Tak Disarankan Oleh WHO untuk Dikonsumsi, Ini Ciri Makanan Ultra Proses yang Wajib Dihindari untuk Nutrisi Si Kecil

By Ine Yulita Sari, Rabu, 3 Februari 2021 | 18:30 WIB
Ciri Makanan Ultra Proses yang Wajib Dihindari untuk Nutrisi Si Kecil (Freepik.com)

Nakita.id - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) mengungkapkan bahwa pada dua tahun pertama kehidupan seorang anak, pemberian nutrisi optimal sangat baik.

Pasalnya di usia dua tahun pertama anak, nutrisi membantu pertumbuhan yang sehat dan berguna bagi perkembangan kognitif-nya.

Baca Juga: Jangan Asal Memberi Asupan Nutrisi, Berikut Makanan Sehat untuk Anak Satu Tahun Menurut UNICEF

Nutrisi optimal juga dapat mengurangi risiko terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

Tak hanya itu, nutrisi juga dapat menjaga Si Kecil dari berkembanganya penyakit tidak menular di kemudian hari.

Baca Juga: Benarkah Ibu Puasa Bayi Mencret? Berikut Tips Menyusui Agar Nutrisi Si Kecil Tetap Aman Selama Ramadan

WHO juga merekomendasikan pola makan sehat untuk semua orang.

Pada bayi dan balita, pola hidup sehat tersebut mencakup menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, kemudian dilanjutkan sampai dua tahun atau lebih.

Disertai dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) variasi makanan yang adekuat, aman, dan padat gizi mulai usia enam bulan.

Garam dan gula sebaiknya tidak ditambahkan ke dalam pemberian MPASI.

Bagi dewasa, pola makan sehat termasuk mengkonsumsi buah, sayur, legume.

Dahulu kita terbiasa mengandalkan real food atau makanan asli sebagai makanan kita sehari-hari. 

Baca Juga: Memberikan MPASI Instan Anti Ribet Buat Nutrisi Si Kecil, Amankah?

Namun di zaman modern ini, kita cenderung mengonsumsi makanan olahan (processed food).

Seperti minuman ringan dalam kemasan (soft drinks) dan aneka keripik, yang di dalamnya terkandung pengawet, pemanis, pewarna buatan, perisa, dan umumnya mengandung tinggi gula dan garam.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Nutrisi Utama Bayi Baru Lahir, ASI Ternyata Punya Manfaat Lain yang Tak Terduga Bila Digunakan dengan Cara Ini

Makanan-makanan olahan tersebut dengan sangat cepat menggantikan makanan asli di seluruh dunia.

Berdasarkan kondisi di atas, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) akan meluncurkan sebuah dokumen mengenai “Bahaya Terselubung dari Makanan Ultra Proses” dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2021, pada Jumat (29/01/21).

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko dari makanan ultra proses ini sendiri.

Makanan ultra proses memiliki tiga ciri dasar, yakni pertama dibuat di pabrik dalam kemasan. 

Hal ini lah yang membuat produk siap saji yang dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja. 

Baca Juga: Resep MPASI Bergizi Bayi 11 Bulan: Pasta Bayam dan Keju Cottage

Produk ultra proses, lanjut dia, umumnya juga diiklankan secara komersial dengan tujuan untuk menggantikan makanan “asli”.

Makanan bentuk “asli” biasanya terdapat dalam jumlah kecil atau hampir tidak ada dalam produk ultra proses. 

Baca Juga: Bubur Apel Pir MPASI Bergizi Bayi 7 Bulan, Menu Kaya Vitamin dan Baik untuk Pencernaan Si Kecil

"Makanan ultra proses juga diolah dengan cara karbonasi, pemadatan, pengocokan, penambahan massa, dan pemipihan, pengurangan pembentukan busa, dan lain lain. Umumnya terdapat 5 atau lebih kandungan dalam makanan ultra proses," jelas Ketua Umum AIMI, Nia Umar.

Ciri lainnya pada makanan ultra proses akan ada satu atau lebih zat tambahan yang tidak pernah kita gunakan di dapur rumah tangga.

Bahan tambahan ini dapat berupa gula, minyak, garam, antioksidan, penstabil, dan pengawet.

Kasein, laktosa, protein whey dan gluten, minyak terhidrogenasi, protein hidrolisat, isolat protein kedelai, maltodekstrin, gula rafinasi, dan sirup fruktosa jagung konsentrasi tinggi.

"Zat tambahan lainnya juga berupa pewarna, penstabil warna, pengental, penambah rasa, dan pemanis non gula. Bahan bahan aditif ini membuat produk dengan rasa yang lebih mudah diterima," ungkapnya.