Awas! Anak Bisa Alami Gangguan Mental Karena 'Siblings Bullying'

By Fadhila Afifah, Senin, 26 Februari 2018 | 07:42 WIB
Siblings bullying mengakibatkan gangguan psikotik pada anak ()

Nakita.id - Moms, pertengkaran kakak dan adik saat masih kecil mungkin menjadi hal biasa.

Ada saja yang diributkan, misalnya saat mereka berebut mainan, saling ejek, atau bisa saja karena kakak suka usil dengan adiknya.

Moms, jika ini terjadi berulang-ulang, tandanya sedang terjadi 'sibling bullying' diantara mereka.

BACA JUGA:Konsumsi Jahe Setiap Hari Selama Satu Bulan, Lihat yang Terjadi

Jangan anggap tidak akan berdampak apapun pada kesehatan psikis mereka.

Nyatanya, sebuah penelitian membuktikan, anak yang menjadi korban sibling bullying di masa kecil punya kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami gangguan psikotik di usia dewasa.

Dikutip dari Science Daily, penelitian ini baru dilakukan oleh University of Warwick dan dipimpin oleh Profesor Dieter Wolke (penulis senior) di Warwick's Department of Psychology.

BACA JUGA:  Ini yang Terjadi Pada Tubuh Jika Rutin Makan Buah Naga di Pagi Hari

Ini merupakan studi pertama yang mengeksplorasi hubungan antara 'sibling bullying' dan perkembangan gangguan psikotik.

Hampir 3.600 anak-anak dari Avon Longitudinal Study of Parents and Children menyelesaikan kuesioner rinci tentang 'sibling bullying' pada usia 12 tahun, dan kemudian mengisi pemeriksaan klinis standar yang menilai gejala psikotik saat mereka berusia 18 tahun.

Dan sebanyak 664 remaja merupakan korban 'sibling bullying', 486 anak-anak pengganggu murni untuk saudara mereka.

Dan 771 anak-anak merupakan korban bullying, kejadian tersebut melibatkan saudara kandung dan diintimidasi saudara mereka pada usia 12 tahun.

BACA JUGA: Ampuh! 8 Cara Alami ini Bisa Usir Semut di Rumah. Yuk Coba Moms!

55 dari total 3.600 anak-anak dalam penelitian ini telah mengembangkan kelainan psikotik pada usia 18 belas tahun.

Para periset menemukan semakin sering anak-anak terlibat dalam sibling bullying, baik sebagai pengganggu, korban, atau keduanya, semakin besar kemungkinan mereka mengembangkan kelainan psikotik.

Anak-anak yang paling berisiko korban 'sibling bullying', dan yang keduanya menjadi korban dan menggertak saudara mereka (korban pengganggu).

BACA JUGA: Proses Kuret Ternyata Dilakukan Seperti Ini, Tidak Banyak yang Tahu

Sedangkan anak yang menjadi korban di rumah maupun oleh teman sekolah, empat kali lebih mungkin mengalami gangguan psikotik daripada mereka yang tidak terlibat dalam intimidasi sama sekali.

"Bullying oleh saudara kandung ini diabaikan sebagai trauma yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mental serius seperti gangguan psikotik," ungkap penulis senior, Profesor Dieter Wolke dari Departemen Psikologi Universitas Warwick.

"Anak-anak menghabiskan banyak waktu dengan saudara mereka di rumah dan jika mereka diintimidasi atau dikecualikan, ini dapat menyebabkan menyalahkan diri sendiri dan gangguan kesehatan mental yang serius," sambungnya.

BACA JUGA: Pakai Masker Kunyit di Area Mata 10 Menit, Lihat Hasilnya Mengejutkan!

Penulis pertama, Slava Dantchev, dari University of Warwick mengatakan risiko tinggi akan lebih mungkin terjadi  jika dialami di lingkungan sekolah.

"Meskipun kita mengendalikan faktor kesehatan mental dan sosialnya, tidak dapat diabaikan masalah hubungan sosial bisa menjadi tanda awal untuk mengembangkan masalah kesehatan mental yang serius," kata Dentchev.

Para peneliti ini menyimpulkan, orangtua dan profesional kesehatan harus diberi tahu tentang konsekuensi kesehatan mental jangka panjang, yang mungkin ditimbulkan oleh intimidasi saudara kandung (sibling bullying).

BACA JUGA: Mata Anak Meisya Siregar Alami Kondisi Ini Akibat Kebiasaan yang Tak Disadari

Gangguan psikotik yang dapat dialami saat usia dewasa seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, menyebabkan pikiran dan persepsi abnormal, dan sering melibatkan halusinasi atau delusi.

Penderitanya sering mengalami kesulitan dan perubahan perilaku serta mood dan memiliki risiko bunuh diri dan masalah kesehatan yang jauh lebih tinggi.