Cara Menghitung Fidyah Ibu Hamil dan Menyusui, Landasannya Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 184

By Aullia Rachma Puteri, Jumat, 8 Maret 2024 | 18:30 WIB
Cara menghitung fidyah ibu hamil dan menyusui (Pexels.com/Thirdman)

Nakita.id - Menghitung fidyah bagi ibu hamil dan menyusui adalah praktik yang penting dalam agama Islam.

Fidyah adalah pembayaran kompensasi yang diberikan kepada mereka yang tidak mampu untuk berpuasa selama bulan Ramadan.

Bagi ibu hamil dan menyusui, ketika kondisi kesehatan mereka atau bayi yang mereka kandung tidak memungkinkan untuk berpuasa, fidyah menjadi solusi yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kewajiban agama mereka dengan cara yang sesuai dengan kondisi mereka.

Begini cara menghitung fidyah bagi ibu hamil dan menyusui sesuai dengan ajaran Islam.

Cara Menghitung Fidyah Ibu Hamil dan Menyusui

1. Mengetahui Dasar Hukum Fidyah

Sebelum membahas cara menghitung fidyah, penting untuk memahami dasar hukumnya dalam agama Islam.

Fidyah diperintahkan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 184, yang menyatakan bahwa bagi orang yang sakit atau dalam perjalanan, maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak beberapa hari yang lain, dan pada orang yang mampu (mengganti) sebanyak (jumlah hari itu), dan orang yang tidak mampu, maka (wajiblah berpuasa) sehari demi sehari.

Fidyah kemudian dijelaskan dalam ayat 185, bahwa membayar fidyah adalah alternatif bagi mereka yang tidak mampu untuk berpuasa.

2. Menghitung Nilai Fidyah

Nilai fidyah ditetapkan berdasarkan nilai makanan pokok yang lazim dikonsumsi di daerah tersebut.

Dalam beberapa mazhab, seperti Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali, nilai fidyah dihitung sebagai setengah mud (sekitar 610.354 gram) dari makanan pokok yang lazim dikonsumsi di daerah tersebut.

Baca Juga: Biaya Fidyah Puasa yang Harus Dibayarkan Lengkap dengan Kriteria yang Harus Membayarnya

Sedangkan dalam Mazhab Maliki dan Mazhab Hanafi, nilai fidyah dihitung sebagai seperempat mud (sekitar 305.177 gram).

Makanan pokok yang lazim dikonsumsi bisa berupa beras, gandum, atau jenis makanan pokok lainnya yang biasa dijadikan sebagai sumber karbohidrat utama.

3. Penyesuaian Nilai Fidyah

Nilai fidyah bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi ekonomi dan harga-harga di masing-masing daerah.

Oleh karena itu, penting untuk mengkonsultasikan dengan otoritas keagamaan atau tokoh agama setempat untuk mengetahui nilai fidyah yang tepat berdasarkan kondisi di daerah Moms.

4. Mengetahui Waktu Pembayaran Fidyah

Fidyah harus dibayar pada setiap hari yang terlewatkan dari puasa Ramadan.

Jika seorang ibu hamil atau menyusui tidak mampu untuk berpuasa sepanjang bulan Ramadan, maka fidyah harus dibayarkan untuk setiap hari yang terlewatkan tersebut.

Pembayaran bisa dilakukan setelah bulan Ramadan atau sebelum hari raya Idul Fitri, tetapi sebaiknya dibayarkan sesegera mungkin setelah hari yang terlewatkan agar kewajiban agama tersebut bisa dipenuhi dengan segera.

5. Menghitung Jumlah Hari yang Terlewatkan

Ibu hamil dan menyusui harus menghitung jumlah hari puasa yang mereka lewatkan selama bulan Ramadan.

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Bayar Puasa Fidyah untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Jumlah hari ini akan menjadi dasar untuk menghitung jumlah fidyah yang harus dibayar.

6. Mengalikan Jumlah Hari dengan Nilai Fidyah

Setelah mengetahui jumlah hari yang terlewatkan dan nilai fidyah per hari, langkah selanjutnya adalah mengalikan kedua nilai tersebut untuk mendapatkan total jumlah fidyah yang harus dibayar. Misalnya, jika nilai fidyah per hari adalah setengah mud beras dan ibu hamil atau menyusui telah melewatkan 10 hari puasa, maka total fidyah yang harus dibayar adalah 10 x 0,5 mud beras.

7. Menyusun Rencana Pembayaran Fidyah

Setelah mengetahui total jumlah fidyah yang harus dibayar, ibu hamil atau menyusui perlu menyusun rencana pembayaran fidyah sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Pembayaran bisa dilakukan secara tunai atau dengan menyumbangkan makanan pokok kepada mereka yang membutuhkan.

8. Konsultasikan dengan Otoritas Keagamaan

Jika masih ada keraguan atau kebingungan dalam menghitung fidyah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan otoritas keagamaan atau tokoh agama setempat. Mereka akan dapat memberikan panduan yang lebih spesifik sesuai dengan praktek dan tradisi keagamaan yang berlaku di masyarakat Moms.

9. Berdoa dan Mentaati Perintah Agama

Terakhir, saat membayar fidyah, seorang ibu hamil atau menyusui harus mengiringinya dengan doa dan niat yang tulus untuk menunaikan kewajiban agama dengan sebaik-baiknya. Mentaati perintah agama adalah langkah penting dalam memperkuat iman dan hubungan spiritual dengan Tuhan.

Menghitung fidyah bagi ibu hamil dan menyusui adalah praktik penting dalam Islam untuk memastikan bahwa kewajiban agama tetap dipenuhi meskipun dalam kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk berpuasa.

Dengan memahami dasar hukum, menghitung nilai fidyah, dan mengikuti prosedur yang tepat, ibu hamil dan menyusui dapat memenuhi kewajiban agama mereka dengan tenang dan penuh keyakinan. Semoga artikel ini membantu menjelaskan proses menghitung fidyah dengan lebih jelas bagi para ibu hamil dan menyusui yang membutuhkannya.

Baca Juga: Ibu Hamil Tidak Puasa Ramadan, Wajib Bayar Fidyah atau Qadha Puasa?