Cari Tahu Waktu Sahur Terbaik Bagi Kesehatan Sesuai Anjuran Rasullah SAW

By Aullia Rachma Puteri, Selasa, 4 April 2023 | 02:30 WIB
Waktu sahur terbaik menurut anjuran Rasulullah SAW agar mendapat manfaat kesehatan (Freepik)

Nakita.id - Salah satu sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah sahur sebelum melaksanakan puasa Ramadan.

Namun ada waktu-waktu tententu yang dianjurkan agar Moms dan Dads bisa mendapatkan manfaatnya, yaitu manfaat kesehatan.

Kapan waktu terbaik untuk sahur menurut Rasulullah?

Simak selengkapnya di sini.

Waktu Sahur Terbaik Bagi Kesehatan Menurut Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menganjurkan mereka yang akan berpuasa pada siang hari untuk menyantap hidangan di waktu makan sahur.

Makan sahur sangat disunahkan bagi orang yang berpuasa.

Dalam sebuah hadits dikatakan:

“Sahurlah karena di sana terdapat keberkahan”. Makan sahur merupakan keringanan (rukhsah) bagi orang yang ingin mengerjakan puasa.

Menahan haus dan lapar seharian penuh tentu sangat memberatkan. Karenanya, Allah SWT mensyariatkan makan sahur dan buka puasa agar ibadahnya tidak terlalu berat.

Allah SWT sangat suka terhadap orang yang mengerjakan sesuatu yang sudah diringankan-Nya.

Mungkin sebagian dari umat Muslim masih belum tahu kapan waktu makan sahur paling utama di bulan puasa Ramadan?

Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengakhirkan sahur.

Baca Juga: Info Lengkap Jadwal Imsak dan Salat Wilayah Jakarta dan Bandung 31 Maret 2023

Anjuran Nabi ini terdapat dalam banyak hadits.

Misalnya hadits riwayat Ahmad, “Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”.

Menurut Abu Bakar Al-Kalabazi, maksud dari mengakhirkan sahur tersebut ialah makan sahur di sepertiga terakhir malam.

Dalam kitabnya Bahrul Fawaid disebutkan:

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الليل أسمع؟ قال: الثلث الأخير من الليل. وقد قال صلى الله عليه وسلم: من الفطرة تأخير السحور، أراد إن شاء الله أن يقع في الثلث الأخير من اليل ليكون فيه دعوة واستغفار فيجاب، وسؤال حاجة فتقضى

Artinya, “Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (do’a)?’ ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud mengakakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Karena pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT.”

Berdasarkan keterangan ini, tampaknya tujuan dari mengakhirkan sahur itu bukan semata makan dan minum, tetapi mesti diiringi dengan ibadah lainnya, seperti salat, dzikir, dan berdo’a.

Sebab itulah waktu terbaik untuk beribadah, terutama berdo’a.

Dilihat dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW sendiri, Beliau sangat terbiasa bangun tengah malam dan salat malam.

Sangat dimungkinkan jika Nabi SAW beribadah terlebih dahulu, baru makan sahur menjelang waktu subuh.

Berdasarkan kesaksian Hudzaifah, ia pernah makan sahur bersama Nabi Muhammad SAW saat menjelang subuh, (HR Ibnu Majah).

Baca Juga: 5 Jenis Makanan Ini Perlu Dihindari Ibu Hamil Saat Buka Puasa dan Sahur

Kesaksian Hudzaifah ini diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit.

Zaid pernah sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian setelah itu salat berjamaah. Ketika ditanya, berapa lama jarak antara selesai makan dan salat, Zaid menjawab, “Kisaran membaca lima puluh ayat,” (HR Ibnu Majah).

Dengan memperhatikan berbagai pendapat dan riwayat ini, dapat disimpulkan bahwa waktu paling baik makan sahur ialah di sepertiga terakhir malam, terutama menjelang waktu subuh.

Usahakan jarak antara makan dan waktu subuh tidak terlalu dekat, supaya makannya tidak terburu-buru da nada kesempatan untuk menyikat gigi.

Setelah melaksanakan sahur, kemudian umat muslim disunahkan untuk mengakhiri sahur.

Maksud dari mengakhirkan sahur tersebut ialah makan sahur di sepertiga terakhir malam.

Artinya, makan sahur disunahkan di bagian akhir atau mendekati fajar (subuh).

Adapun tujuan untuk mengakhiri sahur tak hanya makan dan minum.

Mengakhiri sahur ini juga diiringi dengan ibadah lainnya seperti salat, dzikir, dan berdoa.

Kendati demikian, tetap usahakan waktu makan dan waktu subuh tidak terlalu dekat.

Jarak antara makan dan waktu subuh ini, bisa digunakan untuk sahur dan bersiap-siap mempersiapkan diri untuk salat subuh.

Baca Juga: Ide Menu Sahur Anak Kos dengan Rice Cooker, Anti Ribet Anti Lama

Agar mendapat keberkahan, Rasulullah mengajurkan untuk makan dan minum sahur secukupnya dan tidak berlebihan.

Sebab, makan sahur dengan porsi banyak bukannya memperkuat puasa justru malah membuat sistem pencernaan terganggu.

"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 31)

Rasulullah sangat menyukai buah kurma sebagai hidangan buka puasa dan sahur.

Rasulullah bahkan menyebut kurma sebagai makanan terbaik untuk sahur.

"Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma." (HR Abu Dawud, Ibnu Hibban, Baihaqi).

Kebiasaan Rasulullah itu ternyata memang bisa dibuktikan secara ilmiah manfaatnya.

Rutin mengonsumsi kurma berdampak baik pada tubuh, di antaranya membuat tulang lebih sehat, sistem pencernaan lebih baik, dan meredakan stres.

Kandungan gula alaminya yang jika diolah tubuh akan berubah menjadi energi yang sangat dibutuhkan selama menjalani ibadah puasa.

Jadi jangan heran kalau makan kurma bisa membuat perut terasa kenyang lebih lama.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, usai makan sahur ada baiknya langsung menjalankan ibadah seperti salat Subuh dan membaca Alquran.

Baca Juga: Resep Menu Sahur Praktis Sayur Bayam yang Mudah Dibuat dan Bergizi

Oleh karenanya, Rasulullah menganjurkan untuk menyantap sahur mendekati waktu Subuh.

Agar setelah menjalankan aktivitas sahur bisa langsung menjalankan ibadah salat Subuh.

Kendati demikian, banyak orang merasa ngantuk usai bersantap sahur.

Alhasil, mereka lebih memilih untuk tidur sampai waktu azan Subuh tiba.

Padahal, tidur setelah sahur dapat membuat lebih cepat lapar di siang hari.

Lebih parahnya lagi, menyebabkan kadar asam lambung naik ketika bangun tidur.

Setelah sahur, jangan lupa untuk baca niat Puasa Ramadan.

Berikut bacaan niat puasa di bulan Ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Baca Juga: Kapan Sebaiknya Melakukan Mandi Wajib Setelah Berhubungan Intim Sebelum Sahur atau Sesudah? Ini Penjelasannya