Biar Tak Bosan, Yuk Mengenalkan Keju Sebagai Makanan Selingan Anak

By David Togatorop, Minggu, 30 Oktober 2022 | 16:13 WIB
Keju bisa menjadi makanan selingan yang baik. (Freepik)

Nakita.id - Tentunya anak yang sudah mulai mengenal rasa makanan akan bosan bila disuguhkan hidangan yang itu-itu saja.

Karena itu, Moms bisa mengenalkan keju untuk makanan selingan.

Hasil olahan susu ini termasuk kaya gizi. Sayangnya, tinggi garam dan lemak. Hati-hati, bisa menyebabkan obesitas dan hipertensi.

Kebanyakan anak menjadikan keju sebagai penganan selingan favoritnya. Entah dimakan begitu saja ataupun yang disajikan sebagai isi dan topping.

Keju terbuat dari susu yang dipadatkan, sehingga keju pun memiliki kandungan zat gizi mirip susu yang kaya protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Malah, keju bisa dibilang sebagai makanan penambah protein dan kalori.

Ancar-ancarnya, setiap 100 gr keju mengandung 326 kalori. Beda dengan susu yang per 100 gr-nya hanya menyimpan 64 kalori.

Ditambah lagi, setiap  100 gr keju mengandung 22 gr protein.

Seperti diketahui, kalori merupakan sumber energi. Nah, buat anak yang sedang tumbuh dan berkembang, kalori amat dibutuhkan karena anak balita tengah giat-giatnya bereksplorasi.

Hal ini penting untuk perkembangan kecerdasannya. Bukankah dengan bereksplorasi, anak memuaskan rasa ingin tahunya, yang berarti pula melatih daya pikirnya?

Sedangkan protein amat berperan terhadap proses pembentukan otak itu sendiri. Dengan demikian, selain keju akan memacu pertumbuhan anak, perkembangan otaknya pun bisa terbantu.

Baca Juga: Makanan Ibu Menyusui Sandwich Daging Keju, Enak Bikin ASI Melimpah

Tak hanya itu, keju juga bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan pembentukan gigi.

Soalnya, keju pun menyimpan kalsium, yaitu 0,75 gr per 100 gr keju.

Memang, dibanding susu bubuk full cream yang kalsiumnya 895 mg per 100 cc, kalsium keju lebih rendah. Ini karena selama proses pembuatan keju itu sendiri, kadar kalsiumnya berkurang.

Namun dengan kalsiumnya itu, keju masih memiliki efek anti karies gigi.  

Sayangnya, keju – bisa diberikan setelah anak mendapatkan makanan padat, yaitu usia 6 bulan ke atas - tinggi kandungan garamnya, yaitu 1,5 gr per 100 gr keju.

Jika anak terlalu banyak mengonsumsi keju, dikhawatirkan saat dewasanya menderika hipertensi.

Selain itu, kebanyakan garam juga bisa menimbulkan gangguan pada metabolisme.

Ginjalnya akan bekerja terlalu berat akibat memetabolisme garam dan protein yang berlebihan.

Terutama, pada anak yang punya kelainan ginjal bawaan, seperti polycystic.

Untuk menghindari beban berlebihan pada ginjal, ada baiknya keju baru diberikan setelah anak berusia setahun.

Itu pun sehari tak lebih dari 100 gram. Selain itu, karena juga tinggi kandungan lemaknya, yaitu 20,3 gr lemak per 100 gr keju, tak seharusnya penganan ini diberikan setiap hari. Bisa menyebabkan obesitas bila dikonsumsi dalam jumlah besar. 

Baca Juga: Menu Pisang Bakar Cokelat Keju, Resep Makanan Memperlancar ASI Favorit Ibu Menyusui

Keju bukan pengganti susu

Meski keju terbuat dari susu, tak berarti bisa menggantikan susu.

Pasalnya, keju merupakan makanan padat yang kandungan airnya sangat minim.

Jadi, lebih dianjurkan minum susu karena batita dan balita butuh banyak asupan air, selain kandungan kalsium susu juga lebih tinggi.

Kalau memang si kecil tak mau minum susu, boleh saja ia diberi keju.

Misal, kita mau mengganti segelas susu dengan 3 lembar keju, ya, tidak apa-apa.

Asal jangan setiap hari ia diberi tiga lembar keju sebagai pengganti minum susu.

Bukannya keju tak bisa menggantikan susu dalam komposisi gizi 4 sehat 5 sempurna, tapi kandungan garam dan lemaknya yang tinggi itu yang mesti dicermati.

Untuk cairannya, kita memang bisa memberikan jus buah-buahan, seperti jeruk ataupun jus sayuran, seperti tomat dan wortel.

Sementara kebutuhan akan zat-zat gizi yang terkandung dalam susu bisa diperoleh dari makanan utamanya sehari-hari. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: Frittata Bayam Keju, Resep Makanan Ibu Hamil yang Dijamin Bergizi dan Lezat