutk dimanfaatkan kembali," jelas Agus.

Baca Juga: Minyak Ini Paling Sehat Untuk Memasak, Sudah Moms Pakai Belum?

Servis Send Your Waste

Tak hanya itu, untuk mengatasi masalah limbah minyak jelantah, Waste4Change dapat membantu mengolah limbah minyak melalui servis Send Your Waste.

Dilansir dari akun Waste4Change, sebelum mengirim minyak jelantah ke pihak Waste4Change, sebaiknya calon pengirim menanyakan terlebih dulu apakah jasa ekspedisi sudah bisa menerima jenis pengiriman liquid/cairan.

Pastikan juga wadah yang digunakan untuk mengirimkan minyak ini tertutup rapat, tidak mudah bocor, dan aman.

Baca Juga: Bukan Cuma Minyak Zaitun, Ini 5 Minyak Goreng Layak Dipilih Lainnya

Minyak jelantah yang dikirim nantinya akan diolah menjadi bahan bakar biodiesel.

Sementara, limbah minyak jelantah yang diolah menjadi bahan bakar hayati merupakan wujud upaya konsep #CircularEconomy yang berperan dalam menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Buang Minyak Jelantah ke Saluran Pembuangan, Ini Dampaknya..."